Sesuai janji, Yin dan War akan pergi ke sebuah sekolah hari ini. War meminta agar mereka bertemu di kantor, tapi Yin bersikukuh akan menjemput War di condo nya. Akhirnya War menyerah karena Yin terlalu keras kepala. Dia sedang menunggu Yin di depan condo nya dan melihat seorang anak laki-laki sedang berjalan di pinggir jalan dengan membawa barang dagangannya. Dia menjual aksesoris seperti gelang, kalung, cincin dan lainnya. War memanggil anak laki-laki tersebut dan menyuruhnya duduk disebelahnya.
"Mau beli phi?" Tanya anak tersebut saat duduk disebelah War. War mengangguk dan melihat-lihat apa yang akan dibelinya.
"Apa kau sudah mendapat pembeli hari ini?" Tanya War. Anak itu menggeleng.
"Belum, ini masih terlalu pagi" War melihat jam nya, dia melihat jarum jam menunjuk angka 8.
"Kau tidak bersekolah?" Seharusnya anak seumuran dia saat ini sedang ada disekolah.
"Tidak, adikku yang bersekolah. Ibu tidak bisa menyekolahkan kami berdua, jadi aku membantunya mencari uang" Jawab anak laki-laki tersebut. War tersentuh, anak itu berkorban untuk adiknya agar bisa bersekolah sedangkan dirinya sibuk menjual pernak-pernik.
"Apa kau yang membuat gelang ini sendiri?"
"Ibuku yang membuatnya, semua yang ku jual adalah buatan tangannya. Sesekali aku juga membantu"
"Kau anak yang baik. Kalau begitu aku akan membeli ini"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Itu 25 bath phi"
"Hmm aku beli 10" Ucap War yang membuat anak itu jadi sumringah. War mengambil gelang manik-manik dengan berbagai warna.
"Sungguh phi? Kau membeli banyak!"
"Ya, aku akan membagikannya pada teman-temanku. Gelangnya bagus" Lalu anak itu mengeluarkan kertas pembungkus untuk membungkus gelang yang War beli. War mengambil gelang berwarna putih dan memakainya.
"Ambil saja kembaliannya" Ucap War.
"Kembaliannya terlalu banyak phi" War tersenyum.
"Tidak apa-apa, ambil saja"
"Terimakasih banyak phi" War mengangguk, kemudian dia teringat sesuatu dan merogoh-rogoh tas nya. Dia mengeluarkan 2 potong sandwich yang sudah dibuatnya tadi. Sebenarnya dia membuat sandwich itu untuknya dan Yin untuk di makan di perjalanan.
"Makan lah, aku membuatnya sendiri" Kata War sambil menyerahkan roti itu pada anak tersebut. Anak itu terlihat senang sekali, dan memberikan 1 potong lainnya untuk War.
"Buat kau saja semuanya"
"Sungguh phi? Ini sangat enak" War tersenyum melihat anak itu menikmati sandwich buatannya.
Tanpa War sadari, Yin sudah sampai di condo War dengan mobilnya. Dia hendak menelepon War untuk memberitahunya jika dia sudah sampai, tapi dia melihat War sedang asik mengobrol dengan anak laki-laki penjual aksesoris itu. Akhirnya Yin hanya memperhatikan War saja dari dalam mobil. Dia melihat War memilih-milih gelang yang dijual anak itu, kemudian Yin melihat War memberi anak itu roti yang dia ambil dari tas nya. Yin melihat War tersenyum sangat manis sambil berbicara dengan anak laki-laki itu. Cukup lama Yin duduk di mobilnya sambil memperhatikan War sampai dia memutuskan untuk mengirim pesan pada War bahwa dia sudah sampai. Yin melihat War celingukan mencarinya setelah membaca pesan darinya. Dia kemudian memajukan mobilnya agar War bisa melihatnya. War terlihat berdiri dari duduknya dan melakukan tos dengan anak laki-laki itu, kemudian dia berjalan ke arah mobil Yin sambil melambaikan tangannya pada anak itu.