War sudah duduk rapi di ruangannya sambil memainkan handphonenya. Dia tersenyum sendiri seperti orang gila membaca pesan-pesan yang Yin kirimkan padanya pagi ini. Mereka bahkan bertelepon sampai larut malam semalam.
"Selamat pagi semuanya" Sapa Yin saat baru datang. Dia datang paling akhir hari ini, semua anggota tim sudah duduk di meja masing-masing.
"Ohooo lihatlah dia semangat sekali hari ini, tidak biasanya" Sahut Fern.
"Aku selalu semangat setiap hari Fern, apa yang kau bicarakan?" Timpal Yin sambil duduk di kursinya. Fern memutar kursinya untuk menghadap Yin. Dia memperhatikan Yin lekat-lekat, dia tahu ada sesuatu yang berbeda dari Yin.
"Apa ini? Auramu sangat berkilau, kau terlihat sangat bahagia pagi ini" Ucap Fern lagi.
"Jika maksudmu aku terlihat tampan, bukankah aku selalu tampan seperti ini?" Jawab Yin sambil menaik turunkan alisnya. Fern masih merasa aneh dengan sikap Yin, tapi dia tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.
"Aku tahu pasti terjadi sesuatu, kau mau menceritakannya padaku?" Prom menggeser kursinya dan duduk di sebelah Yin. Prom akhirnya angkat bicara setelah memperhatikan gerak-gerik sahabatnya sejak dia baru datang.
"Hmm haruskah?" Prom mengangguk dengan cepat.
"Kurasa tidak perlu" Prom melempari Yin dengan bungkus permen yang baru saja dia makan.
"Ai Yin! Kau benar-benar tidak memberitahuku?" Rengek Prom di sebelahnya.
"Tapi aku sahabatmu Yin" Tambahnya lagi. Yin masih menggelengkan kepalanya.
"Kau tega sekali, ayolah! Beritahu aku, ya? Ya?" Rengek Prom berlanjut.
"Baiklah nanti akan ku beritahu" Yin kemudian berdiri dari kursinya dan pergi ke pantry, meninggalkan Prom dengan seribu pertanyaan di otaknya.
"Selamat pagi" Sapa War saat melihat Yin sedang fokus mengaduk kopi di gelasnya. Yin yang mendengar itu langsung tersenyum lebar.
"Selamat pagi phi" Ucap Yin sambil menarik lengan War dan langsung memeluknya. War yang panik berusaha melepaskan diri dari dekapan Yin.
"Ai Yin kita sedang di kantor" Ucap War setelah berhasil melepaskan diri.
"Aww memangnya kenapa?"
"Bagaimana jika ada yang melihat?"
"Biarkan saja phi, mereka bisa melihat sepuasnya"
"Kau tidak apa-apa jika ada yang tau kau berkencan dengan ku?" War ingin memastikan. Di hubungan sebelumnya dengan Joss dia jelas mengatakan untuk merahasiakan hubungan mereka. War masih memiliki rasa insecure tentang itu.
"Phi jika kau memperbolehkanku berteriak di ruangan itu dan mengatakan kau adalah kekasihku sekarang, aku sangat ingin melakukannya" Yin menunjuk ruangan kerja mereka, War langsung tertawa.
"Kau sudah gila"
"Kau yang membuatku tergila-gila" Mereka berdua akhirnya tertawa bersama.
"Baiklah kita harus membicarakan ini dengan serius" Yin masih mendengarkan War dengan seksama.
"Kita tidak perlu memberitahu orang lain tentang kita, tapi jika mereka bertanya kau bisa mengatakan jika kita berkencan. Tapi.. "
"Tapi?"
"Tapi kurasa sebaiknya kita tidak melakukan banyak kontak fisik di kantor"
"Aw kenapa tidak boleh?" Protes Yin membuat War tersenyum.
"Yin kita sedang bekerja, kurasa tidak pantas melakukan itu disini" Yin masih terdiam.
"Bagaimana menurutmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S YOU
Fiction généraleIt's a story about a boy, a little sister, and another boy who were destined to meet each other 🤍