[10] Bersilat Lidah

142 17 0
                                    

―enjoy with this story!
Happy reading 🤟―

―enjoy with this story! Happy reading 🤟―

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah diberi wejangan panjang oleh Riri semuanya hanya bisa diam. Kini tinggal menunggu kedatangan wali murid yang sebelumnya sudah dihubungi oleh pihak sekolah. Lima belas menit sebelumnya orang tua dari Raja, dan Firman sudah datang dan langsung duduk dengan angkuhnya. Tidak dengan orang tua Damar, karena kedua orangtuanya tidak tinggal di Jakarta. Damar tinggal bersama pamannya, tapi karena pamannya sedang di luar kota jadi tidak bisa datang. Ia meminta waktu malam untuk berbicara lewat telepon katanya.

"Mana sih lama banget! Gerah nih saya lama-lama disini." Protes ibu-ibu yang duduk disebelah Raja dengan kipas yang terus ia geber sedari tadi.

Riri hanya tersenyum kecil, "Sabar ya Bu, mungkin sebentar lagi sampai." Ucapnya sehangat mungkin.

Ibu-ibu itu memutar bola matanya malas dengan mulut yang terus berkomat-kamit. Tak lama dari sana terdengar suara ketukan pintu dan menampakkan Reza, disusul oleh Halan dibelakangnya. Kemudian Riri mempersilahkan keduanya untuk masuk.

"Mas wali murid mereka?" Tanya Riri menatap keduanya bergantian.

Reza mengangguk, "Iya, saya Kakaknya Clay Wijaya."

"Saya Kakaknya Ajian Prakarsa."

Kalian ingat saat Clay bilang kalau ada masalah apapun mengenai sekolahnya, anak Om-nya yang akan selalu sigap. Dan yang dimaksud Clay saat itu adalah Reza. Reza adalah anak dari Kakaknya Ayah Clay, atau lebih tepatnya Reza adalah Kakak sepupunya Clay. Clay selalu mengadu dan menceritakan keluh kesahnya pada Reza. Walaupun kadang Reza dan Clay sebelas dua belas emosian, tapi saat-saat seperti ini keduanya bisa serius dan saling melengkapi.

Mendapat kabar bahwa Clay masuk ruang BK, Reza segera beranjak dari tempat duduknya. Yang mana saat itu ketiganya― Reza, Halan, dan Narendra sibuk dengan laptop masing-masing di taman kampus. Melihat pergerakan Reza yang menutup laptop dan segera membereskan barang-barangnya, membuat Narendra dan Halan menatapnya bingung. Hingga akhirnya Halan bertanya dan Reza menjelaskan bahwa Clay mendapat masalah karena membantu temannya. Awalnya Halan hanya ber-oh saja dan kembali fokus, namun saat Narendra juga memberitahukan hal yang sama setelah sebelumnya ia mendapat pesan dan membacanya di dalam layar, Halan bergerak mengikuti Reza dari belakang dan meninggalkan Narendra dengan kekasihnya yang baru sampai saat itu. Reza tidak masalah jika Halan ikut, asalkan ia tidak berisik dan tidak berbuat sesuatu yang bisa mempermalukan dirinya nanti.

Ajian sempat dibuat bingung dengan kedatangan Reza dan Halan. Terlebih lagi Halan yang mewakili wali murid untuk Ajian. Berbeda dengan bocah yang duduk disisnya itu terlihat lebih santai-santai saja saat melihat Reza dan Halan. Sebelumnya Ajian sudah menghubungi Narendra untuk datang ke sekolah lewat chat. Ajian sempat membuka lagi ponselnya dan melihat bahwa pesan yang ia kirim belum Narendra baca. Itu artinya tidak ada lagi harapan bagi Ajian untuk meminta Narendra datang ke sekolah.

Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang