BAGIAN 43

7 0 0
                                    


"Apa kamu yakin mereka tak akan mengikuti kita?" tanya Reynart. Pria ini bersama dengan Owen sudah keluar dari Desa Arkas. Dari namanya saja terdengar aneh bagi Reynart.

"Tenang saja, Paman. Mereka tak akan tahu. Jinjin dan kakaknya pasti sibuk menjaga perbatasan," jawab Owen. "Seperti yang aku katakan sedikit tadi. Desa itu bernama Desa Arkas. Aku tidak tahu dari bangsa apa mereka. Yang jelas mereka sepertinya bisa menggunakan sihir seperti bangsa wizard. Terus Tobi itu adalah pemimpin mereka. Rumah mereka menggunakan kain dan ketika hujan datang, air tidak akan masuk ke desa karena Tobi sudah memasang penahan di langit," jelas Owen membuat Reynart terkejut. "Tapi penahan itu tidak bisa dilihat oleh kita," imbuhnya.

"Aku juga merasa sedikit aneh di sana, Paman. Mungkin ini karena rambutku, jadi mereka bersikap sangat baik."

Reynart mengangguk paham. Rambut seperti ini benar-benar melegenda. Dan untuk menghindari hal yang tak diinginkan, kini Owen selalu memakai topi di kepalanya meskipun pada akhirnya beberapa rambut masih terlihat di sana.

Langkah kaki Reynart dan Owen berhenti di semak-semak belukar yang cukup tinggi. Sedikit aneh tumbuhan itu bisa berkembang setinggi itu. Melihat keterkejutan Owen membuat Reynart memakluminya.

"Kita sudah semakin dekat dengan Desa Raksasa," ungkap Reynart yang berhasil menarik perhatian pemuda ini.

"Benarkah, Paman? Tapi, bagaimana kita melewati ini?" ucap Owen. Sepertinya mereka lupa membawa benda tajam untuk memotong semak-semak itu. Tapi, memotongnya akan membutuhkan waktu lebih lama.

"Tenang. Kita gunakan bubuk berpindah tempat," kata Reynart yang langsung merogoh tabung kecil yang ia bawa dan sempat Owen pegang tadi. Owen pun mengernyit ketika menyadari Reynart membawa bubuk tersebut. Jika demikian, kenapa mereka tadi tidak menggunakan bubuk itu saja ketika di Desa Arkas?

"Aku hanya membawa sedikit, kita harus berhemat. Untuk itu aku tidak menggunakannya tadi. Ini bisa kita gunakan untuk pulang juga nanti," jelas Reynart seakan tahu isi pikiran Owen saat itu.

Reynart membuka sebuah kantong kecil. Untuk mendapatkan bubuk itu tidak mudah di wilayah wizard. Untuk itu Reynart harus bisa menggunakannya di keadaan tertentu saja.

Reynart mengambil sedikit bubuk di kantong tersebut. "Pegang tanganku. Kita akan berpindah sekarang," perintah Reynart yang langsung Owen lakukan.

Ketika Reynart melempar bubuk itu ke tanah, asap tiba-tiba muncul dan angin berembus kencang saat itu. Dan ketika asap telah hilang, sosok keduanya sudah tak terlihat. Mereka sudah berpindah cepat di tempat tujuan.

Owen pun segera melepas pegangannya. Di balik semak itu ternyata masih ada pohon-pohon tinggi. Ia pikir mereka langsung menuju ke Desa Raksasa. "Ayo. Kita harus mencari pohon kembar," kata Reynart yang kembali memimpin perjalanan.

Owen mengernyit ketika kata kembar terdengar di sana. Semua pohon terlihat sama di mata pemuda ini. Bagaimana menentukan pohon kembarnya?

"Bukankah kamu masuk ke sekolah khusus? Sudah berapa banyak buku yang kamu baca?"

Owen mengembuskan napas lelah. Wajarkah dalam keadaan begini Reynart bertanya mengenai pendidikan Owen? "Jangan mengeluh. Aku bertanya karena dirimu terlihat sama sekali tak tahu mengenai Desa Raksasa atau yang berhubungan dengan mereka. Semua mengenai raksasa ditulis lengkap di sebuah buku. Dan aku rasa di sekolahmu buku tersebut ada," jelas Reynart. Oh, jadi itu alasannya.

"Aku banyak buku yang aku baca. Tapi tidak untuk mengenai para raksasa. Aku lebih fokus kepada dunia immortal terutama bangsa vampir, werewolf dan wizard," terang Owen.

"Pantas saja. Desa Raksasa tidak bisa dilihat oleh mata biasa. Pintu masuk ke dunia mereka adalah dua pohon kembar. Kenapa kembar? Aku juga tidak tahu. Itu semua aku dapatkan dari buku sejarah dunia," ungkap Reynart.

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang