How it all started

337 19 1
                                    

Yin Anan Wong adalah anak tunggal dari Xang Wayn Wong dan Pytha Rachmeyn, dia keturunan china-thailand. Dia dibesarkan di keluarga yang harmonis, meskipun kedua orang tuanya sebenarnya ingin memiliki seorang anak lagi agar Yin tidak merasa kesepian. Namun takdir berkata lain, ibu Yin sempat menderita tumor ganas di rahimnya sehingga menyebabkannya harus melakukan pengangkatan rahim dan divonis tidak akan bisa memiliki anak lagi. Itu adalah salah satu hari paling sedih yang dirasakan keluarga Wong. Meskipun sangat disayangkan namun demi kesembuhan ibunya maka harus dilakukanlah prosedur tersebut. Dan Yin harus puas dengan menjadi anak tunggal meskipun dia sebenarnya juga ingin memiliki seorang adik, dia ingin sekali mempunyai seorang adik perempuan. Dia selalu berpikir dengan memiliki adik perempuan suasana dirumah dan di keluarganya akan menjadi lebih hidup dan dinamis.

Keluarga Yin merupakan salah satu keluarga terpandang di Bangkok. Orang tuanya memiliki sebuah perusahaan advertising yang cukup terkenal. Meskipun kedua orang tuanya bisa memberikan apapun yang yin inginkan mereka tidak pernah memanjakan Yin. Mereka selalu mengajarkan nilai-nilai kehidupan dalam mendidik Yin. Mulai dari menghormati orang yang lebih tua, itu bukan berarti Yin harus selalu patuh atas semua perintah orang yang lebih tua terhadap dirinya. Jika dia merasa itu bertentangan dengan apa yang dia percayai dia bisa mengutarakan pendapatnya dan saling bernegosiasi. Yin selalu di didik untuk menghargai setiap individu yang ada di muka bumi ini tanpa terkecuali. Orang tuanya juga bukan tipikal orang tua yang kolot, mereka selalu terbuka akan dunia luar dan menghargai setiap pendapat dari orang lain. Begitulah Yin mendapatkan kepribadiannya yang sekarang, dia selalu sopan tapi juga tegas, bertanggung jawab, rendah hati dan banyak lagi sifat-sifat positif didalam dirinya.

Turning point terbesar dalam hidupnya adalah saat dia duduk di bangku Sekolah Dasar, tepat saat dia berusia 12thn. Saat itu mereka sedang merayakan ulang tahunnya dengan makan malam di salah satu hotel bintang lima di Bangkok bersama kedua orang tuanya. Orang tuanya memberikan sepucuk surat kepadanya sesaat setelah Yin memejamkan mata untuk membuat harapan dan meniup lilin kue ulang tahunnya. Harapannya selalu sama, dia berdoa agar kedua orang tuanya selalu sehat dan bahagia, sedangkan untuk keinginannya sendiri dia masih berharap agar bisa mempunyai seorang adik perempuan karena merasa bosan sendirian di rumah saat orang tuanya sibuk bekerja. Dia selalu berdoa disetiap ulang tahunnya sampai sekarang.

Dia membuka surat pemberian orang tuanya itu dan mendapati tulisan "SELAMAT ANAKKU, KAU AKAN MEMPUNYAI SEORANG ADIK PEREMPUAN". Yin terpaku sejenak seperti tidak mempercayai apa yg dibacanya. Dia mengulang membaca tulisan itu sebanyak 3x. Lalu dia memandang orang tuanya tidak percaya dan melihat mereka tersenyum sangat lebar melihat reaksi putra tunggalnya itu.

"Kenapa ekspresi mu seperti itu nak? Bukankah ini keinginanmu selama ini?" Ibunya berkata.

"Mom, ini bukan semacam lelucon kan? Aku benar-benar akan memeiliki seorang adik kan?" Dia bertanya untuk memastikan ini bukan sebuah lelucon dari orang tuanya.

"Surpriseeeee! Tentu saja ini bukan sebuah lelucon, sebentar lagi kau akan menjadi seorang kakak. Bagaimana? Apakah kau menyukai hadiah dari momy dan daddy?" Ibunya tersenyum lebar sambil memeluk lengan suaminya melihat Yin sangat bahagia didepannya.

"Mom, Dad, aku sangat senang. Ini adalah hadiah paling indah yang pernah aku dapat. Terimakasih, karena sudah mewujudkan keinginanku selama ini" Yin hampir menangis mengatakan itu, matanya berkaca-kaca. Lalu dia beranjak dari kursi yang dia duduki dan melangkah ke arah orang tuanya dan memeluk mereka sangat erat. Ibunya menciun pipinya dan ayahnya mengusap kepalanya dengan sangat lembut.

"Terimakasih sekali lagi mom, dad. Ini sangat berarti untukku"

"Lihatlah anak kita sudah besar sekarang, dia akan menjadi seorang kakak sayang" Ucap ayahnya sambil menggenggam tangan ibunya.

"Jadilah kakak yg baik untuk adikmu saat dia datang ke rumah nak. Jagalah dia dengan sepenuh hati" Ayahnya menepuk pundak Yin pelan.

"Tentu saja, aku sudah menunggu 12thn. Aku akan selalu menjaganya, dan membuatnya bangga memiliki kakak sepertiku. Well tentu saja dia harus bangga kepada Yin anan wong, aku sangat sempurna" Ucap anan sambil bercanda dan menepuk-nepuk dadanya membanggakan dirinya sendiri. Ayahnya tersenyum sambil memukul kepalanya pelan. Yin hanya tertawa sambil kembali berjalan dan duduk di kursinya.

"Tentu saja tidak ada yang sempurna didunia ini Anan, kau tahu itu"

"Ayolah dad aku hanya bercanda"

"Dan tentu saja kita berdua sangat bangga mempunyai anak sepertimu Anan" Ucap ibunya sambil menggenggam tangan Yin. Yin hanya tersenyum dan mengangguk. Dia sangat senang sekali malam itu.

"Jadi, kapan aku akan bertemu adik perempuan ku?"

IT'S YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang