BERBEKAS

48 6 0
                                    

"Rasanya ingin sekali membanting tubuh ini,kenapa memori itu tetep teringat,rasa sakit itu masih sangat terasa ,tak ku sangka pilu ini masih berbekas"

_aksa carlen drenaska_

Seorang pemuda bernama lengkap Aksa carlen drenaska kini tengah berada di balkon kamarnya dengan seputung rokok yang berada di sela sela jarinya,Aksa menyesap rokoknya menciptakan bundaran bundaran asap berbentuk O .Aksa mengambil nafasnya dalam lalu memejamkan kedua matanya sejenak untuk menghilangkan rasa pening di kepalanya .

Akhir akhir ini suasana hati Aksa sangat kacau apalagi saat menyadari bahwa saat ini dirinya sedang tak mempunyai siapa siapa..

Dua bulan lalu ibu Aksa meninggal karena sakit,dan saat itu Aksa merasa sangat kehilangan,Aksa sangat mencintai sang ibu,bagi aksa ibu adalah cinta pertama dan terakhir baginya.

Dari kecil Aksa memang sangat dekat dengan sang ibu,"putri" .Dulu tujuan hidup Aksa adalah ibunya dan sekarang?

Tujuan hidupnya telah pergi ,hidup Aksa seakan sebuah warna warni yang kini hanya tersisa hitam dan putih.

Andre.papa Aksa,jangan. Tanyakan sedang berada dimana dirinya sekarang,seorang ayah yang sangat Aksa benci dari kecil,Aksa benci saat papanya memarahi ibunya.aksa sedikit bersyukur setidaknya putri tak akan lagi mendengar kata kasar dari andre,setidaknya putri tak akan melihat lagi wanita yang sering Andre bawa kerumahnya ,putri akan bahagia disana.

Dulu saat Aksa masih kecil dirinya sering sekali melihat dan mendengar pertengkaran antara orang tuanya.Dan disaat putri meninggal bahkan Andre tak ada untuk menemani Aksa mengantarkan putri ke tempat peristirahatan terakhir,Andre sibuk dengan dunianya sendiri.

Dan semenjak itu Aksa hidup dengan menanti ajal.

Flash back
Seorang wanita paruh baya tengah berbaring lemah di atas kasur,wajahnya yang sudah sangat pucat,matanya yang terlihat sangat sayup menahan rasa sakit,terdengar helaan nafas yang terdengar begitu berat,dada yang terasa sangat sesak,putri melirik menatap sebuah figura besar yang ada di dinding kamarnya.sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman,dalam hati ia berharap semoga nasib baik berpihak kepadanya.

Tapi.rasanya sangat mustahil

"Ma"Aksa masuk ke dalam kamar putri sembari membawa mangkuk berisi bubur,Aksa duduk di samping putri tak lupa satu kecupan Aksa daratkan di kening putri.

"Makan yok"ucap Aksa,lalu membantu putri untuk bangun namun sudah dulu di cegah olehnya,Aksa tampak bingung apalagi saat putri menatapnya dengan tatapan yang terlihat sangat sendu

"Sakit bang"lirih putri sembari menggenggam erat tangan Aksa untuk menyalurkan rasa sakit di tubunya,entah kenapa rasa sakit di tubunya ini begitu menyiksa dirinya,putri sudah tak tahan .

"Kita ke rumah sakit sekarang"ucap Aksa namun lagi lagi di tahan oleh putri

"Ma,mama sakit"Aksa menatap putri dengan penuh penekanan

"Ga ada gunanya bang,mama juga bakalan mat__"

"Ma!" Aksa menatap putri nanar jujur hatinya sakit melihat putri yang kini terbaring dengan ribuan rasa sakit yang menyiksa tubunya,tapi Aksa bisa apa ,dirinya hanya bisa berdoa semoga putri baik baik saja

Februari12:23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang