[32] Setelah Kepergian

219 19 2
                                    

―enjoy with this story!
Happy reading 🤟―

―enjoy with this story! Happy reading 🤟―

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ceritakan pada kami bagaimana kronologinya." Tanya polisi itu pada Reza yang kini duduk saling berhadapan.

"Gak ada yang perlu saya ceritain, Pak. Saya gak salah."

"Bagaimana kami tahu saudara tidak salah kalau kami tidak tahu kejadiannya."

Reza menghela napas nya panjang. Kemudian Halan yang duduk disampingnya sedikit menyenggol lengan Reza. "Udah, lo ceritain aja gimana kejadiannya."  Bisik nya yang entah terdengar oleh polisi itu atau tidak.

"Sebenarnya kami bertiga itu, saya, Narendra dan juga Halan yang disamping saya ini lagi nyari seseorang. Adik teman saya hilang dan kami bertiga pergi mencari pakai mobil saya. Nah, sebelum kami melanjutkan aktivitas kami, kami bertiga mampir disalah satu cafe untuk makan dulu. Tapi disana Kakak nya anak yang hilang ini langsung pergi sendiri setelah dapat pesan dari seseorang dan gak ikut makan bareng kita. Mungkin dia tahu dimana keberadaan Adiknya. Kebetulan dia pergi pakai mobil saya. Kami nunggu sampai teman kami ini kembali, tapi begitu teman saya ini kembali wajahnya pucat banget dan dia gak berbicara sedikitpun. Tatapannya kosong," Reza menjeda sebelum akhirnya kembali melanjutkan ceritanya.

"Dia bilang dia nabrak orang. Saya sama temen saya ini jelas kaget dan langsung bergegas menuju TKP. Tapi sayangnya si korban udah gak ada disana. Terus temen saya ini nanya sama orang dan katanya korban tabrak lari itu udah dibawa ke rumah sakit. Pas kami nyusul kesana, kami ketemu sama korbannya. Tapi sayang kalau korban tabrak lari itu orang yang lagi kita cari. Adik dari teman saya itu."

"Iya, kurang lebih gitu, Pak, kejadiannya. Jadi bapak-bapak ini salah nangkap orang." Halan menyela.

"Tidak mengurangi cerita?" Tanyanya membuat kedua laki-laki itu menggeleng.

"Tidak menambah cerita?"

Keduanya menggeleng lagi bersamaan.

Polisi itu manggut-manggut, lalu sebelum pertanyaan lain terlontar, pandangnya terpusat pada Halan. Ponsel milik Halan berbunyi nyaring membuat Reza dan polisi itu menatapnya. Halan memarkan cengiran nya, lalu dengan cepat meraih ponselnya dan meminta izin untuk mengangkat telepon sembari beranjak dari tempat duduk.

"Halo, Bang? Kenapa? Udah ketemu sama Ajian?"

Mendengar jawaban dari Jevan yang bergetar diseberang sana membuat Halan melotot kaget. Hatinya bak disayat belati dan kerongkongannya terasa ada yang mengganjal. Air matanya mendesak keluar namun ia usap kasar dan segera menutup teleponnya.

"Za! Za! Za! Kita harus kerumah sakit sekarang!" Halan dengan panik segera menarik lengan Reza.

"Ada apa, sih?"

"Ajian, Za. Ajian meninggal!"

Pernyataan itu jelas membuat kedua polisi yang sedang melakukan interogasi ikut terkejut.

Ajian Prakarsa || Jisung Nct (Revisian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang