BAGIAN 34

9 0 0
                                    


"Selamat datang, Putri," sapa Alice kepada Iris yang melakukan kunjungan ke kerajaan werewolf.

"Terima kasih, Ratu. Kedatangan saya ke sini untuk memberikan beberapa teknologi baru yang bisa digunakan untuk kelangsungan pertanian dan perkebunan di sini," ucap wanita dengan mahkota kecil di kepalanya.

"Begitukah? Mari masuk. Tapi sayang sekali raja sedang tidak berada di tempat. Tapi, Pangeran ada. Kamu bisa berbicara dengannya," ucap Alice.

Keduanya pun berjalan ke tempat di mana Owen dan Luc berada. Owen ternyata sedang membantu pekerjaan Luc selagi Kennard tidak ada. Pintu ruangan terbuka menampilkan dua wanita dari generasi yang berbeda.

"Sepertinya kalian tampak sibuk. Tapi, maaf mengganggu sebentar. Kita kedatangan Putri Iris dari Kerjaan Wizard," ungkap Alice. Kemudian wanita ini mempersilakan Iris untuk duduk.

"Selamat datang, Putri. Maaf untuk sambutannya karena kami sebelumnya tidak menerima kabar jika Anda akan datang," ucap Luc.

"Tidak apa-apa, Pangeran. Kedatangan saya ke sini untuk menyerahkan teknologi baru hasil cipataan kami. Ini perintah dari Raja Wizard," ungkap Iris.

Luc dan Owen mengangguk paham. "Terima kasih untuk segala bantuannya, Putri. Kami akan mengingat kebaikan Kerajaan Wizard. Raja Kennard juga pasti akan sangat berterima kasih untuk ini," kata Luc. "Oh iya, karena Putri berada di sini, apakah Anda ingin berkeliling istana kami? Sepertinya Pangeran Owen tidak keberatan jika mengajak Anda berkeliling. Bukankah begitu, Ratu?" ucap Luc yang meminta persetujuan kepada Alice. Dan Alice pun setuju dengan usul Luc itu.

"Baiklah jika itu tidak merepotkan," kata Iris. Luc pun mengkode sang keponakan untuk mengantar Iris berkeliling. Owen dan Iris yang memang sudah berteman pun tentu tidak keberatan satu sama lain. Keduanya pergi dari ruangan itu meninggalkan Luc dan Alice.

"Bukankah ini terlihat lebih baik, Kak? Meskipun Owen tidak memiliki mate sejati, setidaknya dia masih memiliki teman sejati," ujar Luc yang disetujui benar oleh Alice.

Owen dan Iris berjalan santai di lorong-lorong istana. "Sepertinya kamu akhir-akhir ini sibuk sekali, Owen? Terakhir kita bertemu sekitar seminggu yang lalu, bukan?" ucap Iris memecah keheningan.

"Ya, sepertinya begitu. Sekarang aku sudah menjalankan tugas sebagai pangeran. Aku juga harus membantu Raja dan Paman Luc," ungkap Owen kala itu. Iris pun mengangguk paham. Itu juga dia lakukan sebagai satu-satunya penerus kerajaan.

"Bagaimana dengan adikmu? Aku belum pernah bertemu dengannya secara pribadi. Bukankah ini tidak adil untukku? Kamu menyembunyikan adik cantikmu itu."

Owen pun terkekeh. "Dia sedang menjalankan tugasnya di kebun. Jika mau, aku bisa mengenalkanmu hari ini. Ayo." Iris setuju. Pada akhirnya kedua orang ini menuju ke kebun istana untuk menemui Agata.

Di kebun istana sendiri terlihat Agata dan Kristo merawat berbagai tanaman di sana. Agata benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik. Tentu dia juga ikut menanam tanaman dan memanennya juga serta menyiram tanaman-tanaman itu.

"Kristo. Berapa lama kamu melakukan pekerjaan ini?" tanya Agata mencari obrolan yang tepat untuk teman barunya itu.

"Sejak kecil, Putri. Pekerjaan ini dulunya dilakukan oleh orang tua saya. Kemudian diteruskan oleh anak-anaknya," jelas Kristo singkat. Agata pun mengangguk paham.

"Kristo, bisakah jika kita hanya berdua kamu tidak memanggilku Putri? Panggil saja Agata. Dan juga cara bicaramu dibuat santai saja denganku."

Mendengar permintaan Agata tentu membuat Kristo tak habis pikir. Jika dia memanggil Agata tanpa embel-embel putri maka itu akan berkibat fatal untuk Kristo sendiri yang mungkin akan ada orang melaporkan kepada raja.

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang