Ara mempercepat langkahnya agar tidak menatap dzaka, pria itu benar-benar ingin dia cepat mati sepertinya, dia hampir kena serangan jantung karena dzaka menciumnya.
"Raaa lu kayak dikejar-kejar setan ajah sih! Jangan cepet-cepet woyy! Jalanan becek araaaa" seru dzaka yang tak digubris ara sedikitpun.
Mereka sampai dipasar dan ara segera mencari bahan-bahan yang diminta rey, hujan sudah mulai mereda namun awan masih sangat mendung di atas sana.
"Kalo gue mampir kerumah lo boleh?" Tanya dzaka, ara menggeleng cepat.
"Rumah gue sempit ga nerima tamu!" Cetus ara, dzaka terkekeh lalu sedikit mendorong kepala ara.
"Hehh" sewot ara spontan.
"Pelit banget sih lo! Pokoknya gue tetep mau kerumah lo titik no debat!"
"Enggak!"
Ponsel ara berdering membuat ara melupakan sejenak sewotnya pada dzaka.
"Iyah mas rey" ujar ara
" Ada ka alin sama si andi ra, beli bahan yang banyak sekalian orangnya nambah" ujar rey dari telpon, ara melirik dzaka yang sepertinya mendengar ucapan rey.
Jadi ara memberikan ponselnya pada dzaka dengan maksud agar pria itu meminta izin pada rey.
"Reyy temen gue yang ganteng, gue juga mampir kerumah lu yak hehe itung-itung silaturahmi temen lama" ujar dzaka girang,
" Eh lo ngapain sama adek gue anjeng? Jangan macem-macem lo dzak" dan rey malah berseru Sewot.
"Marah-marah mulu kerjaan lo dah, ini juga gua niatnya baek jagain dia! Suudzon mulu perasaan" seru dzaka balik, ara tertawa senang dan dzaka sempat meliriknya.
" Yaudahlah sekalian ajah tuh ajak temen-temen lu kerumah gua! Kita hajatan ajah sekalian tapi suruh pada bawa makanan juga dzak dari rumah" seru rey pasrah.
" Nahh gituh dong broo, nanti dah gua kabarin juan sama nathan asekk asekkk hajatannnnn" seru dzaka senang, dia memang suka melihat rey mencak-mencak begitu.
"Yaudah mba, ini sayur sopnya tiga bungkus, baksonya juga, terus teri kecil-kecil sekilo sama cabe campur sekilo" ujar ara pada si penjual.
"Nikah muda yah dek?" Tanya si penjual itu.
"Hah?" Ara menggeleng cepat.
"Doain ajah yah mba, niatnya sih setelah lulus sarjana" tiba-tiba dzaka menyahut asal sampai ara memukul lengannya dengan tidak pelan.
"Bego lu!" Umpat ara kesal.
"Aamiin " dan si ibu malah mengaminkan
"Haha diaminin ra sama mbaknya, anjassss nikah mudaa kita ra" dan dzaka malah jadi semangat meledek ara.
"Gilakk emang" Ara kembali berjalan mendahului dzaka, dia juga membeli beberapa tambahan lain seperti tempe lalapan timun dan tauge.
"Kenapa lu beli toge? Apa nyambungnya sama sayur sop?" Tanya dzaka
"Karena gue sama andi suka banget toge jadi gue beli buat kita berdua" jawab ara
"Gue juga suka kali"
"Ga peduli!"
"Anjirr!"
Ara tertawa meledek
"Udah yuk balik, entar kelamaan lagi" ajak ara, dzaka mengangguk dan mengikuti jalan gadis itu, ara menutup payungnya karena sudah tidak hujan dan dzaka mengambilnya dari tangan ara.
"Gue pegangin, bawaan lu banyak!" Ujar dzaka sebelum ara berseru, ara mengangguk.
"Lo jadi ajak ka juan?" Tanya ara yang sedikit menoleh karena dzaka tidak berjalan disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANK YOU KA
Teen FictionMampir yuk, kali ajah sukaa:) coba liat dulu yahhh kali ajah tertarik dan kalau sudah baca jangan lupa pencet vote nya yah, dan komentar jugaa Seseorang yang tanpa disadari selalu ada disetiap kisahnya, seseorang yang tak pernah disadari telah menga...