―enjoy with this story!
Happy reading 🤟――
Siang itu, keluarga kecil―tanpa sosok ibu― sudah bersiap untuk berangkat ke pantai. Mood Narendra sedang bagus, bahkan ia yang paling semangat untuk bersenang-senang hari ini. Hal random yang Narendra lakukan bisa membuat semuanya bisa tertawa selepas mungkin. Termasuk Ajian.
"Na, itu satu lagi tas nya gak dimasukin?" Tanya Jevan saat melihat tas yang tersisa di teras.
Ajian yang sadar dan hapal bahwa itu tas nya segera turun, "Oh itu tas Jian, sebentar ya Jian bawa dulu."
Ajian lantas turun―walaupun tadinya sudah duduk di jok depan― dan membawa tas nya. Jevan memperhatikan Narendra, sadar Jevan memperhatikan Narendra malah cengar-cengir tidak jelas.
"Lupa eheheh kirain udah beres barangnya" Elak Narendra.
Tak lama, Ajian datang dan duduk kembali di samping ayah yang akan membawa mobil. Ayah yang baru saja masuk segera mematikan rokoknya dan memasang sabuk pengaman.
"Udah siap semuanya?" Tanya ayah membalikan tubuhnya.
"Siap banget yah!" Jawab Narendra yang tak lepas dengan senyumnya kala itu.
Ayah melirik Ajian, diraihnya sabuk pengaman di sisi Ajian dan segera ayah pasangkan. "Pakai dulu sabuk pengamannya biar selamat" kata ayah memperingatkan anak-anaknya.
"Eheheh makasih ayah" Ajian berucap yang menampakkan deretan gigi putihnya.
Sadar perlakuan di depan mata, Narendra memutar bola matanya malas. Namun ia tidak mau jika harinya serta hatinya rusak saat itu, hingga ia beralih meraih ponselnya dan mencoba melupakan hal buruk tadi.
"Berangkat~" Nada ayah membuat yang lain tertawa.
"Let's go!!" Seru Narendra yang tak sadar bahwa sedari tadi Jevan masih memperhatikannya.
Abang tahu kamu gak lupa Na, tapi kamu sengaja. Batin Jevan.
Perjalanan kala itu sangat menyenangkan. Ayah yang mengendarai sembari bersenandung, Ajian yang asik melihat indahnya jalanan siang itu, Narendra yang asik dengan handphonenya pun juga Jevan yang asik mencari informasi jual beli anjing di salah satu toko online. Suasana dalam mobil memang hangat walaupun tidak ada pembicaraan, tapi fokus mereka teralihkan kala mobilnya terparkir di salah satu warung pinggir jalan.
"Kita istirahat dulu ya, ayah agak ngantuk dikit" kata ayah yang mendapat anggukan dari ketiganya.
Semuanya lantas turun dan duduk di salah satu bangku kayu yang sedikit rapuh namun tetap nyaman ditempati. Ketiga anaknya lantas duduk sedangkan ayah memilih untuk memesan terlebih dahulu. Tak lama ayah datang dan segera menyenderkan tubuhnya pada dinding kayu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)
De TodoIt's about Ajian Prakarsa and the pain. "Dari awal aku datang, aku sudah menduga bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja. Kulihat dari raut wajah mereka tampak tidak senang dengan kedatanganku. Tapi ternyata dugaan ku salah, salah satu dari mereka...