―enjoy with this story!
Happy reading 🤟――
Dijamin chapter ini bikin seneng!🤩🤩
"Makasih, Pak!" Ucap Ajian seraya membungkukkan badannya kepada sopir yang bertugas mengantarnya pulang usai Olimpiade kemarin.
Ajian menatap rumah satu tingkat miliknya itu dengan perasaan senang. Akhirnya, setelah sekian lama ia bisa kembali lagi ke rumah setelah beberapa hari ia meninggalkannya. Meskipun hanya tiga hari Ajian meninggalkan rumah, entah kenapa rasa-rasanya seperti sudah sangat lama ia meninggal rumah ini. Ia sempat berfikir bagaimana dengan perasaan kakak pertamanya yang sudah bertahun-tahun belum kembali menginjakkan kakinya lagi.
Lantas kaki jenjangnya ia bawa memasuki pelataran rumah. Kemudian Ajian masuk disambut oleh wangi khas dari rumah beraroma vanilla yang membuat Ajian sedikit rileks.
Tapi, kenapa rumah ini sepi sekali? Dimana kakaknya berada? Apa ia tidak pulang selama dirinya meninggalkan rumah? Atau apa ia sudah pergi lagi sepagi ini?
Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang Ajian geluti dalam pikirannya. Niat hati ingin memberitahu sang kakak dengan apa yang ia raih ternyata tidak ada siapapun untuk bisa beritahu. Alhasil Ajian menghela nafasnya. Kemudian langkahnya membawa ke kamar untuk segera menyimpan barang-barangnya dan memasak untuk sang kakak. Tapi belum sempat langkahnya sampai di kamar, langkahnya terhenti saat aroma masakan masuk kedalam indra penciumannya.
Ajian yakin bahwa aroma ini berasal dari dapur.
"Kak, Nana?" Panggil Ajian saat melihat lelaki berbahu lebar tengah fokus dengan masakannya.
Merasa terpanggil Narendra kemudian berbalik dan mendapati Ajian yang masih menatapnya dengan heran.
"Eh? Lo udah balik?" Tanya Narendra kemudian beralih memindahkan masakannya kedalam wadah."Duduk gih, makan dulu." Ujar Narendra yang menyimpan hasil masakannya. Lalu ia mengambil piring baru dan mengisinya dengan nasi untuk ia berikan pada Ajian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)
RandomIt's about Ajian Prakarsa and the pain. "Dari awal aku datang, aku sudah menduga bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja. Kulihat dari raut wajah mereka tampak tidak senang dengan kedatanganku. Tapi ternyata dugaan ku salah, salah satu dari mereka...