BAGIAN 22

14 0 0
                                    

Luc mencari keberadaan Owen yang katanya sedang melakukan latihan mandiri. Benar kata Frey, pagi ini keponakan mereka benar-benar tidak ke meja makan. Hal itu malah membuat Luc percaya jika apa yang Frey katakan semalam adalah benar.

Luc berada di tempat latihan prajurit. Ini adalah hari libur prajurit latihan, jadi tempat itu pasti sepi. Dan benar saja, di sana ia melihat Owen seorang diri berlatih sendirian. Lantas, Luc pun langsung menghampiri keponakannya. Owen yang merasakan bila ada seseorang mendekat ke arahnya pun langsung berhenti.

Dari tempatnya berjalan, Luc bisa melihat minimnya ekspresi Owen kala itu. Sekarang ada satu hal yang ia takutkan. Dia takut bila perkataannya dan kekhawatirannya dulu adalah benar, di mana Owen membenci keluarganya sendiri terutama Kennard.

"Ternyata kamu di sini," ucap Luc sebagai sapaan pagi mereka. "Kenapa kamu berlatih sendirian?" tanya Luc.

"Hanya ingin," jawab Owen singkat. Benar, Owen lebih dingin di bandingkan Kennard. "Di mana Agata?" tanya pemuda itu.

"Dia sedang bersama Frey dan Kak Alice. Ah, dari pada kamu berlatih sendirian, bagaimana jika aku temani? Sudah lama sekali aku tidak memiliki teman berlatih," usul Luc. Owen mengangguk setuju sebagai jawaban jika dia menerima.

Luc pun mengambil pedangnya. Memang tadi Owen sedang berlatih menggunakan pedang, jadi Luc pun akhirnya mengambil pedang juga.

Owen dalam mode serius, begitu juga dengan Luc. Keduanya sama-sama menyerang dan berhasil mempertahankan diri satu sama lain. Luc cukup takjub dengan keahlian keponakannya ini. Di tambah lagi gerakan Owen yang lincah membuat Luc yakin bila pembelajaran di sekolah itu memang terbaik.

"Aku dengar kamu mendapat banyak penghargaan di sekolah itu. Apa itu benar?" tanya Luc sembari terus menggerakkan pedangnya. Dia mendengar kehebatan Owen ini dari Kennard.

"Ya," jawab Owen yang sama sekali tak kehilangan fokus.

"Apakah kamu sudah menemukan mate?" tanya Luc kemudian.

"Tidak," jawab Owen yang terus saja menjawab pertanyaan Luc dengan singkat.

Mendengar jawaban sang ponakan membuat Luc menghentikan latihan mereka. "Belum. Seharusnya kamu menjawab belum," sahut Luc.

Owen meletakkan pedangnya di tempat awal. "Tidak. Jawabanku adalah tidak," katanya penuh keyakinan. Tentu Luc kurang suka dengan jawaban ini.

"Jangan bilang jika kamu tidak ingin bertemu dengan mate?" tebak Luc. Jangan sampai itu benar. Karena di masa depan nanti Owen akan menjadi raja. Dan sudah seharusnya raja di dampingi oleh seorang ratu. Kerajaan tak akan lengkap jika tidak ada raja dan ratu mereka.

"Aku tidak mengatakan demikian. Aku menerima mate. Tetapi jika memang aku tidak memiliki, maka itu bukan masalah untukku."

Kesaksian Owen ini mengingatkan Luc akan diri Reynart. Sahabatnya itu juga belum menemukan mate. Kasihan juga sebenarnya.

"Kamu harus mencarinya, Owen. Raja harus bersanding dengan sang ratu," ungkap Luc.

Owen tersenyum tipis. "Aku tidak akan menjadi raja," selorohnya.

"Kamu akan menjadi raja di masa depan nanti. Dan ini pasti," jelas Luc.

"Jika aku menolak?"

Luc tahu bila Owen ini ternyata lebih menyebalkan di bandingkan Kennard. Bahkan gaya bicaranya lebih parah dari kakaknya itu. Benar-benar buah jatuh tak jauh dari pohonnya.

"Kamu tidak bisa menolak. Itu sudah jadi tanggung jawabmu," terang Luc.

"Bagaimana dengan Paman? Paman dulu juga menolak menjadi raja," sahut Owen.

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang