MALAM DAN PELUKAN

10 3 0
                                    

"aku sangat suka ketika bisa terlelap dalam pelukanmu"

_nadhira Nesya mahendra_

Setelah selesai mengantarkan Nadira pulang aksa melajukan motornya menuju markas aksa menancap gasnya dengan kecepatan tinggi Aksa ingin melampiaskan emosinya dengan meninju samsak yang berada di markas aksa memang sering melampiaskan segalanya di markas tepat di kamar yang memang dikhususkan untuk Aksa istirahat dan menerapkan segala beban yang ia pikirkan akses segera memarkirkan motornya dan langsung memasuki markas dengan emosi Aksa menendang barang-barang di markas semua anggota Daendels paham bahwa Aksa sedang emosi Aksa memasuki kamarnya matanya tertuju pada Samsat yang tengah menggantung dengan emosi yang sudah meluap dengan sekeras berakhir akan menempelkan kepalanya sampai terpejam menghembuskan nafasnya yang memukul kepalanya beberapa kali aksa teringat pesan seseorang padanya

" Jangan Sampek kenapa napa"

"Harus selalu jagain dia"

"Jangan Sampek buat dia nangis"

Aksa membenturkan kepalanya ke dinding nafasnya memburu aksa berjalan ke arah nakas dan meneguk segelas air Aksa membaringkan tubuhnya di atas kasur setelah itu dia memejamkan matanya sejenak Aksa merek pensilnya saat didengar berbunyi dengan mata sayup Aksa membaca sebuah notifikasi dari ponselnya Aksa berdiri lalu pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya

Saat ini Nadhira tengah berada di meja belajarnya Nadhira memainkan laptopnya Nadhira menggerakkan kursor laptopnya matanya kini tengah fokus dengan aktivitas membacanya Nadhira meminum susu yang berada di meja belajarnya Nadhira menoleh saat terdengar suara pintu terbuka Nadhira membelakan matanya saat melihat ximen yang tengah tersenyum smirk nadhira mencengkram erat kursi putarnya Simon berjalan mendekat ke arah Nadira dengan melipat lengan bajunya sembari menatap Nadira dengan tatapan licik

"Kak ximen ngapain ke sini"tanya Nadhira dengan gugup ximen tak menjawab ia menarik tangan Nadhira kencang membuat tubuh Nadhira langsung berdiri Nadhira menatap Simon dengan tatapan ketakutan ximen mencengkram rahang Nadhira kuat tangan satunya cuman gunakan untuk membelai wajah Nadhira dengan lembut

"Kak jangan"cicit Nadhira ketakutan,saat ini Nadhira sudah meneteskan air matanya,Nadhira menggeleng pelan saat ximen mendekatkan wajahnya dengan wajah Nadhira

"Takut"sebelah alis ximen terangkat Nadira mengangguk sembari menangis ximen tersenyum saat melihat air mata dari luruh ximen mengeluarkan sebuah pisau kecil dari sakunya Nadhira menelan salivanya kasar saat melihat pisau yang berada di tangan kanan

" Kak jangan" mohon Nadhira sembari menggeleng pelan ke arah ximen

"Kenapa?"

"Nadhira takut" cicitnya lagi

"Ga sakit sayang"ucapkan mengarahkan pisaunya ke arah Nadhira. Nadhira memajangkan matanya ia sudah pasrah Antara hidup dan mati Nadhira pasrahkan pada Tuhan nadhira sudah tak tahu harus bertindak seperti apa

"Gue benci sama Lo"ucap ximen lalu menancapkan pisau itu ke arah perut Nadhira

"Akhirnya balas dendam gue selesai"

Dan tiba tiba

Nadhira terbangun dari mimpinya,Nadhira duduk sembari melihat sekeliling,tidak,Nadhira masih hidup,dengan peluh yang sudah bercucuran,Nadhira langsung merongoh ponselnya untuk memanggil seseorang

Februari12:23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang