07

43K 3.6K 33
                                    

Belum bucin udah ada pelakor aja😌 part kedepan udah mulai bucin uwu tipis-tipis Kaisar nih

Setelah pesta teh yang melelahkan dan menguras emosi, Axinella memilih untuk rebahan dan mengurung diri menenangkan pikiran yang sejak tadi memberontak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pesta teh yang melelahkan dan menguras emosi, Axinella memilih untuk rebahan dan mengurung diri menenangkan pikiran yang sejak tadi memberontak.

Xavier beberapa bulan ini pergi dari Kekaisaran untuk menghabiskan masa tua dengan berpetualangan entah kemana. Lalu ia setelah mengajukan cerai akan pergi kemana dan membawa apa? Axinella harus bergerak cepat.

Jadi ia mulai menyiapkan diri untuk menemui Rodolfo. Gadis itu dengan langkah lebar dan tanpa basa-basi menendang daun pintu ruang kerja Rodolfo hingga pria itu tersentak.

"Aku mau cerai."

Pria itu menyerngitkan keningnya bingung. Gadis itu nampak sangat kesal dan berdecak duduk dihadapannya dengan mengangkat sebelah kakinya seperti makan di warteg.

"Coba katakan dengan jelas. Kenapa kau tiba-tiba mengajukan cerai. Apa kebutuhanmu kurang? Perlu sesuatu?"

"KAU BAJ*NGAN ! ANJ*NG! Lelaki kampret! Lelaki kardus! Lelaki brengs*k! Lelaki mencr*t" Dengan nada berlagu.

"Apa yang salah? Aku tidak mengganggumu hari ini."

"Kau sengaja memintaku mengundang putri Mahkota Rosella karena kau tertarik ingin menjadikan dia selir?! Anj*ng lo!" Kali ini umpatan khas bahasa anak metropolitan membuat Rodolfo semakin kebingungan.

"Siapa yang bilang?"

"Halah tai! Pokoknya aku mau cerai. CERAI! Titik. Aku tak sudi apa yang sudah menjadi milikku harus kubagi dengan orang lain."

Mendengar ucapan Axinella membuat bibir Rodolfo menyeringai menatap gadis itu yang tengah cemberut.

"Cemburu heh?"

"Cemburu pala bapak kao! Pokoknya aku mau cerai hari ini juga. Dan kau bisa bebas mengangkat kekasihmu itu menjadi Permaisuri dan kalian bisa hidup bahagia bersama anak-anakmu sebanyak penonton gladiator." Pria itu hanya mendengus geli lalu berdiri di hadapan Axinella.

Tubuhnya yang tinggi tegap membuat gadis itu terlihat mungil dengan kepala yang mendongak. Hingga sosok yang paling ditakuti dan disegani semua orang berlutut dihadapan gadis jelmaan simpanse yang sialnya begitu menggemaskan.

"Dengar, aku tidak akan menduakanmu. Hanya kau yang kubutuhkan dan itu lebih dari cukup. Tidak ada kata cerai bahkan kau harus tetap bersamaku sampai nafas terakhir."

Axinella menatap Rodolfo dengan horor. Apa maksudnya laki-laki ini benar akan jadi malaikat mautnya? Axinella bertekad akan melatih kemampuan bela dirinya lagi. Namun Rodolfo segera bangkit dan menepuk kepalanya pelan.

"Aku harus menyelesaikan salah paham ini. Aku akan mengurus orang yang membuatmu melontarkan kalimat cerai itu."

Apa mata Axinella kelilipan? Pria itu sempat menyunggingkan senyum hangat kepadanya. Sungguh? Pria itu tersenyum?

180 Degrees (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang