BAGIAN 21

12 0 0
                                    

Nampak semuanya harap-harap cemas menunggu di depan pintu besar utama istana. Kennard dengan wajah datar dan tenangnya terlihat sedang sibuk berbicara bersama prajurit. Alice nampak berada di sana juga bersama dengan Luc serta Frey.

"Jadi, Owen akan datang hari ini, Kak?" tanya Luc, itu adalah hal yang ia dengar tadi. Alice pun mengangguk. Wajah bahagianya tampak jelas di sana.

Tak berapa lama terdengar suara langkah kecil mendekat, itu adalah Agata yang baru saja muncul setelah dari kamar mandi. Agata langsung mengambil tempat di sebelah sang ibu.

"Ini benar-benar menyenangkan. Istana akan terasa ramai jika anak-anak sudah datang," seloroh Frey yang disetujui oleh semuanya.

"Mereka bukan anak-anak lagi, Frey. Mereka sudah dewasa," komentar Luc. Agata yang mendengarnya tampak setuju dalam diam. "Nah, itu adalah tugas kita untuk meramaikan kerajaan. Mari buat anak-anak lucu yang bisa menambah warna kerajaan ini," lanjutnya yang berhasil membuat wajah Frey memerah menahan malu.

Alice hanya tersenyum melihat interaksi mereka. Kemudian terdengar nama sang pangeran yang dielu-elu kan oleh prajurit. Ini artinya Owen telah pulang. Semua orang tampak memusatkan pandangan mereka ke gerbang istana. Terlihat pemuda tampan baru saja masuk dengan langkah tegas nan tenangnya.

Luc menganga. Aura keponakannya tampak sama seperti Kennard. Benar-benar memiliki jiwa seorang raja.

"Dia tampan," komentar Frey spontan.

Alice tak berkomentar banyak, ibu dari dua anak ini tampak terharu karena pada akhirnya segala penantian selama ini telah usai. Seluruh keluarganya telah kembali berkumpul. Owen yang melihat dirinya disambut pun nampak tak berekspresi banyak. Dia berhenti tepat di depan Alice.

Mengetahui jika putranya telah datang, Alice tersenyum dan langsung memeluk erat putra semata wayangnya itu. Owen yang mendapat pelukan pertama dari sang ibu setelah sekian lama pun terlihat ragu untuk membalasnya.

"Ibu merindukanmu, Nak," bisik Alice dengan rasa haru di dalam hatinya. Owen yang tadinya berdiam kaku perlahan mengulurkan tangannya untuk membalas pelukan sang ibu, hanya dalam beberapa detik sebelum Alice mendengar geraman dari Kennard. Ingat, werewolf sangat posesif pada pasangan mereka meskipun skinship yang dilakukan bersama dengan keluarga sendiri.

"Selamat datang kembali." Kata sambutan kecil dari Kennard ini hanya diangguki oleh Owen.

Kemudian atensi Owen beralih kepada Agata. Gadis itu menyambut kecil sang kakak dengan sebuah pelukan hangat. "Terima kasih sudah memenuhi janji," bisik Agata di sana. Owen membalas pelukan hangat sang adik dengan tulus. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan meninggalkan sang adik. Keduanya telah lama hidup bersama dan selamanya akan selalu bersama. Ini adalah sebuah janji saudara.

"Wah, aku tidak menyangka kamu semakin tampan dan hampir mengalahkan ketampanan Paman," seloroh Luc yang tampak kagum dengan rambut putih yang dimiliki oleh keponakannya ini.

Owen yang melihat Luc pun terlihat masih mengenali pamannya itu. Melihat tingkah Luc membuat Frey harus turun tangan saat itu juga. "Jangan dengarkan dia, Owen." Atensi pemuda itu berada pada Frey. Owen ingat jika wanita ini sama seperti bibinya yang sudah tertidur sangat lama. "Perkenalkan namaku Frey," kata wanita itu. Owen pun mengangguk paham.

"Sebaiknya kita masuk. Owen butuh istirahat setelah melakukan perjalanan panjang," usul Alice. Semua orang masuk ke dalam istana saat itu juga.

Malam menjelang dengan cepat. Tampak semua orang menikmati makan malam mereka di meja makan. Seperti biasa Alice akan memasak makanan kesukaan anak-anaknya sebagai bentuk kasih sayang mereka. Namun, di meja makan itu belum terlihat sosok Owen, si pemeran utama hari ini.

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang