BAGIAN 20

18 1 0
                                    


Keesokan harinya Bella sudah bangun dengan keadaan yang tak begitu lelah. Tidur semalam benar-benar membuatnya nyaman sekali. Gadis itu menoleh ke samping, dilihatnya tak ada sosok Axele di sana. Pasti pria itu sudah bangun lebih dulu.

Bella pun turun dari ranjang sembari mengusap matanya dan tak ketinggalan gadis ini masih menguap saja. Apakah dia perlu tidur lagi? Tidak, ini hari pertamanya menjadi seorang ratu, jadi tak baik tidur sepanjang hari.

"AKKHHHH."

Teriakan Bella yang memekikkan telinga membuat Axele meringis. Bagaimana tidak berteriak, ketika Bella membuka pintu kamar mandi malah melihat perut kotak-kotak milik suaminya itu. Ya, meskipun tak terlihat seluruhnya, tapi tetap saja Bella terkejut.

Axele mengernyit ketika melihat Bella yang menutupi kedua matanya. Masih saja malu-malu, padahal mereka sudah menjadi suami istri.

"Kamu kenapa nggak kunci pintunya, sih?!" seru Bella yang mempertahankan kedua tangannya di wajahnya.

Axele terkekeh, apakah mengunci pintu itu perlu dia lakukan? Axele memang tak pernah mengunci pintu kamar mandi sejak dulu.

"Aku tidak pernah kunci pintu kamar mandi dari dulu, Bella. Lagi pula kenapa kamu teriak? Malu?"

"Tentu saja aku terkejut!" jawabnya. Axele terkekeh, dia menggeser tubuhnya untuk bisa keluar dari kamar mandi.

"Masih saja malu-malu, padahal kemarin kita sudah mengucapkan janji pernikahan."

Seketika kepala gadis ini blank. Benar juga, kenapa dia jadi akan lupa statusnya. "Sudahlah, buka matamu itu," perintah pria ini yang langsung menarik pelan kedua tangan gadis ini.

Bella membuka kedua matanya, dan kedua matanya bertubrukan langsung dengan kedua mata Axele. Pria itu tersenyum hangat. "Selamat pagi, istriku. Sepertinya tidurmu begitu nyenyak semalam," kata Axele.

"Mm, ya. Karena aku kelelahan makanya tidurku nyenyak," jelas Bella.

Axele mengangguk paham. "Kamu mau mandi?" Bella mengangguk. "Ya sudah mandilah, aku sudah selesai," lanjut Axele.

Pria itu pun berjalan menuju ke lemari besar miliknya. Sebelum masuk ke kamar mandi, Bella diam-diam memperhatikan pergerakan suaminya itu. Axele hanya menggunakan handuk sebagai penutup bagian bawahnya, sedangkan bagian atas dibiarkan terbuka. Ini benar-benar membuat jantung Bella berdetak lebih cepat.

"Cepatlah mandi, Bella. Atau aku akan mengacaukan acara mandimu," peringat Axele seakan tahu jika gadis itu tengah memperhatikannya. Bella pun buru-buru menutup pintu, sial dia ketahuan. Kenapa Axele sangat sexy. Aish, sepertinya Bella sudah hilang akal.

Axele pun terkekeh melihat tingkah lucu mate nya itu. Setelah upacara pernikahan dilakukan, Axele memang lebih peka terhadap Bella. Apalagi jika dia sudah mengklaim gadis itu, maka akan sangat mudah bagi dirinya mengetahui isi kepala Bella. Sebenarnya Axele berniat mengklaim Bella semalam, tetapi dia kasihan melihat wajah lelah istrinya itu, maka ia urungkan.

Karena ini masih pada momen pernikahan, maka Axele masih libur dari pekerjaan. Untuk sementara Baz akan mengambil alih. Ya, Axele sudah berbaikan dengan ayahnya itu dan mencoba memaafkan semuanya. Baz pun juga berkali-kali meminta maaf kepada sang putra.

"Ibu, aku dan Bella kan berjalan-jalan sebentar keluar istana," kata Axele yang lebih dulu menuju ke meja makan. Di sana juga sudah ada Baz dan kedua orang tua Bella yang memang menginap semalam. Rencananya mereka akan pulang besok. Hanya menunggu Bella yang masih bersiap.

"Pergilah. Ibu dan Ayah akan menjaga istana. Buatlah istrimu nyaman dan bahagia. Kamu bawa saja ke salah satu air terjun di wilayah werewolf. Bukankah di sana ada air terjun yang bagus?"

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang