BAGIAN 52

8 0 0
                                    

Owen mencoba mengatur napasnya beberapa kali dengan bersandar di pohon tinggi. Dilihatnya Kromos dan Reynart masih berusaha mengisi tong di depan rumah itu. Owen sendiri sudah putus asa. Ini saja baru satu sumur, masih ada enam sumur lagi yang harus mereka kunjungi. Karena lelah juga, Reynart pun ikut beristirahat di dekat Owen.

"Hei, Kromos. Istirahatlah dulu," perintah Reynart kepada raksasa tersebut. Kromos pun menghampiri mereka dan ikut di sana. Ketiganya menikmati angin yang menerpa masing-masing wajah mereka.

"Apakah masih lama untuk bisa terisi penuh?" tanya Owen. Pemuda ini berharap bisa segera menyudahi hal ini.

"Tinggal sedikit lagi," jawab Kromos.

"Hei, kalian," panggil pria tua tadi. "Siapa yang menyuruh kalian duduk di sana?" semburnya. Baik Owen, Kromos, dan Reynart pun langsung berdiri dari tempat mereka.

"Kau hanya menyuruh kami untuk mengisi tong itu, tidak untuk terus melakukannya tanpa istirahat," sahut Reynart yang mungkin baru Kromos dan Owen sadar. Nampaknya perkataan pria ini membuat si pria tua menjadi tak bisa berkata-kata.

"Selesaikan ini sebelum malam tiba. Karena jika malam telah tiba dan tong belum berisi penuh, maka besok kalian harus mengulangnya dari awal lagi," ujar pria tersebut dengan santainya.

"Gawat. Sebentar lagi malam akan tiba. Cepat, kita harus segera menyelesaikannya," tutur Kromos yang membuat Reynart dan Owen bergegas kembali melakukan aktivitas mereka.

"Putri."

Iris terkejut ketika tiba-tiba ada yang memanggilnya dari samping. Wanita ini menoleh dan mendapati Judy di sana.

"Maaf karena sudah mengagetkan Anda, Putri. Saya hanya ingin menyarankan untuk tidak melamun di tempat seperti ini, Putri. Itu tidak baik untuk dilakukan," tutur Judy dengan lembut.

Iris menatap buah-buah yang sudah tumbuh di pohon yang jadikan tempat bersandar ini. "Judy ... apakah aku terlihat baik-baik saja sekarang?" tanya wanita ini tiba-tiba membuat Judy menjadi bingung.

"Saya tidak mengerti, Putri," jawab Judy dengan sopan.

Iris menatap orang yang memiliki darah campuran ini. "Ratu mengatakan jika aku sedang tidak baik-baik saja," ungkap wanita tersebut.

Judy pun mengangguk paham kenapa ratu yang agung mengatakan demikian. "Beliau hanya mengkhawatirkan Anda, Putri. Mungkin karena beliau sering melihat Anda melamun sendirian. Tapi, kegiatan melamun memang tidak baik untuk diri sendiri, Putri," kata Judy. Baiklah, ini cukup masuk akal dalam pikiran Iris.

"Judy ... apakah saat ini Pangeran sedang dalam keadaan baik-baik saja?" tanyanya. \

Judy tersenyum. Dia merasakan ada perasaan yang berbeda keluar dari tubuh putri kerajaan ini jika membicarakan perihal pangeran dari bangsa seberang.

"Baik. Semuanya akan baik-baik saja, Putri. Yang perlu Anda lakukan hanyalah percaya kepadanya," jawab Judy.

Iris mengembuskan napas berat. "Andai aku bisa menyusulnya saat itu dan menghentikannya. Sudah sebulan lebih, dan aku sangat mengkhawatirkan dia," ungkap Iris lagi. Kemudian tatapan wanita ini tertuju penuh kepada Judy. "bagaimana pendapatmu jika aku menyusul pangeran?" tanyanya tiba-tiba.

"Apakah Anda tau ke mana Pangeran pergi?" tanya Judy. Iris mengangguk. "Jika tempatnya berbahaya, lebih baik jangan, Putri. Raja dan ratu akan sangat mengkhawatirkan Anda," kata Judy di sana.

Benar bukan? Tak akan ada yang mau mengijinkan wanita ini pergi. "Aku akan sangat bersalah jika terjadi hal buruk kepadanya, Judy."

"Ini bukanlah salah Anda, Putri. Kenapa Anda harus merasa bersalah? Itu adalah keputusan dari Pangeran," ucap Judy.

Sleeping MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang