"mas rey, insyaalloh sekitar dua bulan lagi kita udah bisa bayar utangnya mas rey nih! Jadi udah ga ada beban pikiran lagi" ujar ayah dimeja makan,
tempat untuk berbicara banyak memang hanya saat makan. Kalau sudah selesai makan pasti semuanya berada dikamar masing-masing , jadi ayah memanfaatkan waktu untuk membicarakan banyak hal jika sedang makan bersama.
"Jangan ngutang lagi yah Rey! Kasian ara jajannya kurang" kata marcel
"Iyahh tenang ajah! Waktu itu juga gua terpaksa kali bang" cetus rey
"Enak ajah abang! Sekarang kan ara ada yang jajanin wekk" ledek ara
"Iyah deh tau yang pacaran sama budak prikk" sindir rey, ara jelas menatap sewot rey.
"Ehhh enak ajahhh! Tapi emang bener sihh, yaudahlah gapapa yang penting gue cinta" seru ara
"Kamu pacaran sama aa bandung itu neng?" Tanya ayah, ara mengangguk malu.
"Bukannya ara udah pernah cerita yah ke ayah?" Tanya ara mengingatkan.
"Kayaknya ayah lupa, tau sendiri ayah mu ini udah berumur banget neng" jawab ayah
"Tapi menurut ayah, gimana soal dzaka yah? Cocok ga jadi pacar ara?" Tanya rey pada ayah.
"Cocok ajah ayah mah! Asal si ara bahagia ayah juga seneng, abang sama mas rey jugakan?" Tanya balik ayah.
"Abang sihh oke ajah!" Jawab marcel, rey malah menggeleng.
"Gimana yahh? Masalahnya rey masih punya dendam kesumat sama tuh anak" seru rey.
"Yaudah sih maapin!" Celetuk ara
"Lu pikir gampang apah!"
"Gabaik nyimpen dendam mas rey" balas ara.
"Hehh kok ribut? Mungkin si eneng pacaran sama dzaka biar mas rey baikan ama dzaka kali, gituh ajah ribut" seru ayah menengahi.
"Yaudah dah udah pacaran juga!"
"Makanya punya pacar juga dong! Biar ga sensi terus tuhh" sindir ara, rey terbelalak
"Maksud lo apaaa HAH?"
"Rey udah ih! Abang juga jomblo biasa ajah" marcel mencoba untuk menenangkan rey.
"Setidaknya lo pernah pacaran bang"
"Ayah juga jomblo kok" sahut ayah, keadaan hening, ketiga anak ayah langsung menatap ayah heran.
"Ayah mah bukan jomblo, duda kali" ralat ara sambil cengengesan.
Rey dan marcel sontak tertawa, apalagi marcel yang sudah terbahak-bahak.
"Bener sih neng!"
THX
"Araaa, araaa, sauraaa, araaa, sauraaa naizla syahdaaaaaa"
Siapa yang tidak langsung keluar kalau orang memanggil tanpa henti seperti itu, ara keluar rumah dengan sepatu ditangannya sudah siap menyumpal mulut andi yang tak berhenti menyebut namanya.
"Berisik WOYYYYY" seru ara kesal
"Lagian lu nya budek WOYYYY" seru balik andi yang tak kalah ngegas
"Mau ngapain? Gapunya receh gua udah pergi sana pergiiii" usir ara kesal.
"Heh heh gua bukan pengamen anjirrr! Ayo berangkat bareng gue, cepetannn!" Ajak andi tidak lembut, ara menoleh cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANK YOU KA
Ficção AdolescenteMampir yuk, kali ajah sukaa:) coba liat dulu yahhh kali ajah tertarik dan kalau sudah baca jangan lupa pencet vote nya yah, dan komentar jugaa Seseorang yang tanpa disadari selalu ada disetiap kisahnya, seseorang yang tak pernah disadari telah menga...