BAGIAN 15

23 1 0
                                    

"Ini membosankan," ujar Frey dengan tatapan lelahnya.

Luc tersenyum kecil ketika sekali lagi sang mate mengeluh dengan aktivitas mereka. Ini hari kelima mereka berlibur dan berada di dunia manusia. Luc memutuskan untuk pergi memancing di danau yang berada di dekat sana dan masih berada di dalam hutan. Sejujurnya Luc sendiri belum pernah pergi memancing, tetapi dia ingin mencoba hal baru ini bersama dengan Frey. Dan wanita itu tampak setuju saja, tetapi entah mengapa dia sekarang malah lebih banyak mengeluh.

"Memancing melatih kita untuk bersabar. Cobalah bersabar sedikit. Lagi pula lumayan ikannya nanti bisa kamu masak untuk makan malam," kata Luc.

Frey menggerutu. Dia berdiri dari tempat duduknya. "Aku akan berkeliling bersama Grace sebentar," putus wanita ini.

"Jangan. Berbahaya, Frey," tolak Luc. Dia tentu tak membiarkan sang mate dalam keadaan bahaya.

"Ayolah, Luc. Ini dunia manusia. Aku dan Grace bisa menjaga diri," ucap Frey.

"Baiklah, aku mengijinkanmu pergi. Tetapi, jangan berubah wujud dengan Grace. Ingat, kita di dunia manusia. Serigala bagi mereka adalah ancaman."

"Baiklah. Aku hanya akan berjalan-jalan di sekitar sebentar selagi kamu memancing ikan. Nanti aku akan kembali ke sini lagi," ucap Frey yang disetujui oleh Luc. Frey pun pergi saat itu juga, sedangkan Luc nampak fokus memancing ikan di sana.

Frey berjalan dengan santai, menikmati pemandangan hutan di sini. Pohon di sini sama lebatnya di dunia mereka, dan udaranya juga sejuk. Terlihat burung-burung nampak hinggap dari satu dahan ke dahan lainnya.

"Benar-benar menenangkan," ucap Frey. Selama lima hari ini dia merasa betah dan nyaman tinggal di dunia manusia ini. Meskipun dulu dia ke sini bersama dengan teman-temannya, tetapi sekarang suasananya sedikit berbeda karena Luc memilih tempat yang pas untuk mereka.

Atensi Frey beralih kepada sesuatu yang bergerak di balik ilalang di depan sana. Dengan mengendap-endap dia pun mendekati ilalang itu. Diintipnya ada apa gerangan di sana, dia menganga dan ekspresi wajahnya berubah menjadi gemas. "Ah, lucunya," pekik wanita ini.

Seekor anak kelinci tampak sedang bermain sendiri di sana. Frey pun langsung mengambil kelinci itu dan dia bawa ke gendongannya. "Uh, lucunya. Kenapa kamu berada di sini sendirian? Ah, nasib kita sama. Aku juga sedang sendirian. Bagaimana jika kamu menemaniku jalan-jalan di sekitar sini?"

Wanita yang aneh, padahal kelinci hanyalah hewan biasa yang tak bisa berbicara. Tetapi, Frey memperlakukannya seolah mereka adalah teman. Dengan kelinci di gendongannya, Frey pun kembali melanjutkan jalannya. Tentu saja tidak begitu jauh dari danau tempat Luc memancing.

"Pasti sangat menyenangkan tinggal di hutan ini, bukan?" ucapnya kepada sang kelinci yang tentu saja tak akan ada jawaban di sana.

Luc melihat keranjang miliknya sudah banyak ikan hasil memancing. Sudah setengah jam lamanya, tetapi Frey tak kunjung kembali. Luc pun memilih untuk menyudahi memancingnya kali ini dan segera kembali pulang. Tetapi sebelum itu dia harus menemukan Frey lebih dulu.

"Frey." Luc memanggil sang mate lewat pikiran mereka. Frey yang mendengar suara Luc pun langsung bergegas menghampiri mate nya itu.

Kita cari saja mereka. Aku takut terjadi hal buruk.

Usul Ben yang selalu bersikap berlebihan jika menyangkut mate mereka. "Tenanglah, Ben. Mereka pasti kembali," balas Luc. Tepat setelah itu Frey pun muncul dengan membawa kelinci tadi yang ia temukan.

"Kamu sudah selesai memancingnya?" tany Frey karena dia melihat Luc yang sudah selesai berkemas. Luc pun mengangguk. "Ya sudah ayo kita pulang," ajak Frey.

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang