TINGGALKAN JEJAK!
𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈
******
Setelah pulang dari rumah sakit Naysa daritadi tak menghampiri Alen sama sekali. Ia hanya terduduk lemas di kamar Lea dengan wajah murung dan pikiran yang berisik.
"Nay lo dimana?" Panggil Alen secara terus-menerus karna mencemaskan keadaan Naysa sebab tadi ia bermimpi buruk.
Naysa berdiri dari duduknya lalu keluar dari kamar Lea kemudian menghampiri suami amnesianya yang memanggil dirinya.
"Ada apa Al?" Tanya Naysa kepada seorang lelaki muda dengan penampilan yang kini sudah rapi dengan style anak Orcas.
"Temenin aku" Satu kalimat keluar dari nulut Alen dengan memanggil 'Aku' untuk Naysa. Rasanya canggung, tetapi ia lebih nyaman dengan panggilan itu.
Naysa menarik satu alisnya keatas menandakan pertanyaan 'kemana' untuk Alen.
"Motoran" Jawab Alen sambil menarik tangan Naysa secara perlahan untuk keluar dari rumah.
Alen sudah menghidupkan motornya lalu ia naik bersama Naysa melaju cepat di jalan raya yang ramai.
Naysa merasa perutnya terasa sakit ketika Alen melewati jalan yang ada bebatuan. Sakit, rasa sakit itu tak dapat Naysa ungkapkan secara jelas.
"Al berhenti" Lirih Naysa menepuk punggung Alen secara berulang-ulang.
"Kenapa?"
"Berhenti dulu" Ucap nlNaysa yang mulai bepikir negatif tentang anak yang berada didalam kandungnya. Naysa merasa kuat menahan tapi mungkin calon bayinya tidak.
Alen memberhentikan motornya di depan halte yang terbilang sepi, bahkan tak ada orang yang lewat disini.
"Sakit Al"
"Yang sakit yang mana? Kenapa bisa sakit? Yang nyakitin siapa?" Rasanya Naysa ingin sekali menampar wajah polos Alen yang mengintrogasi dirinya secara rinci.
"Perut gue"
-
Setengah jam Alen berjalan tidak jelas dengan wajah khawatir didepan ruangan dokter kandungan untuk menunggu Naysa segera keluar dari sana.
Alen yang merasa cemas langsung masuk tanpa permisi dan menghampiri dua orang wanita yang tengah berbincang asik didalam.
"Dok. Nay kenapa?" Cemas Alen dengan nafas terengah-engah.
"Suami kamu Nay?" Tanya dokter kandungan yang selesai memeriksa Naysa. Pertanyaan dari dokter itu seolah menggoda pasiennya.
Mata Naysa membulat sempurna dan menatap Alen dengan tatapan yang sulit diartikan. Apakah ia harus memperkenalkan suaminya kepada dokter Okta atau tidak?
"B-"
"Saya suaminya dok. Dan apa yang terjadi dengan Naysa?" Alen menyahut pertanyaan dokter itu tanpa basa-basi.
Belum juga Naysa melanjutkan ucapan nya, Alen terlebih dahulu menyahut dengan cepat.
"Kandungan nya gapapa, cuma kaget aja karna jalan yang tidak rapi. Tapi tolong jangan diulangi lagi ya karna itu dapat berbahaya bagi calon bayinya karna kehamilan nya masih sangat muda" Jelas dokter Okta sambil tersenyum simpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alenay [REVISI]
Teen Fiction(Baca prolog sebelum membaca)! Zona merahhh!!! cinta penuh masalah kepada orang baru? Dijodohkan dengan wakil ketua geng motor Orcas, anak bungsu keluarga Aprelion yang terkenal dingin dan datar membuat Naysa merasa bahwa kehidupannya ini memiliki...