Setelah perjalanan bisnis Yin dan War di Hongkong, mereka menjadi semakin lengket, seperti tak terpisahkan. War juga semakin terbuka dengan Yin, hatinya berkata jika dia bisa mulai mempercayai Yin, dia bisa merasakan ketulusan Yin padanya. Yin selalu mendengarkan ceritanya, selalu tertawa pada semua leluconnya, Yin selalu baik padanya. War sekuat tenaga untuk tidak menghiraukan debaran-debaran yang mulai terasa sering di dadanya saat sedang bersama Yin.
"Menurutmu bagaimana Be?" Tanya War sambil menyesap kopi di ruangannya. Bever duduk di depannya sambil membaca proposal.
"Menurut ku kau tidak perlu mengambil proyek ini War" Jawab Bever tegas. War terlihat berpikir.
"Tapi ini proyek besar, perusahaan itu sedang naik daun sekarang"
"Tapi itu perusahaan tempat Joss bekerja, kurasa dia memang sengaja memakai proyek ini untuk mendekatimu"
"Aku tahu" Jawab War lemah.
"Dan kau masih ingin mengambil proyek ini?"
"Posisi Joss cukup tinggi di perusahaan itu, ku rasa kita tidak akan saling bertemu secara langsung"
"Dia tidak punya kepentingan untuk bertemu dengan tim ku"
"Aku masih tidak setuju War, kau tahu dia orang yang licik" War mengangguk.
"Aku tahu. Tapi kau juga tahu kan aku bukanlah War yang dulu. Aku selalu profesional dalam pekerjaan ku dan juga aku tidak ingin dia berpikir aku masih belum bisa melupakannya sehingga aku harus terus-terusan menghindari nya"
"Aku ingin menunjukkan padanya aku sudah berubah, tidak bodoh seperti dulu. Kau percaya padaku kan?"
"Tentu saja aku percaya padamu, aku hanya tidak percaya bajingan itu"
"Aku ingin melepas semua kenangan pahit tentangnya dengan menghadapinya. Lagipula kau selalu ada disisiku, aku tidak mengkhawatirkan apapun" Bever menghembuskan nafas berat, dia tahu pada akhirnya War akan melakukan apapun yang dia inginkan.
"Baiklah, tapi aku akan ikut dalam proyek ini. Aku tidak akan membiarkan celah sekecil apapun untuk Joss" War akhirnya tersenyum.
"Tentu saja, terimakasih be"
Siangnya Yin dan War pergi ke rooftop untuk makan siang bersama.
"Kau bertengkar dengan phi Bever phi?" Tanya Yin pada War, dia melihat Bever keluar dari ruangan War dengan muka yang kusut.
"Tidak, hanya saja sedikit beda pendapat. Tapi sudah baik-baik saja sekarang, meskipun aku tahu dia masih tidak menyukai keputusan ku" Yin mengernyitkan dahi.
"Keputusan apa phi?"
"Aku mendapat proposal dari sebuah perusahaan , perusahaan itu sedang naik daun sekarang dan ku rasa kita akan mendapat banyak keuntungan dengan iklan ini"
"Lalu? Bukan kah itu bagus?" War mengangguk.
"Ya, tapi sayang sekali itu adalah perusahaan tempat Joss bekerja. Dan tentu saja Bever sangat tidak setuju jika aku mengambil proyek ini" Yin tersedak setelah mendengar nama Joss.
"Hei hei pelan pelan" War menepuk-nepuk punggung Yin sambil memberinya minum.
"Pantas saja tampangnya begitu" Ucap Yin lirih.
"Tampang siapa?"
"Phi Bever, ku rasa aku tahu perasaannya"
"Ya, dia sangat khawatir"
"Aku juga khawatir" War hanya tersenyum.
"Kau yakin phi?" Tanya Yin lagi. War mengangguk.
"Aku yakin, aku tidak mau terus menerus menghindari nya. Aku ingin membuktikan jika aku tidak bodoh seperti dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S YOU
Aktuelle LiteraturIt's a story about a boy, a little sister, and another boy who were destined to meet each other 🤍