"oi ka dinoo" sapa ara dari balik pintu masuk, dini menoleh dan terkekeh.
"Ngapain? Mau kerja?" Tanya dino
"Nyapa ajah ka, harinya cerah soalnya! Gua duluan yahhh" pamit ara melambaikan tangan lalu pergi.
"Haha kok gue salting yah?" Dino mengusap rambutnya sambil menggeleng
Ara berjalan menuju kampus yang sudah dekat, namun dia malah diganggu suara klakson dari belakang.
"Hallooo bestiiii" sapa leoo
"Idih gaya banget lo pake mobil! Cakep lagi" seru ara.
"Mau naik ga?" Tawar leo, ara menggeleng
"Kalo mau lu yang ikut gua jalan" saran ara
"Yahh kalo bisa juga gue ikut lu! Yaudah gua tunggu diparkiran yak"
"Ga lewat! Udah dikelas ajah ribet deh" Cetus ara kesal.
"Dih yaudahhh fine" leo menutup kaca mobil dan pergi meninggalkan ara.
Ara menghentikan langkahnya saat mendeteksi keberadaan andi yang sedang makan bubur ayam, dia sangat mengenal kemeja kotak-kotak merah kumal itu.
"Andii halooo" sapa ara dengan senyuman penuh.
"Kok lu ngampus jam segini? Kata lu jam 9?" Tanya andi bingung, ara mendecak kesal
"Kemaren gue salah mencet, seharusnya angka 8 malah angka 9 hehe!" Jawab ara, andi mengangguk dan kembali melahap buburnya.
"Enak banget sih! Coba dong" pinta ara
"Kalo mau mesen ajah gua traktir" suruh andi, ara menolak.
"Bagi dikit pelit banget sihhh! Dikit doanggg ndiiii" rengek ara, andi pasrah dan menyendokkan buburnya
"Ayamnya dong" pinta ara, andi mengabulkannya
"Kerupuknya juga" pinta ara lagi, dan andi mengabulkannya.
"Ususnya tuh jugaaa"
"Ga mangkok nya ajah sekalian? Yahhh mana muattt kalo lu mau semuanya malihhh?" Seru andi, ara tertawa
"Okeh okeh aaaaa" ara mangap dan langsung disuapi andi.
"Katanya mau nraktir gue di simpangan? Kapan tuh? Apa cuma bullshit ajah nih sodara ara?" Tanya andi
"Hehe oh iyaaa gua lupa ndi, tar deh malming yak sama lele sekalian" jawab ara yang diangguki andi.
"Eh ada yang makan bubur nihh.... Ikut dongg" seru dzaka yang sudah duduk dihadapan mereka.
"Udah mau selesai bang" ujar andi
"Yaudah sama adik manis ajah" dzaka menatap ara berharap.
"Gue udah nyarap, kenyang!" Tolak ara
"Yahh yaudahlah balik lagi" dzaka berdiri dari duduknya dan menarik tali sepatu ara sebelum pergi.
"Dzakaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak ara yang mungkin terdengar oleh satu fakultas, ara tentu mengejar pria laknat itu sampai lupa kalau tali sepatunya harus diurus lebih dulu sebelum mengejar oknum laknat itu.
Otomatis ara menginjak tali sepatunya sendiri dan jatuh menghambur ke lantai yang dingin. Rasanya memang sakit, tapi dia lebih menanggung malu saat ini.
"Akh, shit banget pagi-pagi ketemu dzaka!" dengus ara yang segera mengikat tali sepatunya.
"Aduhhh bokong gueeeeee, dzakaaaaa enyah ajah lo dari mukaa bumiiii" seru ara kesal, ia melanjutkan langkahnya sambil tertunduk malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANK YOU KA
Fiksi RemajaMampir yuk, kali ajah sukaa:) coba liat dulu yahhh kali ajah tertarik dan kalau sudah baca jangan lupa pencet vote nya yah, dan komentar jugaa Seseorang yang tanpa disadari selalu ada disetiap kisahnya, seseorang yang tak pernah disadari telah menga...