35. Kangen

223 17 1
                                    

WELCOME TO AFFAHHH XIXIXI!

Biasakan untuk selalu MENEKAN TOMBOL BERLOGO BINTANG DI BAGIAN SISI KIRI KALIAN BESTIEEEE!

SELAMAT MEMBACA..!!!

Nathan berjalan dengan lesunya kearah sofa di ruang tamu rumahnya, lalu ia mendudukkan dirinya dengan kasar sambil melempar ponselnya kemeja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nathan berjalan dengan lesunya kearah sofa di ruang tamu rumahnya, lalu ia mendudukkan dirinya dengan kasar sambil melempar ponselnya kemeja. Nathan hanya terdiam tanpa banyak kata, ia sedang memikirkan keadaan Velin, apakah Velin baik-baik saja atau bagaimana, karena ia teringat dimana ia meninggalkan Velin yang sedang terlihat kesakitan di depan minimarket. Hal yang membuat Nathan semakin banyak pikiran Adalah siapa pria yang tiba-tiba menghampiri Velin dan membantu Velin, pikirannya sibuk bertanya-tanya tentang siapakah pria tersebut.

"Apa cowok itu kenal sama Queen?" batinnya bertanya-tanya sambil memandang kosong kearah ponselnya yang tergeletak di atas meja "Kalok iya, syukurlah..., gw takut Queen kenapa-kenapa" sambungnya didalam hati sambil menghela nafasnya dengan kasar.

"Queen.., Aku kangen, pengen ketemu, pengen kayak dulu lagi.." ucap Nathan pelan sambil menundukkan kepalanya.

"Ehmm! Gantengnya bunda kenapa nih?" tanya Sita tiba-tiba yang sudah terduduk anteng di sebelah Nathan yang entah sejak kapan Sita sudah berada di sebelahnya.

Nathan pun langsung tersentak kaget, lalu berdehem pelan dan menjawab "Nggak papa Bun, cuma lagi banyak pikiran aja".

Sita mengerutkan keningnya ketika mendengar jawaban dari Nathan "Kenapa malah nggak semangat gini? Mmm Athan lagi mikirin Evel kan?" tanya Sita dengan lembutnya.

"Nggak kok Bun" jawabnya sambil mengambil ponselnya.

Sita menghela nafasnya dengan kasar lalu melihat kearah anaknya yang berada disebelahnya "Jangan bohong, Bunda tau kalok kamu itu lagi mikirin Evel" katanya menjeda perkataannya, lalu melanjutkannya. "Ada masalah sama Evel hemmm?" lanjutnya bertanya sambil mengelus rambut Nathan dengan pelan.

Nathan hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan sang Bunda, ia bingung harus berkata apa pada Bundanya, bagaimana reaksi Sita ketika ia tau jika Nathan dan Velin sudah putus. Nathan benar-benar dibuat pusing oleh keadaan yang membuatnya merasa terpojokkan, namun suara dering ponselnya yang tiba-tiba berbunyi berhasil menyelamatkannya dari pertanyaan sang Bunda.

Drttttt...Drttttt...Drtttt..

"Bun, Athan pergi angkat telfon dulu yah" ucapnya lalu langsung pergi berlalu meninggalkan Sita yang masih setia terduduk di tempatnya.

Sita hanya terdiam melihat Nathan yang pergi menjauh untuk mengangkat telponnya. "Than.. Bunda harap kamu nggak ngecewain Bunda sama Ayah kamu" ungkapnya dengan nada pelan lalu langsung bangkit dari duduknya dan pergi kearah luar.

*****

Velin baru saja keluar dari ruangan dokter Jia setelah selesai bertemu dengan dokter Jia yang selalu ia panggil dengan sebutan 'Tante'. Dokter Jia menyuruhnya untuk segera kerumah sakit untuk bertemu dengannya karena ada hal penting yang harus mereka berdua bicarakan. Seusai bertemu dokter Jia, Velin langsung pergi dan berjalan menelusuri koridor rumah sakit yang lumayan ramai. Velin berjalan sambil terus mengingat-ingat ucapan Abang dan para sahabatnya itu yang terus saja memutar-mutar di otaknya dan terus saja terdengar di telinganya, pikiran Velin sedikit kacau karena ia sedang banyak pikiran, ia juga masih memikirkan Nathan orang yang pertama kali ia cintai di dunia ini.

NATHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang