Paginya saat Yin bangun tidur, dia merasa kepalanya seperti akan pecah. Dia sangat pusing, dia membuka matanya dan melihat sekeliling ruangan. Itu bukan kamarnya, dia kemudian mengingat-ngingat lagi apa yang terjadi semalam. Dia hanya ingat dia pergi ke Bar, dan minum sampai mabuk. Dia juga ingat bertemu dengan seorang wanita, tapi ingatannya hanya berhenti disana.
Yin memegang kepalanya yang terasa pening, dia kembali memperhatikan sekeliling ruangan. Tampak familiar, dia merasa sering kesini. Lalu dia tersadar dia berada di condo Bonz. Yang dia tidak ingat adalah, bagaimana dia bisa berakhir tidur di condo sahabatnya itu. Yin kemudian duduk dan memijat-mijat kepalanya. Dia mendengar suara shower air yang menyala di kamar mandi. Tak beberapa lama, Bonz keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk di pinggangnya.
"Kau sudah bangun? Minumlah ini" Bonz mengambil minuman pereda pengar yang ada di meja sebelah kasurnya dan melemparkannya pada Yin. Yin lalu meminumnya sampai habis.
"Arghhh kepala ku sakit sekali" Ucap Yin. Bonz yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.
"Kau minum berapa gelas Yin? Kau sangat kacau semalam"
"Tidak ingat, pastinya cukup banyak" Bonz kemudian mengambil kaos dan celana pendek untuk dipakainya.
"Sebaiknya kau cepat mandi, kau bau alkohol. Aku jadi pusing" Yin masih bergeming, itu membuat Bonz menariknya ke kamar mandi.
"Aku akan membeli sarapan di bawah, ku tinggal dulu" Teriak Bonz dari luar kamar mandi. Yin tidak menjawab, dia masih duduk di kloset karena kepalanya masih pusing. Setelah mandi, Yin meminjam kaos dan celana pendek milik Bonz karena dia tidak membawa baju ganti.
Yin kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil piring yang akan mereka gunakan untuk sarapan. Setelah itu Bonz pun kembali dengan membawa dua bungkus bubur ayam. Bonz menaruhnya di piring, lalu dia kembali ke dapur untuk membuat kopi. Setelah semua siap, mereka pun akhirnya sarapan.
"Bagaimana bisa aku disini Bonz? Seingatku aku pergi ke bar sendirian" Tanya Yin sambil melahap bubur ayamnya.
"Aku menjemputmu setelah di telepon Prom" Yin mengangguk, dia berpikir sepertinya dia menelepon Prom saat dia mabuk.
"Kau yakin kau ke bar sendirian?" Tanya Bonz curiga.
"Tentu saja, memangnya kenapa?"
"Kau yakin tidak bersama wanita di bar?" Yin terkejut, bagaimana bisa Bonz tahu tentang itu.
"Bagaimana kau tahu Bonz?"
"Sialan Yin, jadi benar? Kau punya kekasih dibelakang ku?" Bonz sangat terlihat kaget.
"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak punya kekasih"
"Lalu?"
"Aku hanya bertemu seseorang semalam, dan bagaimana kau bisa tahu?"
"Ohoooo jadi semacam one night stand? Bajingan Yin aku tidak tahu kau orang yang seperti itu" Yin menendang kaki Bonz dari bawah meja.
"Perkataan mu sangat tidak masuk akal, aku tidak pernah melakukan itu. Aku bukan kau atau Prom" Bonz hanya tertawa dan memegang kakinya yang telah ditendang Yin.
"Ada noda lipstick di bajumu. Jadi ku kira kau sudah punya kekasih tapi tidak memberi tahuku. Apakah cantik?"
"Apanya?" Tanya Yin bingung.
"Tentu saja wanita yang kau temui"
"Aku tidak ingat Bonz" Yin mencoba mengingat-ngingat wajah wanita itu, tapi tidak bisa. Dia hanya ingat melihat wajah War.
"Jadi, bagaimana bisa Prom tahu aku sedang disana?" Tanya Yin lagi.
"Wahh kau benar-benar tidak ingat? Man, kau benar-benar kacau!" Yin hanya menatap Bonz dengan tatapan bosan, itu tidak menjawab pertanyaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S YOU
Ficção GeralIt's a story about a boy, a little sister, and another boy who were destined to meet each other 🤍