🤡: SATU-SATU AKU SAYANG KAMU DUA DUA AKU SAYANG KAMU TIGA-TIGA AKU SAYANG FRHN
apa luwh???
𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈
******
"Gaada apa-apa ini paling cuma syok aja jadi bisa pulang sekarang" Ucap dokter Andra yang selesai memeriksa Zasya.
"Yaudah terimakasih dok" Ucap Elang lalu keluar bersama yang lainnya.
"Sayang, kamu jangan lupa sama janji kamu" Ucap Zasya sambil bersandar pada lengan Alen.
Sayang-sayang, kalo lo bukan cewe gue habisin mata lo
*Batin naysa"Kalian pulang sendiri kan?" Tanya Elang dan Alen menjawabnya dengan mengangguk cepat.
"Gue sama Nay balik dulu. Jagain adek gue" Peringatan keluar dari mulut Elang lalu ia berjalan bersama Naysa menjauh dari pandangan mereka.
Alen menahan rasa kesalnya terhadap Elang yang seakan sangat dekat dengan Naysa seperti seorang pasangan. Rasanya ia cemburu akan hal ini.
"Lele ayo pulang" Rengek Zasya yang mulai bersemangat kembali.
"I-iya" Sahut Alen lalu berjalan bersama Zasya keluar dari rumah sakit medika indah ini.
-
"GUYS HAMPIR KETAWAN" Keras Karin yang bernapas dengan terengah-engah, dada yang naik turun membuat kesan ia benar-benar panik disini.
"KITA JUGA" Sahut Rafhael.
"Kalian kenapa sih? Kita aja daritadi gak ngapa-ngapain" Ucap kesal Reno sambil menunjuk ke arah Vano. Mereka kesal karna tidak mendapatkan bagian untuk misi ini.
"Ga guna lo berdua" Ketus Kayla.
"Cantik-cantik tapi mulutnya jahat banget. Kit heart nih gue" Ucap Reno sambil memegangi dadanya penuh drama.
******
"Nay. Ada yang lo tutupin dari gue?" Tanya Elang yang kini telah duduk di kursi ruang tamu rumah Naysa.
"Pasti ada" Jawab asal Naysa.
"Gue kasian sama lo Nay. Kenapa dunia lo berantakan karna adek gue sih?"
"Gue minta maaf banget sama lo Nay. Gue gatau kalo janji masalalu yang dibuat Zasya itu bakal ngaruh sampe sekarang, dan jujur Nay maafin gue karna belum bisa bantah keputusan Zasya untuk nikah sama Alen"
Tutur kata maaf sering keluar dari mulut Elang sekarang. Wajah tulus Elang terpampang jelas di depan Naysa, perasaan sakit begitu dalam seolah dapat ia utarakan lewat mata sayunya.
"Ayah ga bantah juga?" Tanya Naysa sambil tersenyum mengingat bahwa mereka memiliki ayah yang sama.
"Ayah tau. Ayah udah bahas ini ke aku juga, tapi apa? Ayah juga ga berani jujur sama Zasya. Ayah takut kebohongan nya yang selama ini ia tutupi ikut terbongkar. Emang dasarnya pengecut" Jawab Elang dengan umpatan sambil memegang kepalanya yang terasa berat.
"El. Kalo emang taruhannya ini nyawa dan kita juga gatau kedepannya gimana. Gue ikhlas kalo diharuskan ngalah dan mundur tapi apa mungkin adik kakak bisa menikah? Gila gak sih" Ucap Naysa sambil mengelus pelan punggung Elang.
"Itu yang kita gabisa jelasin ke mereka"
"3 hari lagi mereka akan melaksanakan pernikahan di Bandung. Aku gabisa pastiin kalau itu ga akan terjadi" Ucap Naysa, ia tak berpikir panjang, ia sudah berpikir matang tentang ia akan menerima ajakan bundanya untuk melanjutkan hidupnya di Amerika.
"Aku bingung Nay. Jujur aku ga bisa bantu kamu saat ini" Ucap Elang lalu memeluk tubuh naysa dengan erat. Ia menangis di bahu Naysa tetapi Naysa hanya tersenyum. Ia menahan diri agar tidak terlihat bersedih dihadapan Elang.
"NAYSA" Panggil seorang gadis dari luar rumah Naysa.
"Bentar El" Ucap Naysa lalu ia membukakan pintu rumahnya untuk kedua gadis yang tak asing baginya.
"Halo sayang" Ucap Kayla lalu memeluk tubuh Naysa secara erat.
"Paan sih ayo masuk" Ucap Naysa lalu menyuruh kedua sahabatnya untuk masuk kedalam rumah nya.
"Loh ada El disini" Ucap Kayla sambil menunjuk Elang yang duduk di ruang tamu Naysa.
"Iya. Gue tadi habis nganterin Nay pulang dari rs" Jawab Elang lalu berdiri.
"Yaudah Nay gue balik duluan. Kay, Rin gue cabut dulu" Pamit Elang dengan wajah datar lalu keluar dari rumah Naysa.
"Ke kamar gue aja, ga enak disini" Ucap Naysa lalu berjalan menaiki tangga nya.
Lalu mereka berdua mengikuti Naysa dari belakang dan mereka melihat kamar Naysa yang terpampang jelas banyak foto polaroid pernikahan Naysa dan Alen yang di gantung dengan sebuah tali kecil.
"Omg" Kagum Karin tak menyangka teman masa kecilnya ini sangat bucin. Karin memegang satu foto dimana Ijab Kabul Naysa dan Alen saat itu.
"Nay. Gue ngerasa kalo Elang suka sama lo deh" Ucap karin sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Apaansih lo"
"Gue serius Nay. Gue sering banget liatin Elang yang senyum-senyum sendiri liatin lo dan satu lagi, gue sering banget liat dia senyum akhir-akhir ini semenjak dia deket sama lo" Ucap Karin dengan penuh penekanan.
"Masa sih?"
******
"Bang" Panggil Rion yang baru saja masuk ke markas Zegala.
"Ada apa Ion?" Tanya Aldo yang sedang bermain game online di ponsel nya.
"Nay mau bubarin Zegala"
"Hah? Ga lucu lo" Kekeh Aldo lalu mematikan ponselnya.
"Beneran bang. Nay sendiri yang udah nyuruh dua temen gua buat ngumpulin anak-anak Zegala nanti. Untuk kapan waktunya gue gatau" Ucap Rion yang sudah tertanam dalam didalam hatinya rasa kecewa dan kenanagan-kenangan geng motor Zegala dan Ro waktu itu.
"Jujur kalo ini bener gue kecewa sama Nay. Alasan dia apa bubarin zegala yang sudah berdiri hampir 30 tahun ini" Ucap Aldo. Ia mengingat bahwa dulu ayah nya adalah wakil ketua geng motor Zegala pada waktu itu.
"Gue juga gatau ini bener apa ngga. Tapi Nay ga pernah cerita apa-apa sama gue atau sahabat nya. Gue bingung bang, apa gue juga harus bubarin Ro juga?" Tanya Rion.
"Kita bicarain dulu sama Nay, baru lo ambil keputusan"
•••
'Sayang-sayang, kalo lo bukan cewe gue habisin mata lo'
Cape banget sama nay yang masih sok punya hati
Cape banget nih lanjutin ga ya kira-kira🤔😴
•••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Alenay [REVISI]
Teen Fiction(Baca prolog sebelum membaca)! Zona merahhh!!! cinta penuh masalah kepada orang baru? Dijodohkan dengan wakil ketua geng motor Orcas, anak bungsu keluarga Aprelion yang terkenal dingin dan datar membuat Naysa merasa bahwa kehidupannya ini memiliki...