AUTHOR POV.
Seulgi dan Jisoo sedang ada di kamar Seulgi, mereka meminta pada Jennie untuk tidur satu kamar dan sudah semalam mereka tidur sekamar.
Hari ini hari ketiga manusia berada di istana bangsa kucing, selama itu juga mereka hanya akan bertemu dengan Lisa saat jam makan siang dan malam saja. Tidak tau kenapa sulit sekali untuk bertemu dengan sahabatnya itu, tapi baik Seulgi maupun Jisoo, keduanya hanya diam dan berbicara dengan satu sama lain saja.
"Ini sudah mau sore dan 2 jam lagi kita akan makan malam. Dan hanya waktu makan saja kita bertemu dengannya, Kira-kira kenapa dia sulit sekali untuk datang menemui kita, Chu?." Tanya Seulgi sambil melihat Jisoo yang berbaring di sebelahnya.
Jisoo pun terdiam sebentar kemudian dia mengangkat bahunya tidak tau. "Mungkin dia sibuk dengan kekasihnya. Cih! Kita ikut bersamanya karena khawatir dia akan diapa-apain oleh manusia-manusia setengah kucing itu, tapi sepertinya dia bahagia saja berada di sini." Balas Jisoo dengan nada sedikit kesal.
Seulgi menghela nafas kemudian bangun dari berbaring nya. "Tapi Chu.. Terkadang saat makan, kau perhatiin Lisa tidak? Dia selalu memijat keningnya, apa dia sakit? Tapi wajahnya tidak pucat. Atau jangan-jangan..." Seulgi menghentikan bicaranya membuat Jisoo penasaran, dengan tergesa manusia chikin itu ikut bangun juga kemudian menggoyangkan lengan Seulgi.
"Jangan-jangan apa?! Yak! Kalau bicara itu jangan setengah-setengah!." Ucap Jisoo kesal.
Seulgi terkekeh kemudian melihat ke arah pintu memastikan tidak akan ada yang akan masuk ke dalam kamar mereka lalu dia mendekatkan bibirnya ke telinga Jisoo dan melanjutkan kalimatnya, tapi dengan cara berbisik sepelan mungkin.
"Jangan-jangan mungkin saja wanita kucing itu memberikan racun pada sahabat kita!."
Mendengar ucapan sahabatnya itu, Jisoo melotot lalu memukul pucuk kepala Seulgi. "Yak! Kau kalau bicara yang benar! Mana mungkin wanita itu tega. Kau ini haishhhh." Jisoo berdecak kesal sambil menggeleng tidak percaya akan ucapan Seulgi.
Seulgi mengusap pucuk kepalanya dengan mempoutkan bibirnya lalu menampar pelan lengan Jisoo. "Ya.. Kan aku bilang mungkin! Mungkin chikin! Bagaimana jika dia hanya berpura-pura mencintai Lisa dan yang sebenarnya adalah dia tidak mencintai sahabat bodoh kita itu. Bagaimana jika dia hanya mengincar Lisa lalu mengambil darah si poni untuk tujuannya pribadi!."
Puk!.
Sekali lagi Jisoo memukul keras pucuk kepala Seulgi, tidak habis pikir dengan otak sahabatnya itu!. "Kau kira dia vampir hah?! Dia itu kucing mana ada kucing menyukai darah bodoh!. Dasar beruang kutub! Kau terlalu banyak menonton film vampir." Ketus Jisoo.
Seulgi yang tidak terima pun membalas pukulan Jisoo tepat di pucuk kepala juga. "Kan aku bilang mungkin! MUNGKIN! M.U.N.G.K.I.N!. Kau tidak mengerti kata mungkin hah?!."
Jisoo menghela nafas lalu memegang kedua ujung bahu Seulgi dan menghadapkan tubuh sahabatnya itu ke hadapannya. "Aku paham.. Aku paham.. Tapi tidak mungkin dia, ak-"
Brak!..
Ucapan Jisoo terhenti saat pintu kamar terbuka dengan kasar, mereka langsung melihat ke arah pintu dan melihat Lisa yang ternyata orang yang membuka pintu tersebut.
Dengan tergesa-gesa Lisa menghampiri kedua sahabatnya lalu menarik kedua tangan Jisoo dan Seulgi untuk beranjak dari atas kasur.
"Yak! Yak! Yak! Ada apa ini.. Kenapa kau menarik-narik kami seperti ini?." Tanya Jisoo lalu menarik kasar tangannya agar terlepas dari tangan Manoban.
"Kita harus pergi dari sini!." Ucap Lisa sangat datar dan dingin bahkan ekspresi wajahnya pun tidak menunjukkan apapun.
Jisoo dan Seulgi mengerutkan kening lalu Jisoo bersuara lagi. "Ada apa Lis? Kenapa kita harus pergi dari sini? Ap-"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Cat (G!P) - JENLISA
FantasySeorang wanita setengah pria yang menemukan seekor kucing di tengah jalan akibat luka yang kucing tersebut derita di betis kakinya membuat Lisa yang notabene nya penyuka hewan itu secara suka rela menolong kucing tersebut hingga harus mengeluarkan s...