―enjoy with this story!
Happy reading 🤟―
―
"Jian gak ada dirumah."
Ucapan itu keluar dengan suara yang bergetar dan juga air mata yang tertahan di pelupuk mata Narendra.
Saat sampai dirumah Narendra cepat-cepat turun dari mobil dan segera mencari keberadaan Ajian. Ruang tengah kosong, dam harapannya adalah Ajian berada dikamar nya. Namun saat Narendra membuka pintu kamar milik Ajian ternyata kamar itu masih tertata rapi―seperti tidak dihuni―dan tidak menemukan keberadaan Ajian.
Narendra mulai panik, namun ia mencoba untuk tenang dan mencari lagi ke setiap sudut rumahnya. Hingga setelah pencarian itu selesai dan Ajian tidak kunjung ditemukan Narendra sadar bahwa Ajian benar-benar hilang.
"Lo udah cari di kamar? Di dapur, atau dimana gitu?" Halan menjawab diseberang sana.
Karena rasa panik yang begitu kuat, secara spontan Narendra langsung memberitahu dan menghubungi Halan. Padahal jika dipikir-pikir ia bisa saja menghubungi Reza yang notabenenya 'sedang tak punya masalah dengannya.'
"Udah, gue udah cari sekeliling rumah, tapi Jian gak ada!" Panik Narendra yang mengusak rambutnya kasar.
Halan mengembuskan napasnya kasar. "Oke, lo tenang dulu―"
"Gimana gue bisa tenang? Adik gue gak ada!"
Halan tersentak saat Narendra kini membantah ucapannya dengan cepat. Terlebih suaranya sedikit bergetar, bisa Halan duga bahwa Narendra tengah menahan tangisnya karena gelisah.
"Lo jangan kemana-mana, kita kesana sekarang." Suara itu milik Reza. Ia mengimbuh dan mendekat sedikit pada ponsel milih Halan yang di loudspeaker.
"Gue takut dia aneh-aneh." Ucap Reza kemudian Ia memutar kembali kemudi yang membawa keduanya―Halan & Reza―belum terlalu jauh.
Setelah sampai Halan dan Reza buru-buru untuk masuk ke dalam rumah yang selalu didominasi dengan wangi vanilla itu. Namun langkah keduanya terhenti tepat di depan pintu bersamaan Narendra yang keluar dengan raut paniknya.
"Lo mau kemana?" Tanya Halan.
"Cari Ajian."
"Lo gila? Jam satu malam begini lo mau cari Ajian kemana?" Sahut Reza. Ia tak habis pikir dengan Narendra. "Masih ada besok, Na. Lo juga harus istirahat, percuma lo cari Ajian jam segini."
"Gue khawat―"
"Gue tahu, kita semua juga khawatir sama Ajian. Dengan keadaan lo yang berantakan kayak gini gak akan maksimal juga nyarinya." Reza masih berusaha untuk menenangkan Narendra dari kerasnya tekat untuk mencari Ajian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)
RandomIt's about Ajian Prakarsa and the pain. "Dari awal aku datang, aku sudah menduga bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja. Kulihat dari raut wajah mereka tampak tidak senang dengan kedatanganku. Tapi ternyata dugaan ku salah, salah satu dari mereka...