37. Bubar

13 2 0
                                    

𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒋𝒖𝒋𝒖𝒓,
𝒂𝒌𝒖 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒄𝒖𝒕
𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒍𝒂𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏
-𝑁𝑎𝑦𝑠𝑎

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈

******

"Nay lo gapapa?" Tanya Kaarin yang sedang mencuci tangannya dengan air mengalir di wastafel toilet sekolah.

"Gue gapapa" Jawab Naysa.

"Gausah belajar boong Nay. Lo ga pinter buat boong"

Naysa mendengar itu langsung memeluk erat tubuh Karin. Karin memang sudah dari umur 3 tahun bersahabat dengan Naysa. Jadi apapun yang berubah pada Naysa, Karin pasti tahu.

"Gue hamil Rin. Gue hamil"

"HAH KOK BISA" Syok Karin langsung melepaskan tubuh Naysa darinya.

"Kok bisa sih Nay" Kesalnya dengan mengguncangkan tubuh Naysa.

"Mikir goblok" Sebal Naysa yang merasa Karin terlalu polos.

"Anjing! Ini pasti Alen kan? Gue bakal ngomong sama dia" Keras Karin lalu berlari meninggalkan Naysa.

"Nggak rin. Nggak" Cegah Naysa lalu berlari mengejar Karin agar tidak berbicara dengan Alen sekarang.

Brugg

Tubuh Karin menabrak seorang lelaki muda yang sedang berjalan asik bersama temannya.

"Kamu kenapa by" Tanya Rion yang baru saja menangkap tubuh Karin yang hampir terjatuh.

"Hamil" Ucap Karin sambil ngos-ngosan.

"Siapa yang hamil?" Tanya Rion. Sekarang Karin dan Rion menjadi pusat perhatian banyak orang di koridor sekolah.

"Eee kucing aku by" Bohong Karin lalu menarik pergi Rion dan diikuti oleh Rafhael serta Kayla.

Lalu mereka sampai di taman belakang sekolah. Mata mereka tertuju pada Karin yang terengah-engah tak mampu menjawab.

"Jadi gini. Naysa hamil anak Alen" Ucap Karin secara langsung tanpa aba-aba. Ah, memang seperti ini sifatnya.

"HAH" Syok mereka bersamaan.

"Ya gapapa dong kan kita jadi punya ponakan" Ucap bangga Rafhael.

"Ah si dongo. Lo lupa si Alen amnesia?" Tanya Karin sambil menjitak dahi Rafhael.

"Ih Karin. Pelan-pelan sakit tau ayang aku" Ketus Kayla sambil mengelus-elus dahi Rafhael.

"Terus gimana?" Tanya Rion.

"Pokoknya gue gamau kalo ada yang bocorin ini ke Alen. Kita tunggu waktu nya dulu" Pasrah Karin.

Terlihat di belakang pohon yang cukup besar kepalan tangan seorang pria sudah mengerat seolah ingin menghancurkan semua. Apa yang barusaja ia dengar menjadi penyesalan untuknya.

-

"Aishh. Dimana sih Karin, mana gue gabisa lari lagi" Kesal Naysa yang sudah tak melihat batang hidung Karin.

Naysa berjalan perlahan menuju kearah 2 lelaki konyol yang sedang berusaha menggoda adik kelas, kelas 10.

"Ekhemm" Naysa berdehem sambil menyilang kan tangannya kedepan dada.

"Kalian ngapain?" Tanya lembut Naysa.

"E-ee"

"Dia maksa aku buat jalan sama dia kak" Ucap polos seorang gadis dengan nametag velysia leprine falloe.

"Pinter banget yavkalian" Kagum Naysa.

"Enggak kok nay ini kita cuma main aja ya ga sayang?" Tanya Reno sambil menyenggol lengan Elysia.

"Apaansih kak"

"Udah. Mending kalian ikut gue" Ucap Naysa lalu melenggang pergi.

"Yaudah byby muachhh" Pamit Vano.

"Babi!" Sebal Reno.

Lalu Naysa berhenti di rooftop yang hanya terdapat Elang saja disana.

"El lo nangis?" Tanya Naysa sambil menepuk pundak Elang yang membeku.

"YAHAHAHA EL SI COOL NANGIS"

"PLS INI HARUS PIRAL GASI"

Ejek Reno dan Vano yang telah tertawa lepas. Elang yang mendengar itu langsung membungkam mulut mereka.

Reno dan Vano bukanlah adik kakak atau saudara jauh. Tetapi entah mengapa sifat mereka sama dan gayanya tak dapat dijelaskan kembali. Mereka seperti kembar yang plek ketiplek tak ada bedanya.

"Diem kalian" Ucap Elang dengan nada tinggi.

"I-iya lepasin dulu" Ucap Reno.

Elang melepaskan tangannya di mulut mereka. Dan kembali duduk di kursi rooftop.

"Lo kenapa nangis?" Tanya Naysa sambil menatap datar Elang.

"Hmm"

Naysa tahu bahwa Elang tak mungkin bercerita ketika didekatnya terdapat dua lelaki yang mudah keceplosan ini.

"Gue butuh bantuan kalian" Ucap Naysa kepada Reno dan Vano.

"Bantuan apa?" Tanya Reno.

"Gue mau bubarin Zegala" Jawab Naysa.

"HAH" Semua terkejut mendengar jawaban Naysa yang sangat diluar kepala saat ini.

"Gila lo" Sewot Elang. Elang yang sama sekali tak diajak nimbrung malah langsung membuka suaranya.

"Gue waras! Gue ga pengen kalo masih ada geng motor perusak lingkungan kaya kita" Ucap Naysa yang mulai sadar bahwa tidak ada gunanya membangun geng motor dan masih sering mengadakan balap liar dan melanggar aturan juga mencari musuh.

"Terus kita harus ngapain?" Tanya Reno dan Vano.

"Kumpulin semua anak Zegala nanti, pas udah ada instruksi dari gue. Gue nyuruh kalian karna gue ga sanggup kalo gue yang ngundang mereka" Jawab Naysa sambil menggigit bibir dalamnya.

"Walaupun kalian bukan anggota geng gue tapi gue percaya sama kalian" Sambung Naysa sembari memegang kedua pundak dua lelaki dengan wajah penuh tanya.

Reno dan Vano saling tatap menatap tak dapat menjawab ucapan Naysa Sekarang.

•••

VOTE DULU YA SAYANG-SAYANG SHALIHAH KU 🐭

TBC

Alenay [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang