BAGIAN 37

9 0 0
                                    


"Tugas?" ucap Luc ketika Owen menceritakan akan rencana kepergiannya dalam waktu dekat. Pemuda itu mengangguk. "Ke mana kamu akan pergi?" tanya Luc lebih rinci. Pertanyaan yang sama seperti Alice dan Frey.

"Aku tidak bisa mengatakannya, Paman. Ini perintah dari raja," jawab Owen. Tentu dia menggunakan nama Kennard sebagai pelindung. Dan hanya Kennard saja yang tahu ke mana Owen akan pergi, dengan Iris tentunya. Jadi, jika keluarga lainnya tahu mengenai tempat yang akan pemuda ini tuju, Owen patut mencurigai kedua orang itu sebagai informan semua orang.

Luc yang mengetahui jika Kennard dan Owen bersengkongkol tentu sedikit curiga. Curiga bila Kennard akan kembali mengirim putranya ke tempat yang jauh.

"Selama aku pergi, aku ingin meminta bantuan Paman. Tolong jaga Agata untukku. Aku tau dia akan sangat aman berada di istana, tapi segala hal buruk bisa terjadi di mana saja."

Luc nampak prihatin dengan takdir Owen. Berpuluh tahun dia dijauhkan dari keluarganya sendiri. Dan kini hal itu akan terulang kembali. Meskipun Luc tentu tidak tahu sampai kapan Owen akan pergi nanti.

"Aku akan menjaganya. Kamu pun harus menjaga dirimu baik-baik. Jika memungkinkan, kirimkan pesan kepada kami mengenai keadaanmu. Dan aku berharap segala urusan dan tugasmu cepat selesai," kata Luc.

Owen tersenyum. Lega ketika dia sudah berpamitan kepada semuanya. Kini Owen tentu harus menghadapi Iris. Ya, dia harus berpamitan kepada temannya itu agar Iris tak terus mengkhawatirkan dirinya. Dan tentu saja Owen ingin Iris tak membocorkan kepada keluarganya ke mana dirinya akan pergi.

Owen sudah mengirimkan pesan kepada Iris mengenai pertemuan mereka. Owen sendiri tidak bisa datang langsung ke kerajaan. Dan Iris juga tidak mungkin Owen ijinkan berkunjung ke kerajaannya. Itu agar semua orang tak mengira Iris tahu ke mana Owen pergi.

"Ibu. Aku ijin ke hutan sebentar," kata Owen yang langsung menemui Alice di pagi harinya.

"Untuk apa ke hutan?" tanya Alice.

"Aku perlu melatih Crush, Bu," jawab Owen. Alice pun ingat jika Owen harus melatih Crush seminggu sekali. Wanita ini pun mengijinkan Owen pergi.

Owen langsung menuju ke area hutan agar Iris tak menunggu dirinya terlalu lama. Bersama dengan Crush yang berlari menembus hutan lebat tersebut. Langkah Crush sedikit melambat ketika hampir sampai di area dekat air terjun. Owen memutuskan untuk bertemu di sana. Secara perlahan wujud Crush digantikan oleh wujud manusia Owen.

Di salah satu batu besar duduk Iris seorang diri dengan pakaian yang seperti biasa ia pakai. Owen pun menghampiri temannya itu. Merasakan jika ada seseorang yang mendekat, Iris menoleh dan tersenyum ketika tahu orang itu adalah Owen.

Owen duduk di samping Iris. Keduanya menatap air terjun di depan mereka.

"Sudah lama aku tidak ke sini. Terakhir adalah bersama Axele," kata Iris memecah keheningan. Owen mengernyit ketika nama raja di atas raja itu keluar dari mulut temannya. Bahkan Iris tidak memanggil Axele dengan 'raja'.

Melihat Owen yang tampak bingung, Iris pun terkekeh. "Aku lupa untuk bercerita kepadamu. Dulu aku dan Axele dekat sebagai seorang teman. Aku sering berkunjung ke kerajaannya. Mungkin dialah teman pertamaku. Karena setelah kehilangan mate, aku sudah tak sanggup untuk melakukan pertemanan. Dan teman-temanku seperti menjauhiku. Seolah-olah aku lah alasan kenapa mate ku bisa tiada," kata Iris yang mencoba tegar. Owen mengusap pelan punggung wanita itu.

Iris memaksakan senyumnya. "Kemudian sosok Axele pun hadir. Dia menerimaku meskipun itu karena permintaan kedua orang tuaku. Tetapi, dia terlihat kurang nyaman dengan adanya diriku di dekatnya. Waktu itu dia sudah kehilangan mate. Karena kami sama-sama kehilangan mate, jadi aku pikir tidak salahnya berteman."

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang