6. Hubungan yang semakin dekat

417 36 3
                                    

Buat kalian yang udah baca, aku berharap supaya jangan lupa vote ya, walaupun gak mau komen gapapa, tapi minimal vote ya bestiee, itu udah cukup buat Bibi, karena Bibi juga butuh dukungannya:)

Oke let's go!!

SELAMAT MEMBACA..!

"Papa tega udah nampar Velin, Kenapa Papa gak percaya sama Velin?? Kenapa Pa??" Batin Velin sambil terus melajukan motornya dengan kecepatan penuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Papa tega udah nampar Velin, Kenapa Papa gak percaya sama Velin?? Kenapa Pa??" Batin Velin sambil terus melajukan motornya dengan kecepatan penuh.

Kini Velin sedang memasuki kawasan Makam umum, ia berjalan pelan menuju ke arah tempat Mamanya beristirahat dengan tenang. Velinpun langsung terduduk di tanah, ia mengusap batu nisan yang bertulis Yunita Raquell , tanpa sadar Velin menjatuhkan air matanya.

Velin menatap sendu batu nisan yang bertulis nama mamanya "Ma.. Mama udah tenang kan disana? Velin pengen banget cerita sama Mama" ucapnya dengan nada suara yang bergetar "Banyak hall yang pengen Velin ceritain ke Mama, tapi hiks.. Velin gak bisa cerita sekarang Ma" sambung Velin yang semakin terisak dengan bahu yang mulai ikut bergetar.

"Velin gak tau harus gimana Ma? Velin gak tau kenapa Papa jadi berubah kasar sama Velin" ucapnya sambil menghapus air mata yang terus mengalir deras "Velin selalu jujur, dan Papa tetep gak percaya sama Velin" sambungnya dengan nafas yang tidak beraturan akibat terus menangis.

*****

"SIALANN!!!" ucap Bagas emosi sambil menendang meja yang berada di depannya setelah membaca pesan dari Bi Arum, sontak para sahabatnya terkejut, begitupun dengan para siswa yang berada di dalam kelas Ipa XIa.

"Lo kenapa Gas? Bilang dong, jangan asal emosi gini?" tanya Nathan yang terkejut dengan kelakuan Bagas, Bagas tidak menjawab, Ia langsung keluar kelas begitu saja dengan wajah yang memerah padam.

"Bagas!! Lo kenapa Gas!!" teriak Hito namun Bagas tidak menoleh sedikitpun, Nathan pun langsung pergi menyusul Bagas lalu di ikuti oleh yang lainnya.

Semua anak yang berada di koridor langsung menyingkir ketika melihat Bagas yang berjalan dengan tergesa-gesa, banyak di antara mereka yang terdiam melihat ekspresi Bagas yang tidak seperti biasanya.
Tidak berselang lama, Bagas lalu berhenti di depan kelas Ipa XId.

"KELUAR LO ANJENG!!" teriak Bagas membuat semua siswa yang berada di kelas itu tersentak kaget.

"Ca.. cari siapa bang?" tanya seorang pria memberanikan diri untuk bertanya.

"Gebi.." jawabnya Dingin, membuat pria itu sulit untuk menelan salivahnya Sendiri.

"Gebi sama temen-temennya lagi di kantin Bang" ucap Siswa itu jujur, tanpa banyak bicara Bagas langsung pergi menuju ke arah kantin yang lumayan ramai karena sudah jam istirahat.

NATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang