25. Cemburu

25 4 0
                                    

Vote sebelum membaca!

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈

******

"Al gue kangen tau sama lo" Ucap salah satu wanita cantik yang kini tengah duduk tepat dihadapan seorang lelaki tampan yang tengah memainkan ponselnya.

"Gue gak Rin" Jawab Alen kepada seorang wanita bernama Karin.

"Eh lo tau gak Al. Gue sama Rion udah kembali deket" Ucapnya sumringah lalu menarik kedua pipi Alen dengan kasar.

"Apasih sakit" Tepis Alen.

"Rion mulu otak lo. Kali-kali pelajaran dong" Kesal Alen.

"Ya gimana gue aja gak pernah nyantol soal pelajaran. Dan Rion tuh beda dari yang lain" Ucap Karin dengan ekspresi yang terlihat begitu senang mengingat masa-masa dirinya bersama sang pujaan hati.

"Beda dari mana? Pasti ganteng juga gantengan gue, pinter juga pinteran gue" Sahut Alen dengan merotasikan bola matanya.

"Hem"

Naysa masuk kedalam sebuah cafe dan ia melihat suaminya sedang berbicara asik dengan seorang wanita seumurannya. Walaupun pembicaraan mereka tak didengar dan wajah wanita itu tak terlihat tapi hati Naysa seolah terbakar akan hal ini.

Naysa melihat keasikan itu seolah langsung keluar dengan menutup kasar pintu cafe sehingga menimbulkan suara yang cukup keras.

Semua orang yang mendengar suara bantingan pintu kaca yang cukup keras ditelinga langsung menoleh ke sumber suara.

"MBAK KALO MARAH JANGAN RUSAK FASILITAS" Teriak pria dengan jas yang dikenal sebagai pemilik cafe.

"Emang rusak pintu nya?" Tanya Naysa lalu membalikkan badannya dengan wajah merah padam karna dibakar api cemburu dan kekecewaan.

"Bukan rusak atau tidaknya tapi kenapa Mbak seolah gak punya didikan dari orang tua" Ucap pria itu lalu melipat kedua tangannya di dada.

Naysa membuka matanya secara lebar lalu menatap tajam pria yang berani mengatai dirinya sebagai seorang tak berpendidikan?

"Mau lo apasi? Mau uang?" Tanya Naysa dengan meremehkan pria gila didepannya.

"Naysa" Celetuk pria itu dan menurunkan kedua tangannya dari dada bidangnya.

Naysa melihat wajah pria itu lalu mendapati seorang guru penjas nya yang ternyata berani mengatai dirinya.

"Oh ternyata lo" Ucap Naysa melipat tangannya didepan dada dan menampilkan wajah sombong angkuhnya.

"Kamu kenapa ada disini?" Tanya pria itu dengan suara yang lebih lembut dan sopan, berbeda dari nada awalnya yang tak terima atas perlakuan kasar seorang gadis.

"Mau cari makan" Jujur Naysa. Tujuannya datang kesini memang untuk mencari makan karna hari ini ia sedang malas untuk memasak lagian suaminya itu sudah tidak ada dirumah.

"Terus kenapa banting pintu cafe saya?"

"Ga sengaja pak kebawa emosi" Sahut Naysa dengan wajah datar nan dingin.

Alenay [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang