―enjoy with this story!
Happy reading 🤟――
Sret!
"Karena saya sudah menyerahkan Ajian sepenuhnya, saya harap anda tidak menggangu lagi saya dan adik saya, Tuan Wijaya." Ucap Jevan setelah menandatangani perjanjian Hak Asuh yang sudah disepakati olehnya dan juga Ayah sambung Ajian.
Wijaya tersenyum senang, saat ia hendak mengambil suatu itu tangan Narendra lebih cepat menahannya hingga membuat gebrakan kecil.
"Gak bisa! Orang ini gak punya hak buat bawa Ajian." Narendra menatap tajam pada Wijaya.
"Kakak kamu sudah sepakat untuk perjanjian ini, Narendra. Percuma kamu tahan saya." Ucap Wijaya kemudian beranjak dan meraih tangan Ajian untuk dibawa meninggalkan keduanya.
"Gak adil! Dia gak bisa bawa Ajian gitu aja, kita masih bisa beri Ajian kehidupan yang layak, Bang!" Narendra bangkit, namun segera ditahan oleh sang Kakak.
"Na, udah, Na. Biarin Ajian hidup sama Ayah sambungnya. Ini juga janji almarhum Ayah."
"Ayah udah gak ada, perjanjian itu juga harusnya gak ada!"
"Narendra!" Jevan menampar pipi Narendra dengan keras.
"Aaaa!"
"Kak Nana! Kakak kenapa?" Ajian datang dengan paniknya dari arah kamar menuju ruang tengah.
Narendra yang masih kebingungan berusaha menormalkan nafasnya lebih dulu sebelum sadar sepenuhnya bahwa tadi hanyalah mimpi buruk.
"Kak Nana?"
Narendra menatap Ajian sekilas, "Gue mimpi buruk ..." Ucapnya pelan namun masih bisa terdengar oleh Ajian.
"Kakak pindah ke kamar aja, ya, tidurnya. Tidur di sini gak nyaman."
Narendra mengangguk, kemudian ia bawa langkahnya menuju kamar disusul Ajian yang membawakan segelas air untuk Narendra.
"Lo belum tidur jam segini?" Tanya Narendra setelah air dalam gelas itu tandas setengahnya.
Ajian menggeleng, "Jian tiba-tiba kangen Ibu ..." Ucapnya setelah menyimpan gelas disamping Narendra.
Narendra tidak menjawab, keduanya sama-sama diam dalam waktu yang bersamaan. Hingga detik berikutnya Narendra membuka suara.
"Maaf ..." Lirihnya sembari menundukkan kepala.
Ajian yang melihat itu lantas mengernyitkan dahinya.
"Maafin gue sama Bang Jevan yang udah bohong soal makam Ibu kandung lo," ucapnya menjeda.
"Maaf karena Halan yang ngasih tahu makamnya dan bukan gue ataupun Bang Jevan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)
RandomIt's about Ajian Prakarsa and the pain. "Dari awal aku datang, aku sudah menduga bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja. Kulihat dari raut wajah mereka tampak tidak senang dengan kedatanganku. Tapi ternyata dugaan ku salah, salah satu dari mereka...