[24] Narendra dan Sakitnya

156 16 0
                                    

Sebelumnya happy independence day ke 78!

Di tempat kalian gimana nih semangat kemerdekaannya??

***

―enjoy with this story!
Happy reading 🤟―

―enjoy with this story! Happy reading 🤟―

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua hari akhirnya Ajian bisa merasakan tidur nyenyak tanpa gangguan. Tidur dalam kurun waktu yang cukup membuatnya bangun dalam keadaan segar dan lebih siap menjalani harinya penuh semangat.

Pagi ini Ajian bangun lebih awal dari Narendra. Maka di kesempatan ini Ajian yang memimpin semua pekerjaan rumah termasuk membuatkan sarapan untuk dirinya dan juga Narendra. Ia sempat membuka pintu kamar Narendra dan mendapati sang Kakak masih tertidur. Hingga akhirnya setelah semua pekerjaan Ajian selesaikan, ia memilih untuk membangunkan Narendra sebelum sarapan bersama.

"Kak Nana," panggil Ajian sembari mengetuk pintu.

"Kak, ayo sarapan,"

"Kak Nana?"

Berkali-kali Ajian mengetuk pintu kamar Narendra namun Narendra tidak kunjung membukanya. Bahkan sekedar menyahut pun tidak Ajian dengar. Ajian berinisiatif untuk membuka pintu. Hingga setelah pintu itu dibuka, tampak Narendra yang tengah terbaring dan mengigil dilabut selimut tebalnya.

Ajian melangkah masuk dan menyibakkan selimut itu lalu melihat wajah pucat Narendra. Juga Narendra yang terus bergumam tidak jelas membuat Ajian panik setengah mati.

"Ya ampun, Kak! Kakak kenapa?" Tanyanya panik saat Ajian mencoba memegang dahi Narendra yang terasa panas.

"Kakak sakit? Ayo, Kak, kita ke dokter!"

Ajian hendak bangkit namun ditahan.

"Nggak usah," Ujar Narendra dengan suaranya yang lemah. "Lo panggil dokter aja kerumah."

Ajian mengangguk, kemudian mencoba menghubungi dokter yang Narendra perintahkan. Hingga setelah dokter itu datang dan memeriksa Narendra ajian bisa sedikit bernafas lega.

"Narendra hanya kelelahan. Stres karena banyak pikiran menyebabkan masalah panas dalam pada tubuhnya. Jadi sebisa mungkin jaga asupan makan dan juga jangan terlalu banyak pikiran, ya." Ujar dokter itu kemudian mengambil kertas dari kantong jas nya.

"Ini obat yang harus dibeli. Saya pamit, semoga cepat sembuh untuk kakakmu."

Setelah berbicara dan memberikan resep, dokter itu lantas keluar. Ajian harus segera menebus obatnya agar Narendra bisa meminumnya siang nanti. Dilihatnya Narendra sudah lebih baik dati sebelumnya, kemudian Ajian menarik selimut dan menutupkan pada sebagian tubuh Narendra sebelum benar-benar keluar.

Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang