BAGIAN 1

192 8 1
                                    


Semua orang terlihat serius mengamati segala proses penyucian yang terjadi di depan mereka. Axele, ketiga temannya, orang tuanya beserta Mr. Martin, dan yang paling penting adalah Wizard Berta berada di tempat terbuka tersebut. Semuanya nampak harap-harap cemas karena ini adalah kali pertama mereka menyaksikan proses tersebut. Axele nampak setia mendampingi Celesse.

"Axel ... aku takut," ujar wanita ini sembari menatap pasangannya itu dengan serius. Axele menampakkan senyum hangatnya. Dia tahu kegelisahan pasti berada pada diri mate nya.

"Kamu tenanglah. Wizard Berta akan memimpin proses ini. Dan aku pastikan jika semuanya akan berakhir dengan baik-baik saja," jawab Axele yang terus meyakinkan wanita itu. Celesse berharap jika ini tak terjadi kepadanya, namun Axele sangat membutuhkan proses ini agar kutukan itu cepat musnah dan mereka bisa kembali hidup bahagia.

Axele membantu Celesse berbaring di sebuah meja yang terbuat dari batu keras. Di sana juga tertulis tulisan aneh, ini adalah tempat penyucian yang dibuat oleh bangsa wizard. Dan yang tahu arti tulisan itu adalah bangsa wizard saja.

Axele mundur menjauhi tempat Celesse di mana wanita itu terus menatapnya dengan penuh harap. Axele mencoba menampilkan raut wajah tenangnya agar Celesse tak gelisah.

"Maafkan saya, bisakah Anda memejamkan kedua mata sebentar?" pinta Wizard Berta kepada Celesse. Wanita itu mengangguk dan segera menutup kedua matanya di mana hal terakhir yang dilihatnya adalah wajah tenang Axele.

Semua orang yang hadir di sana melihat proses penyucian yang Wizard Berta lakukan. Mata Axele terus tertuju kepada Celesse yang masih terbaring dalam jarak beberapa meter di depannya. Semua orang tidak berani mendekat karena takut mengganggu prosesnya.

Wizard Berta mulai mengucapkan beberapa mantra. Beberapa kali ia memercikkan air pada tubuh Celesse. Semua orang pun tahu jika ritual telah dimulai. Proses penyucian ini membuat suasana di sekitar mereka nampak berbeda. Axele tahu itu dan dia mengabaikannya, fokusnya hanya pada Celesse seorang.

"Ada apa ini?" tanya Frey sembari memperhatikan warna langit yang sedikit aneh. Langit malam yang semula hitam perlahan berubah sedikit kemerahan.

Luc mengikuti arah pandang Frey. "Mungkin ritualnya sudah dimulai," jawab Luc. Keduanya pun kembali fokus ke depan sana.

Wizard Berta kembali memercikkan air, seiring dengan itu gemuruh dari langit pun terdengar keras membuat Frey dan yang lainnya refleks menutup telinga. Namun, tidak bagi Axele karena matanya tetap tertuju kepada sang mate. Tiba-tiba saja tubuh Celesse kejang-kejang, Axele hendak menghampirinya, tetapi dilarang oleh sang ayah.

Kegelisahan Axele tidak sampai disitu saja. Dirinya semakin khawatir tatkala tubuh Celesse melayang di udara dengan bebas. Semua orang nampak terkejut di sana kecuali Wizard Berta.

"Celesse!" teriak Axele kala itu.

"Axel, tenanglah," pinta Raja Baz.

Tubuh Celesse terus melayang di atas dan sedikit berputar-putar. Axele tak mengerti jika ritual ini menimbulkan hal seperti itu. Hal mengejutkan pun terjadi, tubuh Celesse terhempas dengan keras ke tanah. Axele yang hendak menangkap tubuh mate nya pun terlambat. Semua orang nampak syok dengan kejadian ini.

Axele dengan cepat berlari menuju ke tempat mate nya itu. "CELE!" panggil Axele tatkala ia tak melihat sang mate membuka matanya. "Cele ... Cele ...."Axele terus memanggil nama itu berhadap wanita ini segera bangun.

Tiba-tiba Celesse terbatuk dan memuntahkan cairan seperti darah dari mulutnya. Tentunya semua orang kembali syok terlebih lagi Axele yang berada di dekat wanita itu. Mata Celesse terbuka, memandang sendu Axele. Ia berharap bisa memiliki waktu lebih banyak dengan pria ini, tetapi sepertinya takdir tak mengijinkan mereka untuk bersama.

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang