38. persiapan ujian

6 1 0
                                    

Di pertengahan bulan November ini para mahasiswa harus sudah mulai belajar untuk ujian, para dosen juga sudah memberikan materi-materi yang mungkin akan keluar saat ujian, di saat-saat ini banyak mahasiswa yang mengalami stress karena pelajaran yang belum mereka kuasai. Tak terkecuali ara yang terkenal pintar dia juga sama pusing dan stresnya seperti mahasiswa pada umumnya, namun yang ia tahu stress itu akan hilang jika kita sudah belajar semampu kita.

"Dosen kamu udah mulai ngasih materi ujian belum ra?" Tanya dzaka sambil menatap ara yang sedang asik mengunyah piscok lumer pemberiannya.

"Udah, sama rangkuman-rangkuman gituh, duhh ngeri banget nih kalo udah mau ujian, takut ga sanggup" curhat ara, dzaka tersenyum sambil mengusap rambut ara.

"Kalo ga sanggup tolong angkatkan tangan, biar bisa disemangatin" ujar dzaka yang selalu berhasil membuat jantung ara berdebar tak semestinya.

"Oke boss" seru ara semangat

"Belajar di perpustakaan mau ga? Bareng yang lain juga, tadi sih si nathan ama juan ngajakin! Aku takut bosen kalo ga ada kamu ra, ikut yahh pliss" pinta dzaka

"Kalo ada aku yang ada ka dzaka gombal mulu, mana bisa bukunya dilirik" cetus ara, dzaka menggaruk kepalanya bingung, hal itu memang sudah tidak bisa dielak lagi.

"Janji deh aku belajar, temenin yahh pliss biar aku makin semangat " pinta dzaka lagi, ara tampak sedikit berfikir.

"Ajak leo sama andi gimana? Soalnya udah janji duluan sama mereka" saran ara

"Boleh ajak ajah, asal jangan ajak mas lo!" Jawab dzaka

"Mana ada mas rey mau pergi ke perpustakaan! Katanya dia kalo nyium bau buku mau muntah"

"Haha lebay amat kaka ipar" celetuk dzaka yang lalu melirik ara untuk melihat reaksinya, ara hanya mengulum senyum karena malu.

"Abis ujian jadi mau jalan-jalan?" Tanya dzaka, ara jelas excited membahas hal ini, dia langsung mengangguk semangat.

"Ayoo ayoo plisss, ayo ke pantai! Pengen bangettttt" seru ara senang, dzaka mengangguk

"Gampang itu, nanti aku rencanakan dulu sama yang lain yah"

"Lahh aku jugalahh"

"Enggak, kamu bagian siap jadi ajah, sama berpendapat! Gausah mikir-mikir yang lain, mikirin pelajaran sama aku ajah udah lebih dari cukup" tolak dzaka yang sekalian menggombal.

"Anjirrrr ka dzakaaa"

"Hahahahaha itu ihh piscoknya sawan denger kamu teriak kayak tarzan" seru dzaka sambil terkekeh.

"Sembarangan!" Cetus ara yang kembali melanjutkan makan piscok lumer walau sedikit kesal.

"Ra, belajar secukupnya yah! Jangan sampe dijadiin beban, jangan sampe sakit lagiiiii! Pokoknya kalo kamu ujian kali ini ga sakit aku kasih apa aja deh terserah" dzaka mengingatkan ara, dia memang selalu sakit beberapa hari sebelum ujian, karena dia sering lupa waktu kalau sudah bersama buku dan jadi kurang istirahat.

"Kok tau?" Tanya ara pura-pura bingung.

"Apasih yang ga dzaka tauu, apalagi soal kamu"

"Alahhhh bucin muluuuu jantung gua olahraga mulu dahhh" gerutu ara kesal.

"Hahaha abisnya lucukkk banget kalo abis digombalinnn" seru dzaka gemas.

"Udah ah, pokoknya nanti ketemu di perpustakaan yah ka! Kabarin ajah aku masih banyak urusan " ara berdiri dari duduknya dan membuang tempat piscok lumer yang sudah tandas isinya ke tempat sampah didekatnya.

"Ih mau kemana? Ga mau makan siang dulu? Ayam geprek yukk, apa ayam rempah? Ayam serundeng deh! Ohh ayam kriuk enak ra" seakan-akan menahan ara untuk pergi dzaka mengajaknya untuk makan siang.

THANK YOU KATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang