It's about Ajian Prakarsa and the pain.
"Dari awal aku datang, aku sudah menduga bahwa semuanya tidak akan baik-baik saja. Kulihat dari raut wajah mereka tampak tidak senang dengan kedatanganku. Tapi ternyata dugaan ku salah, salah satu dari mereka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
―
Mendapat respon yang kurang meyakinkan dari raut Ajian membuat Wijaya paham bahwa anak itu masih mempertimbangkan tawarannya. Hingga akhirnya Wijaya menawarkan untuk mencoba tingga bersamanya dalam waktu satu minggu, setelah itu ia bisa memutuskan untuk tetap tinggal bersamanya atau memilih untuk pulang dan tinggal bersama Narendra. Ajian menyetujui itu, setelah makan selesai, Ajian diajak oleh Wijaya untuk mengenal lebih lanjut bagaimana sosok sang Ibu.
Ajian akhirnya tahu, seperti apa rupa wajah sang Ibu yang selama ini ia rindukan. Setelah sekian lama menerka-nerka seperti apa cantik parasnya, kini sudah terobati juga. Ibunya memang cantik.
Sekarang ia paham maksud dari surat yang dicoret oleh Dito waktu itu. Dan benar, ternyata Clay adalah saudara kandungnya. Mengetahui hal itu membuat Ajian senang bukan main, tapi ia masih berpikir darimana Dito tahu bahwa Clay adalah saudaranya?
Tapi Ajian tak terlalu memikirkan hal itu. Yang jelas dengan kenyataan yang diberikan oleh Wijaya membuat Ajian percaya akan tulisan dari Dito waktu itu. Bahkan Wijaya juga memperlihatkan foto-foto Ajian saat masih kecil yang sengaja Wijaya simpan sebagai bukti untuk membawa Ajian kembali nantinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
