"kak, kalo lu yang ngomong ke ka dino ajah gimana? Gua gamau ngerasa ga enak sama ka dino, gamau juga ngejelasin ke mas rey yang pasti bakal nanya terus! Mau kan kalo lo ajah yang bilang ke ka dino?" Pinta ara takut-takut, pasalnya tadi siang keduanya sudah sepakat akan kesana bersama, namun sore ini ara sudah berubah pikiran begitu saja.
"Terus lo pulangnya sama siapa nanti ra?" Tanya dzaka.
"Sama lele ajah! Sekalian gua mau ngobrol banyak sama dia" jawab ara
"Lo harus hati-hati loh ra, kadang si leo suka tidak berperasaan "
"Yahh itu mah sama lo ajah kali! Sama gue baik-baik ajah tuh " cetus ara
"Yaudah deh, tapi nanti kabarin kalo lo udah sampe rumah yah"
"Iyah ka tenang ajah, byee" pamit ara yang segera meninggalkan parkiran motor dan pergi mencari Leo, dia dan leo memang sudah sepakat untuk pulang bareng, jadi Leo pasti menunggunya.
"Lee" panggil ara, leo menoleh dan tersenyum girang karena kehadiran ara, kegiatan bermain ponselnya langsung ia akhiri dan mengajak ara untuk naik ke atas motornya.
"Kok lu bawa motor sih?" Tanya ara bingung.
"Males gue bawa mobil, susah ngeluarinnya" jawab leo, ara mengangguk lalu naik keatas motor leo.
"Kalo makan bakso pinggir jalan enak ga yah?" Tawar ara
"Lo kalo mau bilang ajah gausah ngode, biar gue langsung cari nih" seru leo, ara terkekeh.
"Iyah gue mau, tapi lo yang bayarin yah le!" Sahut ara, leo mengangguk tenang dan segera mencari tukang bakso yang biasanya keliling dipinggir jalan.
"Hemmm enak banget aslii" puji ara pada bakso yang baru saja ia telan, leo mengangguk setuju.
"Makanya kita gaboleh mandang sepele apapun itu, nih buktinya ga harus mahal tapi udah worth it banget" ujar ara
"Yahh tergantung juga sih ra, kan ga semua bakso keliling rasanya sama" bantah leo
"Iya juga sih le, yaudahlah yang penting enak"
"Jadi lo kenapa ga kerja hari ini?" Tanya leo yang akhirnya memulai percakapan serius, karena awalnya ara memang berkata kalau tidak akan bekerja hari ini dan ingin pulang bersama leo, bagaimana mungkin hal seperti itu tidak menimbulkan pertanyaan, dia mau pulang bersama leo saja dia sudah bertanya-tanya.
"Udah resign huwaaaaaa" seru ara sedih yang disedih-sedihkan.
"Hehh seriusan lo? Jangan bercanda sama gue ra, takutnya gue reflek nampol kalo lu boong " seru leo
"Ngapain banget boong, nyapekin pikiran ajah" cetus ara.
"Apanya yang capek? Cuma boong doang" tanya leo heran.
"Yahh emang kalo boong ga mikir dulu? Pasti mikirlah le, makanya gue males boong soalnya males mikir" jelas ara.
"Ribet juga jadi elu yahh, yaudah gece ceritain alasannya "
"Ehhmmmm gue cuma disuruh abang gue" jawab ara
"Yaudah bagus, gua juga gasuka liat lu kerja ra! Soalnya tugas lu jadi sering telat dikasih karena kalo malem lo sering kecapekan" setuju leo, ara jadi berfikir kalau hal itu memang benar adanya, walaupun tidak pernah sampai tidak mengerjakan tugas tapi ara selalu telat mengumpulkannya karena seringkali kelelahan.
"Gitu yah?" Tanya ara memastikan, leo hanya mengangguk sambil terus menghabiskan baksonya.
"Yang paling enak dan bener jadi elu sih, gausah kerja, ga mikirin apa-apa lagi karena semuanya udah terpenuhi, apalah daya gue yang hanya sebongkah sampah pempes"
KAMU SEDANG MEMBACA
THANK YOU KA
Teen FictionMampir yuk, kali ajah sukaa:) coba liat dulu yahhh kali ajah tertarik dan kalau sudah baca jangan lupa pencet vote nya yah, dan komentar jugaa Seseorang yang tanpa disadari selalu ada disetiap kisahnya, seseorang yang tak pernah disadari telah menga...