Yin sedang konsentrasi di tengah-tengah mata kuliahnya, dosen akuntansinya sedang menerangkan pelajaran didepan kelas. Dia tidak sadar handphonenya sedari tadi berdering didalam tasnya. Dia sedang asik mencatat apa yang di jelaskan dosennya sampai dia mendengar pintu kelasnya dibuka dengan agak kasar. Seluruh kelas melihat ke arah pintu dan Yin melihat sahabatnya berdiri disana. Ya Bonz yang membuka pintu itu, lalu matanya melihat sekeliling dan berhenti pada Yin. Yin yang bingung hanya melihat Bonz dari kejauhan. Yin melihat Bonz sedang berbicara dengan dosennya sambil menunjuk-nunjuk dirinya.
"Yin Anan bisa meninggalkan kelas, ada sedikit masalah. Urgent" Kata dosennya saat selesai berbicara dengan Bonz. Yin langsung merapikan buku-bukunya dan memasukkannya kedalam tas. Lalu dia berjalan ke arah Bonz. Yin berpamitan pada dosennya dan keluar dari kelas bersama Bonz.
"Ada apa? Apakah sangat urgent?" Tanya Yin sambil mengikuti langkah Bonz yang setengah berlari.
"Aku sedang di cafe bersama Prom, karena kita berdua sedang tidak ada kelas. Lalu dia mendapat telepon dari ibumu" Bonz menjelaskan, Yin mendapat prasaan buruk tentang ini. Dia berharap agar pikiran buruknya tidak terjadi.
"Dia berusaha meneleponmu tapi tidak kau angkat, jadi dia menelepon Prom. Dia bilang Sunny sedang di rumah sakit. Dia pingsan lagi. Ayo cepat prom menunggu di depan"
"Shit!" Teriak Yin dalam hati. Lalu dia berlari mendahului Bonz dan melihat mobil Prom menunggunya di depan fakultas. Bonz lari menyusul Yin dan ikut masuk ke mobil Prom.
"Tenang Yin, Sunny akan baik-baik saja" Ucap Prom sambil menjalankan mobilnya. Yin sudah gelisah duduk di mobil sambil berusaha menghubungi kedua orang tuanya.
"Agak cepat prom!" Ucap Yin, prom mempercepat laju mobilnya. Dan tak lama setelah itu mereka sampai di Bangkok Hospital. Yin turun didepan pintu masuk bersama Bonz sedangkan Prom menuju parkiran untuk memarkirkan mobilnya.
Yin berjalan menuju meja receptionist dan menanyakan nama adiknya. Lalu setelah itu mereka menuju lift untuk naik ke lantai 8 dimana Sunny di rawat. Mereka sampai didepan ruangan Sunny, Yin masuk kedalam dan melihat kedua orang tuanya sedang duduk disebelah tempat tidur Sunny.
"Pelan-pelan nan adikmu bisa bangun" Kata Mommy Wong sambil menggenggam tangan Yin. Bonz memberikan salam pada kedua orang tua Yin. Tidak lama setelah itu Prom juga masuk ke ruangan Sunny. Yin menatap adiknya yang terlihat pucat sedang tertidur pulas. Dia membelai lembut kepala adiknya.
"Ini sudah ke 5 kali dia pingsan tiba-tiba, apa kata dokter Mom?" Tanya Yin.
"Kita masih menunggu pemeriksaan lanjutan, tunggu sampai Sunny bangun dan dokter akan memeriksanya lagi" Semua orang di dalam ruangan terlihat murung, tidak terkecuali Prom dan Bonz. Sunny sudah akrab dengan mereka dan sudah seperti adiknya sendiri.
"Aku harap bukan penyakit yang serius" Kata Yin pelan.
"Kita semua berharap begitu nak, semoga bukan penyakit yang serius. Dia memang terlihat selalu kelelahan beberapa bulan belakangan" Kata Mommy wong sedih, Daddy wong mengusap-ngusap lengan istrinya untuk menguatkan. Lalu mereka semua duduk di sofa ruangan itu sambil menunggu Sunny siuman.
Hari sudah sore, Mommy dan Daddy wong sudah kembali ke kantor mereka masing-masing karena ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggal dari siang tadi. Tinggal Yin, Prom dan Bonz yang masih disana.
"Kalian bisa pulang guys, aku baik-baik saja disini" Kata Yin pada kedua temannya.
"Kau yakin? Kita bisa menemanimu"
"Tidak apa-apa, aku sudah banyak merepotkan kalian"
"Kau tidak pernah merepotkan, Sunny sudah seperti adikku sendiri" Ucap bonz yang disusul anggukan dari prom.

KAMU SEDANG MEMBACA
IT'S YOU
Fiksi UmumIt's a story about a boy, a little sister, and another boy who were destined to meet each other 🤍