Setelah makan malam bersama kedua orang tuanya, Yin sedang duduk didepan TV sambil menikmati salad buah buatan Mommynya.
"Jujurlah pada Mommy, kau mendapatkan memar itu bukan karena menabrak sesuatu kan?" Tanya Mommy Wong yang khawatir pada luka memar di pipi anaknya.
"Aku tahu aku tidak bisa berbohong padamu Mom"
"Lalu? Apa kau bertengkar dengan seseorang?" Yin mengangguk. Mommy Wong menghela nafas panjang.
"Anan, kekerasan bukanlah alasan yang bagus untuk menyelesaikan masalah. Kau tahu itu"
"Aku tahu Mom, tapi orang sepertinya memang pantas dipukul. Setidaknya sekali, agar dia sadar atas apa yang sudah dia perbuat" Mommy Wong hendak menasehati Yin lagi.
"Tenang saja Mom, aku tidak apa-apa. Ini hanya luka kecil"
"Kenapa kalian bertengkar?"
"Dia melakukan sesuatu yang tidak pantas pada seseorang, aku tidak bisa tinggal diam saja"
"Tidak pantas seperti apa?"
"Melakukan kekerasan seksual? Itu sangat tidak pantas kan Mom?" Mommy Wong terkejut sampai menutup mulutnya.
"Lalu? Bagaimana keadaan korbannya?"
"Dia terluka, tapi syukurlah tidak parah. Dia baik-baik saja sekarang. Aku kehilangan kontrol saat itu, jadi aku memukulnya dan kami berkelahi"
"Syukurlah dia baik-baik saja. Jika seperti itu, dia memang pantas dipukul"
"Aku tahu Mommy akan berada di pihak ku" Ucap Yin lagi, Mommynya hanya menggelengkan kepala.
"Kau sering pulang malam akhir-akhir ini nak, apa pekerjaanmu terlalu banyak di kantor?"
"Hmm bukankah bagus jika pekerjaaku banyak Mom?"
"Benar, kau sepertinya sangat menyukai pekerjaanmu"
"Benar, aku juga suka orang-orang di Tim ku. Mereka sangat baik"
"Mommy senang mendengarnya, kau selalu terlihat bersemangat saat berangkat ke kantor"
"Tentu saja" Jawab Yin sambil tersenyum. Tentu saja dia selalu bersemangat, ada War di kantornya.
"Lihatlah kau tersenyum seperti itu, sangat mencurigakan" Mommy Wong menyipitkan matanya manatap Yin.
"Sekarang jujurlah pada mommy, kau sedang menyukai seseorang kan?" Yin berhenti mengunyah saladnya mendengar pertanyaan Mommynya.
"Iya kan?" Desak Mommy Wong tidak sabar.
"Apakah terlihat sangat jelas Mom?"
"Sangat jelas di mataku" Jawab Mommy Wong sambil tertawa.
"Jadi? Seperti apa dia?" Yin meletakkan saladnya dan duduk menghadap Mommynya.
"Dia... Dia orang paling luar biasa yang pernah ku kenal Mom. Kepribadiannya, wajahnya, bahkan selera humornya sangat mengagumkan. Semua orang menyukainya, termasuk aku"
"Wahhh, kau benar-benar jatuh cinta Anan"
"Benar Mom, aku sangat mencintainya"
"Jadi? Kau sudah mendapatkannya?" Yin menggelengkan kepalanya.
"Belum, aku masih berusaha mendapatkannya Mom"
"Jika dia luar biasa seperti yang kau katakan, jangan pernah menyerah untuk mendapatkannya"
"Tentu saja Mom, kau tahu aku"
"Ya, kau yang terbaik" Mommy Wong mengacungkan kedua jempolnya pada Yin membuat Yin tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S YOU
General FictionIt's a story about a boy, a little sister, and another boy who were destined to meet each other 🤍