Hari berganti hari dan bulan berganti bulan. Kehidupan keluarga Wong tentu saja menjadi semakin bahagia dengan hadirnya anak perempuannya itu. Sudah hampir satu tahun Sunny bergabung di keluarga Wong, dan dia tidak pernah sedikitpun menyesal karena telah menerima pengadopsian dirinya. Bahkan dia merasa sangat bersyukur karena selalu disayang oleh keluarga ini meskipun dia bukanlah anak kandung dari keluarga Wong. Disekolah, Sunny banyak memiliki teman karena dia sifatnya yang periang dan mudah bergaul. Rutinitasnya saat di sekolah pun selalu sama, yaitu pergi bersekolah bersama kakak tercintanya dan diantar daddy Wong. Lalu Yin akan mengantar Sunny ke kelasnya, dan menjemputnya saat bel makan siang untuk makan bersama. Bahkan teman-temannya merasa iri karena dia mempunyai kakak yang sangat perhatian.
Ini adalah tahun terakhir Yin berada di Sekolah Dasar, sebentar lagi dia akan menjadi murid Sekolah Menengah. Mereka sudah melakukan Ujian semester dan tinggal menunggu hasil raport. Sekolahnya akan mengadakan acara perpisahan untuk pelepasan murid kelas 6. Akan ada banyak pertunjukan pada hari itu, semua siswa dapat ikut berpartisipasi dalam acara ini. Tidak terkecuali Yin dan Sunny. Yin dan teman-temannya yang lain berpartisipasi dalam pertunjukan drama, sedangkan Sunny berpartisipasi dalam pertunjukan tari tradisional.
Mereka berdua disibukkan dengan latihan untuk persiapan penampilan mereka di acara perpisahan nanti. Karena para murid sudah melakukan ujian semester, jadi mereka tidak melakukan proses belajar mengajar disekolah. Dan waktu ini digunakan para murid untuk berlatih. Waktu yang diberikan untuk berlatih adalah dua minggu, sehingga mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh agar dapat memberikan penampilan yang terbaik.
Ini adalah hari terakhir bagi mereka untuk berlatih. Yin sebagai pemeran utama dalam drama tersebut sedang beristirahat sebentar. Dia membeli air mineral di kantin sekolahnya karena air yg dia bawa dari rumah sudah habis dia minum, dia juga tidak lupa membelikan adiknya. Lalu dia berjalan ke kelas 5 yang ada di sebrang kelasnya untuk memberikan air mineral kepada Sunny.
"Hei, apa kau lelah?" Tanya Yin saat melihat adiknya duduk selonjoran didepan kelas.
"Tentu saja, phi tidak lihat keringat di dahiku?" Yin mengeluarkan sapu tangan yang ada di saku celananya dan langsung di gunakan untuk mengusap keringat yang menempel di dahi adiknya.
"Terimakasih phi, ngomong-ngomong kenapa kau kemari? Latihanmu sudah selesai?"
"Belum, aku membeli air dan ku pikir mungkin kau juga membutuhkannya" Kata Yin seraya memberikan sebotol air mineral kepada Sunny.
"Kau memang phi-ku yang paling pengertian, kau tau saja kalau minum ku hampir habis" Sunny mengambil air itu dari tangan Yin dan meminumnya. Lalu dia mendengar teriakan pelatihnya yang memanggil namanya untuk kembali.
"Pemeran utama ini harus kembali, kau juga kembalilah berlatih"
"Cih si paling pemeran utama" Ledek Sunny, mereka pun beranjak dari duduknya.
"Jangan sampai terluka saat latihan, okey?" Kata yin sambil berjalan menuju kelasnya, Sunny hanya mengangguk dan tersenyum. Lihatlah, kakaknya sangat perhatian bukan?
Sepulang dari sekolah mereka berdua langsung menuju ke kamar masing-masing untuk beristirahat karena mereka merasa sangat lelah setelah berlatih untuk hari terakhir. Matahari hampir tenggelam, Sunny bangun lebih awal daripada Yin. Dia lalu pergi mandi. Lalu setelah itu dia turun kebawah dan melihat ada kue pie buatan bibi joom di kulkas dan mengambilnya sepotong. Bibi joom adalah Art keluarga Wong, dia selalu datang setiap hari setelah Mommy Wong pergi bekerja. Bibi joom akan pulang ke rumahnya setelah menyiapkan makan malam dan kembali besok paginya. Bibi joom tidak menyiapkan sarapan tapi dia selalu menyiapkan makan malam untuk keluarga Wong. Itu karena permintaan dari Daddy karena dia selalu ingin memakan masakan buatan istrinya saat sarapan. Masakan mommy Wong memang selalu enak dan bisa menambah semangat untuk memulai hari.
Sunny berjalan ke taman belakang rumah dan melihat bibi joom sedang membersihkan ranting kering yang berserakan. Sunny meletakkan kuenya diatas meja kecil di teras belakang lalu menghampiri dan membantu bibi joom.
"Non Sunny ini sudah hampir selesai, tidak perlu membantu bibi" Ucap bibi joom yang melihat Sunny memungut ranting di belakangnya.
"Makannya aku bantu bi biar cepet selesai" Jawabnya sambil tersenyum. Tidak beberapa lama ranting itupun terkumpul dan mereka membuangnya ke tempat sampah. Lalu Sunny mengikuti bibi joom ke wastafel untuk mencuci tangan. Kemudian dia berjalan ke meja tadi untuk memakan kue pienya.
"Wah, bibi joom kuenya enak sekali"
"Syukurlah kalau Non Sunny menyukainya. Bibi senang, itu resep dari Nyonya wong" Bibi joom tersenyum lebar.
"Wah aku tidak tahu Mommy juga pandai membuat Kue, ini enak sekali"
"Belajarlah dengan nyonya kapan-kapan Non, nyonya memiliki banyak bakat." Dan Sunny pun hanya mengangguk, lalu dia melihat kakaknya menoleh kesana dan kemari seperti mencari sesuatu.
"Mencari apa phi?" Tanya Sunny agak berteriak.
"Kau di sini rupanya, aku melihat rumah kosong. Jadi aku pergi mencarimu, kau sedang makan apa?"
"Kue pie buatan bibi, ini enak sekali. Kau cobalah phi, itu ada di kulkas" Jawab Sunny masih sambil mengunyah, lalu Yin kembali ke dalam untuk mengambil kue pie itu juga. Bibi joom juga berjalan ke dalam untuk menyiapkan makan malam sebelum nyonya dan tuannya datang. Lalu Yin bergabung dengan Sunny menikmati kue pie, sambil ngobrol di teras belakang.
Tepat pukul 7 malam tuan dan nyonya Wong sampai dirumah. Oh ya nyonya Wong adalah seorang designer baju yang lumayan terkenal di Bangkok. Dia bahkan memiliki sebuah butik mewah, itu sebabnya dia bisa datang ke tempatnya bekerja agak siang karena dia adalah pemilik butiknya sendiri. Lalu mereka berkumpul di meja makan untuk makan malam. Hari ini bibi joom memasak nasi goreng Khao Pad dengan suwiran daging ayam di dalamnya.
"Bagaimana latihan hari ini anak-anak? Apakah ada kesulitan?" Tanya Nyonya Wong.
"Itu berjalan lancar mom, aku sudah menghapal semua dialognya" Jawab Yin bangga.
"Aku juga sudah hapal semua gerakan tari mom, bahkan pelatih memberiku pujian tadi" Sahut Sunny sambil tersenyum riang.
"Wah aku tidak sabar menyaksikan pertunjukan kalian lusa. Sayang sekali Daddy tidak bisa bergabung bersamaku" Yin dan Sunny menatap daddynya sedih.
"Yah, maafkan daddy. Tiba-tiba saja ada kendala di perusahaan, padahal daddy sudah menunggu acara kalian besok." Meskipun agak sedikit kecewa namun Yin dan Sunny tetap tersenyum agar daddynya tidak terlalu merasa bersalah.
"Baiklah, karena sebentar lagi liburan semester. Dan anan juga akan memasuki Sekolah menengah, bagaimana kalau kita pergi berlibur? Anggap saja daddy menebus ke tidak bisa hadiran daddy di acara pertama kalian? Bagaimana? Senang?" Kedua anaknya bersorak kegirangan mendengar itu.
"Yeyyy kita mau kemana dad?! Tentu saja aku senang. Apakah kita akan ke luar negri?" Tanya Yin
"Untuk saat ini sepertinya hanya bisa di dalam negri sayang, bagaimana kalau kita ke phuket?" Usul ibunya yang di jawab dengan anggukan semangat dan senyum lebar kedua anaknya pertanda mereka setuju.
![](https://img.wattpad.com/cover/328136799-288-k937449.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S YOU
General FictionIt's a story about a boy, a little sister, and another boy who were destined to meet each other 🤍