Closer

92 16 1
                                    

Bulan berganti bulan, dan waktu terasa berputar sangat cepat untuk Yin. Mungkin karena dia sangat menikmati pekerjaannya disana, atau mungkin karena seseorang yang bekerja bersamanya. Seiring berjalannya waktu, Yin perlahan-lahan kembali menjadi dirinya yang dulu. Dia juga sudah bisa menerima kepergian adik kesayangannya itu, dan sekarang dia sudah tidak ketergantungan dengan obat penenangnya.

Yin dan War juga semakin dekat, meskipun belum cukup dekat untuk bercerita tentang masalah yang terlalu sensitif dalam kehidupan masing-masing. Mereka selalu makan siang berdua di rooftop saat sedang tidak ada jadwal menemui client di luar kantor. Ini mungkin biasa bagi mereka, namun ini juga terasa seperti sedang melakukan kencan diam-diam dari teman-teman satu timnya.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu? Agak menyeramkan melihatnya" Ucap Prom saat melihat Yin sedang tersenyum sendiri di mejanya. Fern yang duduk di sebelah Yin mengintip apa yang sedang di lakukan Yin. Dia sedang menatap layar handphonenya sambil tersenyum.

"Prom, sepertinya dia sedang naksir seseorang. Dia tersenyum pada layar handphone" Yin dengan sekejap langsung mengganti ekspresinya menjadi serius.

"Kau mengintip Fern, kau melanggar privasi ku" Fern hanya menjulurkan lidahnya pada Yin.

"Wowwww, berita besar. Seorang Yin Anan sedang naksir seseorang? Siapa?" Prom menjadi heboh.

"Aku juga penasaran, kau naksir siapa Yin?" Fern ikut heboh.

"Kenapa kalian berisik sekali? Lagipula aku tidak naksir siapa-siapa. Itu hanya kesimpulan Fern"

"Lalu kenapa kau tersenyum seperti itu? Itu terlihat seperti orang yang sedang jatuh cinta"

"Aku hanya melihat video lucu, ah kenapa juga aku repot-repot menjelaskannya pada kalian" Sebenarnya Yin dari tadi sedang berkirim pesan dengan War, Yin sudah mengganggu War sejak dia bangun tidur. Dia mengingatkan War untuk makan siang bersamanya hari ini. Dan balasan pesan War sangat lucu, dia bisa membayangkan wajah kesal War dengan keningnya yang berkerut. Yin tidak tahu kenapa, dia selalu suka dengan berbagai macam ekspresi wajah War. Itu sangat lucu di matanya, maka dari itu dia sering menjahili War.

War belum datang ke kantor, begitu pula Milk dan Bever. Hanya Yin, Prom dan Fern yang sudah rapi duduk di meja masing-masing. Tak beberapa lama, Yin mendengar suara War dari pintu masuk. Kepalanya langsung menoleh, dan mata mereka langsung bertemu. War langsung memasang ekspresi kesalnya pada Yin, dan Yin malah semakin melebarkan senyumannya. Persis seperti di bayangannya, ekspresi wajah War sangat lucu. Setelah menyapa dan ngobrol basa-basi sebentar, War kemudian masuk ke ruangannya.

"Aku mulai menyesal sudah memberitahu mu tempat ini ai Yin" Kata War saat mereka berdua di rooftop.

"Aww kenapa? Aku sangat senang bisa makan dengan tenang disini phi"

"Kau yang membuatku tidak tenang, kenapa kau selalu menggangguku dan heboh sekali untuk mengingatkanku makan siang disini? " Omel War yang merasa kesal karena menerima pesan yang bertubi-tubi dari Yin.

"Aku tidak bermaksud mengganggumu, hanya saja kau terlihat sangat lucu saat sedang kesal. Aku tidak tahan untuk tidak mengganggu mu" Jawab Yin sambil tertawa, War kehabisan kata-kata. Bagaimana bisa Yin mengganggunya sejak bangun tidur hanya karena dia suka melihatnya kesal.

"Lihatlah! Ya, seperti ini! Kenapa kau lucu sekali phi" Kata Yin sambil mencubit kedua pipi War gemas saat War menatapnya dengan tatapan kesal. War cepat-cepat menyingkirkan tangan Yin dari pipinya karena cubitan Yin mulai terasa sakit.

"Hei aku lebih tua darimu Yin!" War mengelus-elus pipinya yang agak merah karena ulah Yin.

"Jujur saja kau masih terlihat seperti mahasiswa phi. Tidak, kau bahkan terlihat lebih muda dari itu. Apa karena tubuhmu kecil ya? Ya, bisa jadi itu juga salah satu faktor mengapa kau terlihat sangat muda" Yin mengoceh sendiri.

IT'S YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang