BAGIAN 44

8 0 0
                                    


BOOM!

Sebuah batu besar terlempar ke depan Reynart dan Owen berdiri. Keduanya nampak terkejut ditambah lagi terdengar suara bedebum berulang kali. Reynart langsung menarik Owen untuk bersembunyi di balik batu yang terlempar tadi.

"Keluar!" seru sebuah suara dari atas. Reynart yang merasa mereka sudah ketahuan pun akhirnya keluar diikuti oleh Owen.

Seorang pria raksasa berdiri di hadapan mereka. Reynart dan Owen susah untuk melihat wajahnya karena terlalu tinggi ditambah lagi keadaan masih malam.

Raksasa itu juga terlihat kesusahan melihat tubuh normal mereka. Si raksasa pun mau tidak mau mengangkat Reynarta dan Owen ke atas batu tadi sedangkan dia memilih duduk di tanah. Bagi si raksasa, itu hanyalah kerikil. Tetapi bagi Owen dan Reynart, batu tersebut begitu besar dan mereka harus hati-hati agar tidak terjatuh ke bawah.

"Siapa kalian?" tanya si raksasa.

Owen memperhatikan si raksasa tersebut. Ia pikir para raksasa memiliki tubuh yang berbeda dengan mereka, ternyata semuanya sama. Hanya yang membedakan adalah ukurannya.

"Kami datang dengan damai," jawab Reynart.

"Katakan siapa kalian?!" seru raksasa tersebut karena keduanya tak kunjung menjawab pertanyaan.

"Aku Reynart. Dan ini adalah Owen. Kami datang dari dunia immortal," ungkap Reynart jujur dan bahkan menyebutkan nama asli mereka.

"Dunia immortal? Untuk apa kalian di sini? Dan bagaimana cara kalian masuk ke wilayah kami?" kata si raksasa kembali.

"Kami ingin mencari seseorang. Seseorang yang sedang sekarat," jawab Reynart cepat.

Terlihat si raksasa terdiam sejenak. Reynart dan Owen nampak memperhatikan manusia bertubuh besar itu. Reynart sendiri tidak bisa membaca pikiran si raksasa. Maklum, raksasa bukanlah dari dunia immortal.

"Aku Kromos. Jika kalian mencari seseorang dengan ciri-ciri seperti itu, maka hanya ada satu orang yang bisa kita temui di sini," tuturnya.

"Siapa itu? Bisakah kau membawa kami kepadanya?" sahut Reynart.

"Aku tidak tau. Untuk menuju ke pusat desa apalagi menemui raja, aku harus melewati beberapa penjaga. Dan orang-orang seperti kalian tidak diijinkan berkeliaran bebas di sini," jelas Kromos si raksasa.

Reynart dan Owen pun saling tatap. Mereka sudah sampai di tempat tujuan. Akan sangat disayangkan jika mereka memilih untuk mundur.

Kemudian terlihat Reynart yang membuka tabung miliknya lagi. Owen masih belum tau apa yang pria itu lakukan sebentar lagi. Si raksasa yang melihat Reynart melakukan sihir pun terlihat takjub. Reynart memperlihatkan sebuah benda berbentuk bohlam. Itu biasanya digunakan oleh para wizard. Owen pun mengernyit. Akan Reynart apakan benda itu?

Reynart mengulurkan benda itu kepada Kromos. Di tangan si raksasa, benda tersebut begitu kecil. Kromos pun bingung dengan pemberian Reynart ini.

"Benda ini sangat berguna bagi kaum wizard. Jika mau, akan aku berikan kepadamu," ucap Reynart membuat Owen menganga. Hell. Siapa yang mau menerima barang seperti itu? Bahkan di pasar pun banyak.

"Baiklah, aku menerimanya," sahut Kromos yang berhasil membuat Owen tak mampu berkata-kata.

"Kalian tidak bisa terlihat seperti ini berkeliaran di desa kami. Masuk ke kantongku selama perjalanan menuju ke pusat desa," kata Kromos yang membuka kantong di depan bajunya. Raksasa tersebut memasukkan tubuh Reynart dan Owen ke dalam sana.

Owen menutup hidungnya karena di sana bau sekali. Reynart hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saja. Kromos pun langsung beranjak meninggalkan tempat tadi. Meskipun sedikit terguncang, Reynart dan Owen mencoba menyesuaikan keadaan.

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang