―enjoy with this story!
Happy reading 🤟――
Pagi-pagi seperti biasanya, Ajian sudah menyiapkan makan untuk Narendra. Lantas ia bergegas mengambil handuk dan segera membersihkan diri untuk bersiap-siap ke sekolah. Pagi tadi ia terpaksa terbangun karena tidurnya tak nyaman juga keringat yang membasahi tempat tidurnya. Entahlah akhir-akhir ini, saat tidur, ia selalu merasakan basah di sekujur tubuhnya. Usai mengganti sprei, Ajian tidak bisa tidur lagi, ia pun menyempatkan diri untuk mempelajari kembali materi-materi olimpiade nya karena waktu masih terlalu larut.
Setelah bersiap, ia langsung bergegas untuk ke sekolah. Tak lupa ia menutup gerbang rumahnya, namun dibuat kaget dengan kehadiran mobil hitam yang sebelumnya tidak ada disana. Kaca mobil itu perlahan terbuka dan menampakkan Clay yang sedang tersenyum menatap dirinya. Tak menunggu waktu lama, Ajian segera masuk dan meninggalkan pelataran rumahnya.
Selama perjalanan keduanya hanya mendengarkan ocehan pagi dari radio mobil. Diantara keduanya tidak ada yang mau membuka ataupun memulai percakapan. Namun sesekali terdengar omelan sarkas dari Clay karena berita yang disiarkan dari radio menyiarkan berita yang kurang bermutu, hingga akhirnya ia mematikan alat penyiar berita itu.
Ajian hanya bisa menahan tawa saat melihat Clay misuh-misuh merapal kan kalimat-kalimat umpatan untuk benda mati itu. "Udah jangan dipukulin terus, kasihan itu radionya."
Clay melirik sebentar, lalu fokus kembali kepada jalanan. "Ah! Lagian, ya, inituh masih pagi, kenapa juga beritanya harus tentang KDRT? bukannya KPI larang TV dan radio diisi pelaku KDRT ya?"
Ajian hanya mengedikan bahunya, kemudian keduanya sama-sama terdiam kembali. Hingga di detik berikutnya Ajian membuka suara.
"Kalau di siksa sama Kakak sendiri, itu KDRT bukan?" Celetuk Ajian yang membuat Clay memberhentikan mobilnya secara mendadak.
***
Hari ini ketiganya―Ajian, Clay, dan Karren tidak mengikuti pembelajaran seperti biasa karena mendapat izin untuk berdiskusi perilah soal-soal yang sudah diberikan di perpustakaan. Karren dibuat kesal karena Ajian terus saja salah saat Clay ataupun dirinya memberikan soal satu sama lain.
"Lo ngerti nggak, sih? Daritadi gak ada yang bener jawabannya!" Kesal Karren membuat kedua lelaki dihadapannya sedikit kaget karena gadis itu menggebrak meja walaupun tidak keras.
Ajian yang merasa bersalah hanya bisa diam saja karena sungguh soal-soalnya masih banyak yang belum bisa ia pahami.
"Ini tuh soal yang gampang, masa gini aja lo nggak bisa?"
Lagi. Karren masih belum puas untuk memarahi Ajian.
"Udah lah, lebih baik lo ngundurin diri aja daripada tim kita kalah nantinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)
RandomIt's about Ajian Prakarsa and the pain. "Dari awal aku datang, aku sudah menduga bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja. Kulihat dari raut wajah mereka tampak tidak senang dengan kedatanganku. Tapi ternyata dugaan ku salah, salah satu dari mereka...