BAGIAN 54

15 0 0
                                    

Setelah memeriksa keadaan Agata, terlihat Wizard Berta yang mengembuskan napas berat. Alice yang melihat hal tersebut pun menjadi bertambah khawatir dan semakin berpikiran buruk mengenai keadaan sang putri.

"Bagaimana, Wizard? Apa yang terjadi kepadanya?" tanya Kennard.

"Keadaannya sangatlah buruk, Raja. Sepertinya jiwa sang putri saat ini berada di suatu tempat yang hanya bisa dia yang jangkau. Dan itu berada di dalam pikirannya. Untuk itulah ia sulit untuk dibangunkan," terang wizard tersebut.

"Lalu, bagaimana dengan luka-luka di tangannya?" tanya Alice.

"Jika boleh jujur, saya sudah menemukan jawaban atas semua ini, Ratu. Tapi, sepertinya saya harus bicara dengan Raja saja saat ini," kata sang wizard.

"Kenapa harus dengan Raja saja? Aku adalah ibu dari Agata. Aku berhak tau apa yang terjadi padanya," kata Alice.

Wizard Berta melirik Kennard di sana. Kennard pun mengangguk, dalam artian jika sang wizard boleh mengatakannya di sini saja.

"Baiklah, Ratu. Saya akan jelaskan," tutur Wizard Berta. "Ini semua ada hubungannya dengan mate dari sang putri. Sebelumnya saya ingin mengatakan sesuatu mengenai Pangeran Owen," imbuh wanita ini. Alice mengernyit bingung, pasalnya saat ini mereka sedang membicarakan perihal Agata, bukannya Owen.

"Apakah Raja dan Ratu sudah tahu ke mana Pangeran pergi?" tanya wanita tua itu.

Alice menggeleng, berbeda dengan Kennard yang mengangguk. Tentu saja Kennard tau karena yang ada dipikiran Alice adalah Kennard lah yang mengirim Owen ke luar istana.

"Baiklah. Saya akan ceritakan dari awal," kata wizard. Alice menggunakan telinganya baik-baik. "Sekitar sebulan setengah yang lalu, Pangeran datang ke rumah saya bersama dengan Putri Iris."

"Putri Iris?" pekik Alice dan ekspresi terkejut masih terlihat jelas di sana.

Wizard Berta mengangguk. "Ya, Ratu. Di sana Pangeran ingin membantu Putri Agata untuk menemukan pasangannya. Saya melakukan beberapa penglihatan dalam beberapa saat hingga samar-samar saya menemukan jawaban pasti tentang ini," jedanya sebentar.

"Saya melihat jika keadaan wolf Putri yang tak sepenuhnya bisa keluar adalah karena mate nya sedang berada dalam keadaan tidak baik-baik saja. Pangeran berencana untuk membantu mate dari Putri Agata. Sayangnya Putri Iris meminta sang pangeran untuk tidak pergi karena tempat yang ia tuju sangatlah berbahaya bagi kaum seperti kita dan jauh juga dari dunia immortal. Pangeran saat ini berada di Desa Raksasa."

"APA?!" pekik Alice dengan mata melotot. "Desa Raksasa? Apa kau bercanda? Pangeran sedang menjalankan tugas dari raja," bantah Alice saat itu juga. "yang aku katakan adalah benar kan, Ken?" tanyanya langsung kepada sang mate.

Kennard terdiam. Tak kunjung mendapat jawaban dari pria itu membuat Alice menjadi curiga. "Katakan kepadaku jika yang dibilang wizard tidaklah benar, Ken," desak Alice. Dia mungkin akan benar-benar marah dan kecewa kepada Kennard bila yang Wizard Berta katakan adalah sebuah kenyataan.

Kennard mengambil napas dalam. "Yang dia katakan adalah benar, Alice. Owen pergi ke Desa Raksasa untuk menemukan mate dari Agata."

Hancur. Hati Alice benar-benar hancur saat ini juga. Bahkan wanita itu memegangi dadanya, seolah-olah ikut merasakan sakit di bagian sana. Kennard yang melihat itu pun menjadi tak tega sendiri.

"Itu adalah pilihan dan permintaannya. Aku tidak diijinkan untuk mengatakan kepada semua orang. Jujur, aku sudah melarangnya dengan keras, Alice. Tapi dia malah mengancamku balik dengan mengatakan jika di masa depan dia tak akan mengambil tahta kerajaan. Aku tidak mungkin membiarkan tahta raja di sini dalam keadaan kosong."

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang