―enjoy with this story!
Happy reading 🤟――
Matanya perlahan terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya. Sebuah kebiasaan bagi sebagian orang saat bangun tidur pasti akan menggosok matanya. Sama seperti halnya yang dilakukan oleh lelaki ini. Selimut tebal yang menggulungnya ia sibak kuat-kuat saat tubuhnya terasa nyeri di bagian pinggang dan punggung hingga ia beralih untuk duduk dan mengumpulkan nyawanya.
Setelah kesadarannya pulih kembali, lelaki ini bangkit dan mencari sesuatu untuk ia santap. Dibukanya penutup makanan dan menampakkan satu porsi nasi goreng yang sudah dipastikan makanan itu tidak hangat lagi. Tak hanya menatap santapan itu, matanya teralihkan pada botol kecil dan secarik kertas yang berada disampingnya.
Narendra membaca surat itu dengan seksama hingga tak sadar bahwa bibirnya mengukir seulas senyum. Pikirannya menerawang mengingat kejadian semalam yang menyebabkan ia tertidur di kursi. Narendra berpikir semalam saat ia pulang, dirinya langsung membanting tubuhnya karena terlalu lelah―di kursi tanpa berniat pindah ketempat yang lebih nyaman. Namum mengingat selimut tebal yang menggulung tubuhnya tadi pagi pikirannya berpusat pada seseorang. Siapa lagi yang akan melakukannya?
Ajian.
"Kenapa lo masih bisa bersikap baik?" Gumam lelaki itu yang kemudian duduk dan menyantap makanan yang ada.
***
"Kamu kemana? Aku khawatir." Gumam seseorang yang sedari tadi melamum. Pikirannya terus berharap sosok yang ia cari datang dan melambai kepadanya dengan senyum yang tak pernah lepas. Namun ternyata, satu sampai dua jam berlalu hingga waktu istirahat tiba, sosok yang ia tunggu tak kunjung datang. Kemana sang tuan?
Hatinya masih gelisah dengan ketidakhadirannya. Lalu gadis ini berniat untuk mencari tahu keberadaannya meskipun hanya sekedar bertanya. Ponselnya sudah banyak sekali mengirim pesan dan panggilan telepon yang sampai saat ini masih tidak ada jawaban sedikitpun.
Langkahnya membawa gadis ini ke tempat dimana kakak kelasnya berada. Namun belum sampai di kelas yang akan di tuju, matanya menangkap sosok yang ia cari berada di pinggir lapangan.
"Clay!" Teriak gadis itu melambai membuat sang empu yang sedang duduk dengan satu kaki selonjor di lapang dan satu kaki ia tekuk menoleh dan segera bangkit untuk menghampirinya.
"Lo liat Ajian gak?" Tanya si gadis to the point saat Clay sudah berada dihadapannya.
Lelaki itu menautkan kedua alisnya, "Lah? Bukannya dia teman sekelas lo, kok nanya gue?" Clay menunjuk dirinya sebab tak tahu menahu tentang ini.
"Dia gak masuk kelas. Gue khawatir sama dia." Jawab lagi gadis ini yang semakin dibuat gelisah.
"Gimana sih? Katanya tadi pagi udah hampir sampe gerbang, tapi kok gak nyampe sekolah?" Gumamnya namun masih bisa Tania dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)
RandomIt's about Ajian Prakarsa and the pain. "Dari awal aku datang, aku sudah menduga bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja. Kulihat dari raut wajah mereka tampak tidak senang dengan kedatanganku. Tapi ternyata dugaan ku salah, salah satu dari mereka...