07. Kasian

43 5 0
                                    

GUYS BANTU VOTE

DARIPADA TOMBOL VOTE NYA GA BEWARNA MENDING DIPENCET

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈

******

Kini hari sudah malam dan mata Naysa terbuka secara lebar saat ia merasa bahwa seperti ada yang memanggil namanya secara terus-menerus.

Naysa terduduk terkejut mendengar suara bundanya yang memanggil dirinya dari bawah ia langsung bergegas berlari mencari arah sumber suara tersebut.

"Nay udah malem, mandi dulu" Suruh bunda Jesy, yang sedang fokus terhadap berkas-berkas pekerjaan nya.

Naysa seolah tak mendengarkan hal itu ia duduk di kursi meja makan dan meneguk satu gelas air disana.

"Bunda yang beresin barang-barang yang ada disini?" Tanya Naysa sambil menunjuk tempat yang tadi ia pakai untuk mengerjakan pekerjaan kelompok nya.

"Emang ada apa disitu?" Tanya Jesy dengan nada santai. Ia tak melihat ada satupun barang dari tempat yang ditunjuk oleh putri gadisnya itu.

Naysa berpikir apakah Alen yang membersihkan nya. Dan lalu siapa yang menggendong dirinya ke kamar?

Naysa berlari keluar rumah dan berdiri didepan rumah yang tak lain adalah rumah tetangganya atau rumah Alen.

Naysa melihat Alen yang sudah siap dengan motornya dan ia menghampiri Alen.

"Woi" Panggil Naysa sambil menepuk bahu Alen.

"Hm" Alen hanya berdehem sebagai jawaban kala ia menoleh ke belakang. Menatap wajah bantal dan rambut acak-acakan gadis itu membuat Alen merinding. Apa lagi ini sudah malam bukan? Setan wujud gadis datang menghampiri nya?

"Lo tadi yang gendong gue ke kamar?" Tanya Naysa dengan penuh antusias tak lupa dengan wajah datarnya.

"Kalo iya kenapa?" Tanya balik Alen.

"Kenapa lo gak bangunin gue aja?" Naysa tidak suka jika ada yang menggendong nya seperti tadi. Tanpa kesadaran digendong? Sama seperti jalang bukan?

"Gue kasian sama lo"

Alen menghidupkan motornya dan melaju cepat meninggalkan Naysa yang sepertinya sudah tidak ada kepentingan lain dengan dirinya.

"Gue gak butuh rasa kasian" Gumam Naysa menggerutu Alen yang bertindak seperti itu.

Naysa masuk kembali kedalam rumah setelah ia merasa hatinya telah lega. Setidaknya ia tahu jika yang menggendongnya bukan orang lain. Tapi Alen orang lain juga kan? Ah tidak. Maksud Naysa adalah orang lain suruhan bundanya.

Naysa kini sedang menatap kearah layar ponsel nya yang wallpaper nya itu ialah foto seorang pria dengan seorang gadis kecil yang kian bahagia.

"Ayah" Lirih Naysa. Dulu ayahnya Naysa memberikan gelang bewarna hitam bersalut nama Naysa waktu sedang berada di Jepang. Ia menatap gelang yang berada ditangannya lalu ia rasa ada yang aneh ditangannya yaitu terdapat huruf A yang sangat asing baginya.

"Dari mana ini?" Pekik Naysa dengan begitu lirih berusaha untuk tidak membangunkan semua warga komplek.

"Jadi jelek kan kalo ada huruf A nya" Naysa mendengus kesal berusaha melepaskan huruf itu dari gelang nya. Tetapi usaha itu tak membuahkan hasil karna kedua huruf itu menyatu seolah tak mau dipisahkan oleh apapun.

Alenay [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang