Hari berganti hari dan bulan berganti bulan, Sunny tetap melakukan aktivitasnya seperti biasa. Dia akan berangkat ke universitas, Yin sedang tidak ada kelas hari ini jadi dia ingin mengantar Sunny pergi kuliah.
"Phi aku sudah siap" Sunny berjalan ke arah Yin yang sedang duduk di sofa depan TV. Yin mengernyitkan dahi sedikit.
"Pakailah baju dengan lengan yang lebih panjang, itu tidak menutupi seluruh lenganmu Sunny" Sunny memakai kaos dengan lengan 1/8, tapi dia merasa spertinya akan baik-baik saja.
"Tidak apa-apa, ini sudah cukup panjang phi, aku juga sudah pakai sunblock tenang saja" Yin masih ragu namun Sunny meyakinkannya bahwa dia akan baik-baik saja.
"C'mon phi, kalau tidak berangkat sekarang aku akan terlambat" Ucap Sunny sambil menggandeng lengan Yin menuju garasi. Lalu merka pun berangkat menaiki mobil Yin.
"Phi maaf ya" Kata Sunny tiba-tiba ditengah perjalanan.
"Untuk apa? Kau tidak melakukan kesalahan apa-apa" Yin menjadi bingung.
"Kau jadi jarang berkumpul dengan teman-temanmu karena menamaniku. Aku tahu kau pasti bosan kan? Aku saja juga merasa bosan tidak bisa kemana-mana seperti dulu"
"Hei aku yang mau menemanimu, aku masih sering berkumpul dengan mereka di kampus. Bahkan mereka sering bermain sekaligus mengunjungimu dirumah kan? Aku tidak bosan" Yin menenangkan adiknya. Memang benar, teman-teman Yin sering bermain kerumahnya. Bukan cuma untuk bermain tapi juga untuk menemani Sunny agar dia tidak merasa bosan. Beberapa kali mereka mengadakan barbeque party, atau bahkan sekedar menemani Sunny menonton film dan berolah raga. Teman-teman Sunny juga sering berkunjung untuk menemani Sunny, namun alasan lainnya adalah mereka ingin melihat kakak Sunny yang tampan.
"Aku tau, tapi kau bahkan sering bertengkar dengan phi Perth. Aku sering mendengarnya dari balkon. Aku minta maaf phi kau jadi tidak punya waktu untuk pacarmu" Yin menggenggam tangan adiknya.
"Tidak, kita sudah putus. Kau adalah prioritasku saat ini Sunny" Sunny tertegun mendengar perkataan Yin, mereka sudah cukup lama berpacaran. Mungkin sudah hampir lima tahun. Sunny semakin merasa bersalah pada kakaknya.
"Tidak usah memikirkan sesuatu yang bisa membuatmu stress, ini bukan salah mu. Ini adalah keputusan terbaik untukku dan Perth. Kesehatanmu lebih penting" Yin meyakinkan adiknya. Sunny hanya mengangguk dan terdiam.
Setelah itu mereka sampai di Fakultas Sunny, Yin mengantarnya sampai di kelas. Lalu dia kembali ke mobilnya dan menuju condo Bonz. Teman-temannya sedang berkumpul disana.
Beberapa bulan berlalu dan kini Yin sudah duduk di semester 6. Dia sudah menyelesaikan program magangnya. Keadaan Sunny tidak kunjung membaik, bahkan dua bulan belakangan menjadi semakin buruk. Dia sampai mengambil cuti dari perkuliahan karena keadaannya tidak memungkinkan untuk berkuliah. Dia semakin kurus, rambutnya semakin tipis, bahkan ruam-ruam di kulitnya semakin banyak terlihat. Sunny semakin putus asa dengan penyakitnya, karena dia merasa menjadi beban bagi keluarganya.
Dia sering merasakan sesak nafas, beberapa kali juga dadanya terasa nyeri. Bahkan tulang-tulangnya susah dibuat untuk bergerak karena dia merasa sakit. Bahkan merasa demam adalah kesehariannya. Dia juga kadang merasa linglung dan menjadi pelupa. Sudah hampir setahun Sunny melawan penyakit ini, dan kini malah menjadi semakin parah.
Hari ini adalah hari ulang tahun Yin, dia akan berusia 22 tahun. Sunny merasa sangat bugar hari ini. Dia sangat bersemangat, bahkan dia menyiapkan surprise party untuk Yin dengan teman-teman Yin. Dia sendiri yang menyiapkan dekorasi dan makanan. Dia terlihat sibuk seharian, Mommy dan Daddy sudah mengingatkannya untuk tidak terlalu capek. Namun dia memaksakan diri untuk untuk menyiapkan pesta ulang tahun kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S YOU
Fiction généraleIt's a story about a boy, a little sister, and another boy who were destined to meet each other 🤍