[26] Peringatan

165 17 0
                                    

―enjoy with this story!

Happy reading 🤟―

Happy reading 🤟―

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagian orang dihari minggu pasti akan memiliki untuk melepas penat, setelah menghabiskan waktu lima atuh enam hari sebelumnya. Seperti Narendra dan Ajian, keduanya memiliki jadwal bekerjasama untuk membereskan rumah. Sebetulnya bisa saja Narendra membersihkan sendiri, namun dengan niat yang terselubung dibaliknya membuat ia dan Ajian harus berbagi tugas.

Narendra memilih untuk menyapu, mengepel, mencuci baju, dan memasak. Sedangkan Ajian hanya kebagian untuk menjemur cucian dan menyiram tanaman.

"Nih, lo jemur, ya. Gue mau masak dulu." Ucap Narendra menyimpan seember cucian setengah basah itu dihadapan Ajian.

Ajian yang baru saja selesai menyiram tanaman lantas berbalik dan menyimpan empat rapatan tangannya di sisi alisnya. "Siap, Kak!"

"Kalau ada yang gak dikenal, jangan buka gerbang. Lo langsung masuk aja dan kunci rumah." Peringat Narendra yang masih was-was atas ancaman semalam.

"Emang kenapa, Kak?"

Narendra menggeleng. Kemudian pergi memasuki rumah dan meninggalkan Ajian yang kini mulai menjemur baju-bajunya.

Narendra sempat mengintip dari balik pintu dan memastikan beberapa menit Ajian baik-baik saja. Lalu ia melangkah menuju dapur dan mulai mengeluarkan bahan-bahan yang akan ia hidangkan.

Alunan musik yang mengiringi pekerjaan Ajian―menjemur pakaian―kini berputar menjadi lagu yang bergenre rock. Suaranya sedikit gaduh, tapi itu tidak menggangu Ajian yang fokus pada baju-bajunya yang ia kaitkan di besi panjang.

Saat hendak ingin mengaitkan baju terakhir, Ajian dibuat terkejut saat sepatu hitam menendang keras besi jemuran itu dan membuat beberapa baju jatuh berserakan.

Dua lelaki berpiawakan kecil serta rambut gondrong yang diikat dan jaket Levis yang membalut menambah kesan 'preman' yang bisa Ajian lihat. Ia tidak sadar bahwa dua lelaki ini membuka gerbang dan masuk.

"Maaf, mau cari siapa?" Tanyanya berlagak tenang. Padahal dalam hatinya ia terus memohon agar dua orang tak dikenal ini hanya salah alamat.

"Gak usah banyak tanya, ikut gue!" Bentak salah seorang preman itu dan segera meraih pergelangan tangan Ajian.

Ajian berusaha memberontak, namun salah seorang temannya lagi menendang betis Ajian hingga anak itu terjatuh menubruk jemuran yang setengah kering.

Mendengar kegaduhan diluar, membuat Narendra harus berhenti dari kegiatannya. Setelah memastikan kompor dan bergegas keluar, ia dibuat marah saat melihat adiknya diseret paksa oleh dua orang yang tak dikenal.

Bugh!

Satu pukulan mendarat di punggung lelaki yang menyeret Ajian hingga ia hampir tersungkur kalau saja kakinya tidak kuat menahan.

Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang