Rainbow After Rain

84 7 0
                                    

Yin berangkat bekerja dengan semangat karena dia bisa bertemu War di kantor. Mereka bahkan menghabiskan banyak waktu berdua akhir-akhir ini tapi Yin merasa itu belum cukup. Dia selalu ingin melihat War.

"Kau terlihat bahagia bagi orang yang telah terkena pukulan" Ucap Prom saat dia sedang membuat kopi  bersama Yin di pantry.

"Aku tidak keberatan di pukul lagi" Jawabnya enteng.

"Kenapa? Karena phi War bisa menghilangkan rasa sakitnya?" Yin tersenyum seperti orang bodoh membuat Prom tidak tahan melihatnya.

"Aku yang ingin memukulmu sekarang" Cibir Prom.

"Pukul saja, aku akan memukulmu lebih keras"

"Wow wow, chill man!"

Saat Prom dan Yin sedang asyik bercanda di pantry, Bever kebetulan juga ingin membuat kopi dan bertemu mereka di sana.

"Hai phi" Sapa Yin, Prom masih tidak suka dengan Bever jadi dia hanya diam.

"Selamat pagi" Sahut Bever, dia lalu memperhatikan Yin.

"Kau kenapa Yin?" Tanyanya sambil menunjuk bekas kebiruan yang agak memudar di pipi Yin.

"Ahh, dia berkelahi dengan bajingan kemarin" Prom yang menjawab. Bever agak kaget mendengarnya, dia pikir Yin bukan orang yang suka memakai kekerasan.

"Bajingan?" Yin menangguk.

"Lalu? Siapa yang menang?"

"Tentu saja aku" Bever menepuk-nepuk pundak Yin.

"Bagus, bajingan memang pantas di pukul" Ucap Bever lagi. Yin hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kau sudah membuat kopi?" Tanya Bever pada Yin lagi.

"Sudah, tapi aku akan membuat kopi satu lagi. Kau bisa pakai duluan phi" Yin kemudian bergeser dan membiarkan Bever membuat kopinya.

"Kau minum dua kopi?"

"Untuk apa dia minum dua kopi?" Sela Prom. Bever memutar bola matanya malas.

"Aku bertanya pada Yin ai Prom" Prom hanya mendengus kesal.

"Bukan untukku phi, untuk phi War" Bever mengernyitkan dahi.

"Bukankah dia belum datang?"

"Dia berkata sudah di jalan tadi" Jawab Yin singkat. Bever semakin penasaran.

"Kalian berkirim pesan?" Yin mengangguk.

"Setiap hari?"

"Setiap hari" Jawab Yin lagi, Prom ingin tertawa melihat ekspresi wajah Bever yang berubah drastis.

Tak beberapa lama War pun sampai di kantor, dia melihat seisi ruangan cukup kosong. Hanya Milk yang sedang bermain handphone di mejanya. Milk memberitahunya jika yang lain masih di pantry. Setelah meletakkan tas di ruangannya, War menyusul yang lain di pantry.

"Pantas saja meja kalian kosong ternyata sedang berkumpul disini" Ucapnya menyapa yang lain tapi matanya langsung menuju pada Yin. Yin langsung sumringah melihat War di depannya sedang tersenyum menatapnya.

"Selamat pagi phi War" Sapa Prom sama antusiasnya dengan Yin saat melihat War. Bever mendengus.

"Kau bahkan tidak menyapaku tadi" Protes Bever pada Prom.

"Bukankah itu hal yang biasa phi?" Sahut Prom, Bever meliriknya sinis. Kemudian Bever kembali menolehkan kepalanya pada War yang masih asyik berpandangan dengan Yin.

"Ehem.." Bever berdehem dan membuyarkan kontes saling pandang antara Yin dan War. Tentu saja Bever tahu ada sesuatu diantara mereka berdua.

"Kau sudah selesai phi? Aku akan membuat kopi untuk phi War" Ucap Yin salah tingkah.

IT'S YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang