BAGIAN 6

34 4 0
                                    

Di antara jutaan keinginan yang ada dalam hatinya, hal yang sangat ingin Luc lihat adalah terbukanya kedua mata wanita yang sudah terbaring lama di tempat tidurnya itu. Wanita yang sehari pun tak ingin membuka kedua matanya. Wanita yang sangat Luc rindukan kehadirannya.

"Luc, segera turun ke bawah. Ada Axele datang bersama dengan seorang gadis."

Perintah Kennard membuat Luc mengernyit di tempat. Pria ini masih menatap Frey yang masih tidur di tempatnya. Gadis? Apakah gadis itu? Tapi, kenapa Axele datang bersamanya?

Tak ingin berspekulasi banyak, Luc pun langsung menuju ke ruang pertemuan. Dari jarak beberapa meter saja dia bisa mencium bau vampir dan wizard di sini. Sepertinya Axele datang bersama gadis bernama Bella itu.

Luc telah sampai, dan Bella duduk tepat di samping Axele, teman lamanya. Kedua pria ini saling tatap, hingga teguran dari Kennard membuat Luc tersadar. "Duduklah, Luc," titah sang raja werewolf.

Luc duduk, mengambil tempat duduk tepat di depan Axele. Pandangan Axele masih tertuju kepada Luc sekarang.

"Aku tidak ingin berbasa-basi, Luc. Dan aku juga tak ingin terjadi kekerasan dalam pertemuan kita," awali Axele. Kemudian pria ini beralih kepada Kennard dan Alice. "Aku harus memperkenalkan gadis di sebelahku ini kepada kalian. Gadis ini namanya Bella, dia adalah gadis yang Luc serang beberapa hari lalu. Bella adalah mate baruku."

Fakta baru itu membuat Kennard dan Alice terkejut. Karena memiliki mate pengganti sangatlah langka terjadi. Sedangkan Luc nampak sudah menduga hal ini dari ucapan Axele di hutan saat itu.

Kemudian Axele beralih kepada Luc. "Sekarang aku butuh banyak penjelasan darimu, Luc mengenai penyerangan itu," perintah Axele.

Terlihat Luc yang mengembuskan napas beratnya. Kemudian dia menatap Kennard dan Alice bergantian. Kedua kakaknya itu memberi Luc kesempatan untuk menjelaskan. Lagi pula mereka juga perlu tau apa yang sebenarnya terjadi dari awal.

"Sebenarnya aku tidak ingin menyakiti siapa pun, Axele. Meskipun kita sudah lama tak berkomunikasi, aku sangat menghormatimu sebagai teman dan rajaku. Tetapi, posisi saat itu berbeda. Aku terdesak. Aku kehilangan mate ku. Mungkin aku tak seberuntung dirimu yang bisa memiliki mate pengganti. Aku sangat tidak ingin kehilangan Frey sampai kapan pun."

"Frey tidak pernah membuka kedua matanya setelah kau menyerangnya 50 tahun lalu. Aku gelap mata dan menemui penyihir hitam. Dia mengatakan aku harus mencari darah suci, dan darah suci itu ada di bangsa wizard," ungkap Luc yang membuat semua orang terkejut kecuali Axele yang masih menampilkan wajah seriusnya.

"Aku menemui Reynart di sana dan meminta petunjuk. Kemudian aku mendapat fakta yakni gadis di sebelahmu memiliki darah suci itu. Kemudian, aku menemui kedua orang tuanya, meminta ijin untuk mengambil darahnya sedikit, tetapi mereka menolak dan mengusirku."

"Aku tidak memiliki pilihan lain ketika melihat Frey sekarat, untuk itulah aku nekat menyerang dan hendak membawanya paksa. Tapi, aku benar-benar tak tahu jika dia adalah mate mu."

Sederet penjelasan panjang dari Luc ini menjadi titik terang permasalahannya. Axele dan lainnya pun menjadi paham.

"Bolehkah aku melihat mate mu?"

Tak disangka pertanyaan itu membuat semuanya beralih kepada Bella. Gadis itu meringis, dia ingin memastikan sesuatu saja. "Bolehkah?" tanya Bella kepada Axele.

Axele menatap mate nya secara penuh beberapa saat, kemudian pandangannya beralih kepada Luc. Beberapa detik keduanya saling tatap, Luc pun mengangguk yang merupakan isyarat jika dia mengijinkan.

Kennard, Alice, Luc, Axele, dan Bella segera menuju ke kamar Luc dan Frey. Axele setia di sisi sang mate dan tak membiarkan gadis itu pergi sendirian.

Kemudian, semuanya pun telah sampai. Luc membuka pintu lebar-lebar. Bella dengan pelan menuju ke dekat tempat tidur, begitu juga dengan semua orang.

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang